BPS (Badan Pusat Statistik) mempublikasikan Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sebesar 70,69 pada skala 0-100.

Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks menunjukan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukan tingkat kehidupan penduduk yang tidak bahagia.

Indeks Kebahagiaan Indonesia disusun oleh tiga dimensi, yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction), Perasaan (Affect), dan Makna Hidup (Eudaimonia).

Untuk memahami lebih jauh dan membandingkan antar karakteristik dengan tiga dimensi tersebut, maka Indeks Kebahagian Indonesia disajikan menurut beberapa karakteristik yaitu klasifikasi wilayah yang mencakup perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Karakteristik lainnya meliputi jenis kelamin, status perkawinan dan kelompok umur.

Maluku Utara provinsi paling bahagia

Ini provinsi di Indonesia yang paling & tidak bahagia tahun 2017

Kota Ternate (Pixabay.com/djoeyvino)

Provinsi Maluku Utara menjadi provinsi berpredikat terbahagia dengan skor sebesar 75,68. Dibawah Maluku Utara mengikuti Provinsi Maluku (73,77) dan Sulawesi utara (73,69). Ketiga provinsi tersebut memiliki skor indeks diatas rata-rata nasional.

Menurut Mimin Dwi Hartono, Staf Senior Komnas HAM melalui Kompas.com, tingginya indeks kebahagiaan di Maluku Utara dan Maluku karena ditopang oleh adanya hubungan sosial yang baik dan harmonis. Rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi di kedua wilayah itu telah berdampak pada perasaan bahagia penduduknya.

Sedangkan dari kacamata Amartya Sen, Ekonom peraih Nobel Bidang Ekonomi yang saat ini mengajar di Harvard University, masyarakat Maluku Utara dan Maluku secara kolektif merasakan dan menikmati rasa aman di lingkungannya, saling menjaga dan peduli satu dengan lain.

Provinsi Papua paling tidak bahagia

Ini provinsi di Indonesia yang paling & tidak bahagia tahun 2017

Raja Ampat (Pixabay.com/Ady_Fauzan)

Sedangkan Provinsi Papua menempati peringkat terendah atau paling tidak bahagia dengan skor 67,52. Dan provinsi peringkat dua dan tiga dari bawah ditempati oleh Provinsi Sumatera Utara (68,41) dan Nusa Tenggara Timur (68,48).

Dikutip dari kbr.id, kepala BPS, Suhariyanto mengatakan ada banyak faktor kesejahteraan yang mempengaruhi ketidakbahagiaan masyarakat Papua. Ketidakbahagiaan masyarakat Papua terutama tampak dari indeks kepuasan hidup personalnya yang rendah. Kategori ini meliputi tingkat pendidikan dan keterampilan personal, kualitas rumah, tingkat pendapatan, pekerjaan, serta kesehatan.

Sementara secara hidup sosial, masyarakat Papua masih menunjukan kepuasan yang cukup tinggi, namun kepuasan sosial itu tidak tercermin dalam aspek perasaan yang meliputi rasa aman, perasaan senang, dan tidak tertekan.