Puisi memiliki arti sebagai aktivitas bahasa yang menggunakan kata, frasa, kalimat, dan paragraf secara khas. Khas yang dimaksud adalah adanya penggunaan nilai seni kata dan bahasa, seperti majas, diksi, kamus bahasa, dan semua pengetahuan sastra di dalam kebahasaan.

Karya kreatif puisi menurut berbagai jenis tampilan puisi atau maksud dari makna dan tujuan puisi mempunyai empat jangkauan maksud puisi, yaitu puisi sebagai sosok pribadi, puisi sebagai sosok kata, puisi sebagai penciptaan utuh, dan puisi sebagai alat komunikasi publik dengan pembaca.

Perbedaan jangkauan maksud puisi tersebut terletak pada titik keterkaitan objek atau dunia puitik yang ditampilkan dengan sarana kata atau bahasa, yakni keterkaitan puisi dengan penyair, keterkaitan puisi dengan objek puisi, keterkaitan puisi dengan realitas, dan keterkaitan puisi dengan audiens.

1. Keterkaitan puisi dengan penyair berarti bagaimana karya puisi tersebut menempatkan penyair di dalam sajian mereka (puisi).

Biasanya jangkauan kreatif puisi ini bisa dilihat dari penggunaan kata subjek atau kata keterangan di dalam tampilan sebuah puisinya. Contoh, "Cinta ku kepadamu", artinya si penyair bersikap sebagai orang pertama atau si subjek di dalam puisi tersebut.

2. Keterkaitan puisi dengan objek puisi.

Artinya bagaimana si puisi berada di dalam sebuah objek puisi. Contoh kalimat puisinya seperti, "Sangatlah sempurna, sehingga kata atau bahasa cantik pun seakan menjadi percuma". Si puisi berperan sebagai tokoh utama di dalam kalimat puisi tersebut.

3. Keterkaitan puisi dengan realitas.

Ini berarti bagaimana si puisi memiliki hubungan dengan keadaan yang sesungguhnya. Seperti contohnya, "Mereka masih sekali, beraroma minyak telon, namun tidak akan terpengaruhi oleh omong - omong,". Ini artinya si puisi berperan sebagai pencerita atau yang menceritakan keadaan nyata dari lingkungan yang dia jumpai.

4. Keterkaitan puisi dengan audiens.

Artinya bagaimana si puisi berperan dengan pembacanya. Seperti contoh, "Meski kau akan bosan, jari - jari ku, tetap menulis dan mengagumkan". Ini artinya si puisi mengatakan ekspresi dirinya tentang pendapat pembaca, atau orang si "Kau" itu, yang mungkin akan bosan terhadap karya sastra dan puisinya. Atau terhadap hubungan mereka secara pribadi yang tersirat di dalam kalimat puisi tersebut, namun si puisi tetap bersemangat untuk menulis dengan mengagumkan.