Saat siang hari, kita sudah biasa melihat matahari yang bersinar dengan terangnya. Ketika malam tiba, muncul bulan beserta bintang yang bertaburan menghiasi langit gelap. Tapi, bagaimana dengan objek-objek langit lainnya yang tak setiap hari bisa kita lihat? Mungkin kita sudah sering menyaksikan yang namanya meteor atau komet, bagaimana dengan asteroid ataupun meteoroid? Tentu kita butuh teropong khusus untuk melihat benda-benda luar angkasa tersebut dengan jelas. Terus, masih ingat gak, apa itu meteorit?

Sebagai penghuni Planet Bumi, kita pun perlu mengenal benda-benda luar angkasa seperti asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit. Dengan begitu, kita pun jadi menyadari bahwa alam semesta ini begitu luasnya. Tapi, sudah tahu belum, apa perbedaan dari semua objek langit di atas? Lebih jelasnya, ini perbedaan antara asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit.

1. Asteroid.

Ini perbedaan antara asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit

Bentuk asteroid yang berada di luar angkasa (foto: pixabay/Imencos)

Asteroid atau disebut juga planetoid adalah benda luar angkasa yang berukuran lebih kecil dari planet. Asteroid berkumpul dalam jumlah banyak pada tempat bernama sabuk asteroid yang berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter. Tapi, ada juga asteroid yang berada dekat Bumi.

Berdasarkan posisi dan jenis materialnya, asteroid memiliki empat klasifikasi yang dilansir dari infoastronomy.org,yaitu:

Kelas C, merupakan asteroid yang beredar di luar orbit Bumi. Jenis ini disebut asteroid Apollo bercirikan warna gelap dengan material intinya adalah karbon.

Kelas D, disebut sebagai asteroid Troya. Jenis ini juga bermaterial utama karbon dengan warna gelap. Asteroid Troya berada di lintasan yang bersebelahan dengan planet Mars dan Jupiter. Asteroid ini juga ada di orbit Planet Neptunus.

Kelas S, asteroid jenis ini bernama Aten. Posisinya berada di orbit Bumi dengan material terdiri dari besi dan batuan.

Kelas V, adalah asteroid yang berada paling jauh tepatnya di lintasan planet Jupiter dan Uranus. Material asteroid jenis ini adalah batuan beku.

Dalam sejarah astronomi, Asteroid Ceres merupakan yang pertama kali ditemukan pada tahun 1801 oleh seorang astronim bernama Giuseppe Piazzi. Hingga kini, sudah ratusan ribu asteroid ditemukan, berjumlah sekitar 5000 tiap bulannya. Asteroid dengan diameter 1 kilometer pada sistem Tata Surya berjumlah sekitar 1.1 hingga 1.9 juta. Ceres merupakan yang terbesar dengan diameter 950 1000 km. Selain Ceres, asteroid yang terbesar selanjutnya yaitu Vesta, Pallas, dan Hygiea yang semuanya berada di lintasan sabuk asteroid (main asteroid belt).

2. Komet.

Ini perbedaan antara asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit

Komet dengan kepala dan ekor yang tampak bercahaya (foto: pixabay/Buddy_Nath)

Komet merupakan benda luar angkasa dengan material gas (karbon dioksida, air, metana) dan debu batuan padat yang membentuk es. Beredar mengitari matahari, orbit atau lintasannya berbentuk lonjong. Dalam sekali beredar mengitari matahari, beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk melakukannya.

Komet yang jumlahnya hingga triliunan berasal dari Awan Oort yang berada di bagian luar sistem tata surya. Komet yang mengorbit dalam waktu lebih singkat berasal dari Sabuk Kuiper, letaknya lebih dekat ke tata surya dalam dibanding Awan Oot.

Awan Oot mengalami gangguan gravitasi dari bintang yang berada di dekat Matahari, menjadikannya tidak seimbang hingga menyebabkan beberapa komet mendekat menuju matahari. Saat mendekati Matahari, sebagian material komet menguap dan terlempar dari permukaan inti sehingga membentuk kepala dan ekor.

Diameter inti komet (nukleus) yang terbesar berukuran sekitar 10 kilometer. Selain ekor komet yang berbahan debu, terdapat juga ekor ion. Ekor ion ini berasal dari proses ionisasi gas ketika komet berinteraksi dengan angin matahari, panjangnya mencapai hingga 100 juta kilometer.

Ekor komet selalu menjauhi matahari akibat dari terpaan angin matahari yang mengenai awan gas yang melingkupi komet sehingga ekornya terbentang ke belakang. Tidak hanya satu, ada juga komet yang punya dua ekor atau lebih.

Beberapa nama komet yang terkenal seperti Komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali, terakhir tampak pada tahun 1986 dan diperkirakan akan muncul lagi pada tahun 2061. Selain Halley, ada juga Komet West, Komet Encke yang muncul setiap tiga tahun sekali, Komet Hale-Bopp, dan Komet Hyakutake.

Kemunculan komet sangat penting perannya karena dianggap sebagai satu-satunya benda tersisa dari bahan asli tata surya yang terbentuk 5 miliar tahun lalu. Hal ini bisa jadi bahan penelitian oleh NASA. Komet memiliki bagian-bagian yaitu inti, koma, awan hidrogen, dan ekor.

Inti komet, berbahan padat dengan diameter beberapa kilometer, terbentuk dari dari hasil penguapan bahan es yang berubah jadi gas.

Koma, daerah kabut yang mirip tabir di sekitar inti komet.

Awan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma di sekitar inti dan berdiameter 20 juta kilometer.

Ekor, gas bercahaya saat komet melintas dekat matahari.

Jenis komet berdasar panjang dan bentuk orbitnya ada dua:

Komet berekor panjang, memiliki garis lintasan yang sangat jauh melewati daerah dingin dan menyerap gas-gas di sana. Saat mendekat dengan matahari, komet melepaskan gas yang membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contoh komet jenis ini adalah Komet Halley yang mendekati matahari setiap 76 tahun sekali, dan Komet Kohoutek setiap 75 ribu tahun sekali.

Komet berekor pendek, garis lintasan yang dilaluinya sangat pendek dan tidak menyerap gas di daerah yang dilewatinya. Saat melintas dekat matahari, komet ini melepaskan gas sangat sedikit, hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek. Contohnya adalah Komet Encke yang melintas dekat matahari setiap 3 tahun sekali.

3. Meteoroid.

Meteoroid adalah sebuah benda padat yang berada/bergerak dalam ruang antar planet, ukuran lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari sebuah atom atau molekul, definisi dari Persatuan Astronomi Internasional di sidang umum IX tahun 1961 yang dilansir dari infoastronomy.org.

Meteoroid berbahan partikel kecil yang berasal dari sisa-sisa debu (debris) asteroid ataupun komet selama perjalanan mereka mengelilingi matahari. Meteoroid melayang di luar angkasa tapi tidak mengelilingi Matahari. Saat planet Bumi melintas di jalur yang sama setelahnya dengan jutaan debris, sisa-sisa debu tersebut akan ditarik oleh gravitasi Bumi. Meteoroid memasuki lapisan atmosfer bumi dengan kecepatan 70 kilometer/detik dan muncul hanya beberapa detik sebelum akhirnya menghilang.

4. Meteor.

Ini perbedaan antara asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit

Meteor yang bercahaya tampak dari kejauhan (foto: pixabay/OpenClipart-Vectors)

Meteor atau biasa orang menyebutnya sebagai bintang jatuh, merupakan meteoroid yang terbakar saat masuk ke atmosfer Bumi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, meteoroid yang terbakar ini berisi partikel debu bersumber dari komet atau asteroid.

Saat memasuki atmosfer planet, meteoroid jadi panas oleh tekanan ram dan menguap hingga seluruh atau sebagian gas-gas di sepanjang orbitnya akan terionisasi dan jejaknya mengeluarkan cahaya. Proses atau peristiwa inilah yang disebut meteor. Bolide adalah sebutan untuk meteor yang tampak sangat terang.

5. Meteorit.

Ini perbedaan antara asteroid, komet, meteoroid, meteor, dan meteorit

Salah satu meteorit yang ditemukan dengan ukuran yang cukup besar (foto: pixabay/Peter Jupke)

Ketika meteoroid berukuran besar masuk ke atmosfer Bumi, sebagiannya terbakar dan sebagian lagi masih bersisa. Benda langit yang satu ini berasal dari bagian meteoroid yang tidak habis terbakar dan berhasil sampai ke permukaan Bumi, disebut meteorit.

Kalau penasaran, kalian bisa melihat meteorit di Museum Geologi Bandung. Benda luar angkasa besar yang menabrak Bumi dapat membentuk kawah tabrakan (impact crater) di permukaan bumi, contohnya seperti kawah meteor di Arizona, Amerika Serikat.