Pada awal pandemi Covid-19, para peneliti menemukan bukti awal yang menunjukkan bahwa golongan darah sesorang mungkin menjadi faktor penting risiko terpapar virus SARS-COV-2.

Namun selama beberapa bulan terakhir, setelah terjadi penambahan masif kasus konfirmasi positif Covid-19, para peneliti melaporkan hubungan yang jauh lebih lemah antara golongan darah dan tingkat infeksi Covid-19. Bagaimana hasil lengkapnya? Yuk simak fakta berikut.

Penggolongan darah dimulai sejak 1901.

Golongan darah dan Covid-19, ini kata penelitian terbaru

Berdasarkan golongan darahnya manusia terbagi menjadi 4 kelompok golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan golongan darah ditemukan pada tahun 1901 oleh ahli imunologi dan patologi asal Austria Dr. Karl Landsteiner, yang kemudian memenangkan Nobel Prize atas karyanya tersebut.

Golongan darah dan transfusi darah.

Golongan darah dan Covid-19, ini kata penelitian terbaru

Pada umumnya golongan darah tidak memiliki dampak luas pada kehidupan sehari-hari kecuali saat kita membutuhkan atau akan melakukan transfusi darah. Sebelum ditemukan golongan darah, transfusi darah menjadi sebuah prosedur medis yang berisiko tinggi. Dr James Blundell asal London pada 1800-an memberikan transfusi darah kepada 10 pasiennya, dan hanya setengah yang selamat. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa ahli melalui penelitiannya menghubungkan golongan darah dengan beberapa variabel lain seperti stres, diet, olahraga, hingga risiko mengalami suatu penyakit.

Sebelumnya golongan darah A dianggap lebih berisiko terinfeksi SARS-COV-2.

Golongan darah dan Covid-19, ini kata penelitian terbaru

Sebelumnya pada Maret 2020 dalam laporan awal Relationship between the ABO Blood Group and the Covid-19 Susceptibilityyang membandingkan distribusi golongan darah ABO pada 2.173 pasien yang dikonfirmasi Covid-19 dari tiga rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen, Cina dengan yang pada orang normal dari daerah yang sesuai menunjukkan bahwa golongan darah A dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan golongan darah non-A, sedangkan golongan darah O dikaitkan dengan risiko infeksi yang lebih rendah dibandingkan dengan golongan darah non-O.

Temuan terbaru yang berbeda.

Golongan darah dan Covid-19, ini kata penelitian terbaru

Namun para peneliti Harvard Medical School di Massachusetts General Hospital melalui penelitian terbaru mereka yang diterbitkan dalam Annals of Hematology melaporkan hasil yang cukup berbeda. Penelitian yang dilaksanakan pada 1.289 pasien dewasa yang bergejala dan positif Covid-19 di lima rumah sakit di wilayah Boston menunjukkan hasil yang menarik, yaitu adanya kemungkinan yang lebih besar terpapar Covid-19 bagi orang dengan golongan darah B dan AB yang memiliki tes Rh positif. Bahkan bukti yang lebih kuat dikumpulkan oleh tim bahwa orang yang bergejala dengan golongan darah O cenderung tidak positif.

Golongan darah tidak memiliki korelasi signifikan dengan tingkat keparahan.

Golongan darah dan Covid-19, ini kata penelitian terbaru

Namun para peneliti sepakat menyimpulkan bahwa golongan darah tidak memiliki korelasi dengan tingkat keparahan pasien Covid-19. Ulasan retrospektif yang besar tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara golongan darah dan tingkat keparahan penyakit, kebutuhan untuk rawat inap, kebutuhan untuk dilakukan intubasi, atau penanda inflamasi. Anahita Dua, seorang ahli bedah vaskular di Massachusetts General Hospital dan penulis senior studi tersebut menambahkan bahwa golongan darah bukanlah sesuatu yang dia pertimbangkan ketika menilai risiko yang dihadapi oleh pasien yang dites positif Covid-19.

Apa pun golongan darah kita tetap ingat gunakan masker saat keluar rumah, rajin cuci tangan dan tetap jaga physical distancing, ya.