"Bioskop Layar Tancap". Jika kamu pernah merasakan era Orde Baru mungkin kalimat itu dulu pernah terbaca atau didengar. Apa itu bioskop layar tancap?

Sederhananya, bioskop layar tancap adalah bioskop outdoor. Seperti halnya film yang selama ini dinikmati di dalam ruangan besar dengan layar lebar dan tata suara digital, bioskop layar tancap juga memiliki karakteristik sama. Yang membedakan adalah ruangannya karena bioskop layar tancap menggunakan ruang terbuka, luas dan lebar tanpa adanya atap dan dinding seperti bioskop konvensional masa kini. Layar dan pengeras suara berada di lokasi terbuka,open air, tidak ada sekat sama sekali.

Dulu, bioskop layar tancap ini merupakan salah satu sarana hiburan rakyat yang murah meriah. Tiketnya murah, pilihan judul film-filmnya juga merakyat.

Bioskop layar tancap memiliki pesona dan penggemar di awal-awal beroperasinya. Walau kemudian bisnis gedung bioskop mulai marak dan profesional sehingga seiring waktu orang lebih memilih nonton di gedung bioskop ketimbang nonton layar tancap di lapangan terbuka; yang sudah pasti bubar kalau hujan turun atau diserbu serangga malam yang mengganggu kenikmatan menonton film di layar lebar itu.

Drive-in movie theater, pilihan pengganti bioskop di masa pandemi

Layar Tancap (Sumber gambar: Merdeka.Com)

Bisnis bioskop layar tancap mungkin sudah mati di Indonesia. Namun di negara lain, bioskop outdoor masih eksis dan tidak kehilangan pelanggan. Gedung sinema atau bioskop regular bisa eksis bersama bioskop layar tancap ini. Lazimnya disebut drive-in movie theater. Bioskop layar tancap versi luar negeri masih jadi pilihan banyak orang untuk nonton bioskop walau rata-rata kebanyakan film yang diputar lebih sering berupa film lama alias rerun. Jarang sekali drive-in movie theatermemutar film terkini karena normalnya itu merupakan jatah gedung bioskop konvensional.

Yang membedakan bioskop layar tancap di Indonesia dengan drive-in movie theaterdi luar negeri (seperti Amerika Serikat, Jerman atau Korea Selatan) adalah model venue-nya. Di luar negeri, bioskop outdoor ini hanya mengakomodir mobil. Puluhan (atau bahkan ratusan, tergantung luas area bioskop) mobil akan berbaris rapi menghadap ke layar proyektor raksasa. Para penonton berada di dalam mobil masing-masing atau kadang duduk di atas kap mobil untuk menikmati tayangan film yang ada di depan mereka. Sementara di Indonesia, para penonton bioskop layar tancap duduk di atas tanah saat menikmati film yang diputar di layar.

Di era social distancingakibat wabah virus Corona saat ini, hampir semua negara sedang menutup gedung bioskop mereka. Hal wajar dan harus dilakukan agar potensi penyebaran virus hilang. Namun kondisi itu juga berdampak pada kondisi mental orang-orang yang terbiasa keluar jalan-jalan dan nonton film bioskop sebelum adanya wabah. Dan akibatnya, alternatif seperti drive-in movie theatermendadak jadi terlihat menarik, seperti yang terjadi di Jerman misalnya.

Seperti negara-negara lain, Jerman juga dalam situasi waspada dan lockdown mulai awal Maret 2020. Dalam situasi ini, drive-in movie theaterseperti Autokino Essen mendadak laris manis. Seperti yang terlihat saat 6 April kemarin, di mana mereka berhasil menjual tidak kurang dari 500 tiket nonton drive in.Film yang diputar adalah film komedi lama tahun 1991 berjudul Manta Manta.

Manajer Autokino Essen, Frank Peciak mengatakan: Tidak penting film apa yang kami putar karena orang-orang sebenarnya hanya ingin keluar dari rumah dan nonton film seperti yang biasa mereka lakukan sebelum adanya wabah.

Pemeriksa tiket mengikuti protokol keselamatan saat bekerja, seperti mengenakan sarung tangan dari balik jendela tertutup. Dan penonton juga dilarang keluar dari dalam mobil saat menikmati film yang diputar di Drive-In. Safety first merupakan yang utama dilakukan agar penyebaran virus dapat diminimalisir walau sedang menikmati hiburan massal seperti nonton film.

Situasi mirip juga terjadi di Korea Selatan. Drive-in movie theaterCine 80 yang berkapasitas 170 mobil juga jadi pilihan moviegoers yang saat ini tidak dapat mendatangi gedung bioskop akibat social distancing dan lockdown pemerintah setempat. Kenaikan pengunjung bisa mencapai 30% dari biasanya dengan film yang diputar seperti Judy(2019) dan The Turning(2020) yang ber-genre horor.

Sementara di Amerika Serikat kenaikan tidak begitu dirasakan. Drive-in movie theaterdi Amerika ada sekitar 320 lokasi namun yang tetap beroperasi selama masa pandemi Coronavirus seperti sekarang hanya 25-an saja. Dan itu pun hanya menayangkan film-film lama seperti biasa. Seperti negara-negara lain termasuk Indonesia, gedung-gedung bioskop di Amerika masih tertutup untuk beroperasi. Semua tentu gara-gara pandemi virus Corona yang masih jadi masalah besar dunia.

Drive-in movie theater, pilihan pengganti bioskop di masa pandemi

(Sumber gambar: LA Times)

Mari kita doakan semoga pandemi ini segera berakhir agar kehidupan dunia kembali normal seperti sebelumnya. Untuk itu selalu ikuti protokol keselamatan selama pandemi dan patuhi aturan-aturan yang ada demi keselamatan semua pihak. Saling membantu sesuai kemampuan kita. Oke?