Tolok ukur kecerdasan yang terjadi di era sekarang adalah jika anak mendapat nilai matematika 10 akan dibanggakan. Jadi ukuran kecerdasan adalah matematika atau nilai akademis yang diperoleh si anak. Kebanyakan anak dikatakan cerdas adalah anak yang pandai berhitung, tekun mengerjakan tugas, dan cepat dalam menghafal.

Paradigma di atas yang sudah menjadi ukuran di kehidupan masyarakat Indonesia seharusnya diubah karena kecerdasan itu berbeda-beda dan banyak macamnya. Mungkin ada salah satu anak yang bisa dikatakan 'kurang cerdas' karena tidak sepintar temannya di bidang matematika. Apakah bisa dikatakan anak tersebut bodoh dan tidak cerdas? Tentu tidak.

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bisa jadi salah satu anak tersebut tidak cerdas atau tidak pintar di bidang matematika, tetapi ia pintar dalam bidang lainnya.

Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Sedangkan pintar sendiri adalah kemampuan menyerap informasi. Informasi yang didapat dari mana saja yang dapat menghambatnya dalam mengambil keputusan. Karena banyaknya informasi yang didapat dan bisa membuat mereka bingung sehingga ia lebih lama untuk mempertimbangkan sebuah keputusan.

Biasanya, kecerdasan seseorang dilihat dari otaknya, yaitu dengan melihat bagaimana cara ia berpikir dan cara dia mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Cara ini memang cara yang paling sederhana dalam mengukur kecerdasan seseorang.

Kepintaran memiliki batasan. Misalnya pintar yang kebanyakan diukur dan banyak dihubungkan dengan nilai akademis, yaitu nilai matematika yang sempurna berarti anak tersebut adalah anak yang pintar, sehingga jika nilai matematika jelek adalah anak yang bodoh. Itu adalah bentuk keterbatasan dari kepintaran yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia yang menstandarkan kecerdasan dan kepintaran seseorang dari nilai akademis juga nilai matematika.

Kecerdasan tidak berarti memiliki IQ tinggi. Tetapi arti kecerdasan meliputi beberapa dimensi yang disebut dengan Multiple Intellegences di mana harus dikembangkan sejak dini, baik melalui proses pendidikan, proses belajar, atau stimulasi lainnya. Selain itu, asupan nutrisi yang baik untuk otak juga menjadi faktor penting bagi kecerdasan seseorang. Jika asupan nutrisi untuk otak tersuplai dan tercukupi dengan baik, maka otak dapat berkembang dengan maksimal dan tentunya sangat berpengaruh pada meningkatnya kecerdasan.

Banyak orang yang percaya bahwa orang yang memiliki IQ rendah adalah orang yang bodoh. Padahal nyatanya tak begitu karena mau bagaimanapun, kecerdasan manusia bermacam-macam dan banyak jenisnya, IQ hanyalah satu di antaranya. Jadi apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki manusia?

1. Kecerdasan logika-matematika.

Kecerdasan logika-matematika ialah kecerdasan dalam hal angka dan logika, yaitu kemampuan seseorang dalam berpikir dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang masuk akal. Ia suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para ilmuwan, akuntan, dan matematikawan.

2. Kecerdasan linguistik.

Kecerdasan lingustik adalah kecerdasan yang dimiliki manusia dalam mengolah kata. Biasanya orang-orang yang memiliki kecerdasan linguistik memiliki kosakata bahasa yang luas. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya gemar membaca, menulis, menyukai teka teki silang, pandai meyakinkan orang lain, dan berargumentasi dengan baik. Kecerdasan ini dimiliki oleh motivator, penulis, dan lainnya.

3. Kecerdasan visual-spasial.

Orang yang memiliki kecerdasan ini mempunyai tingkat kecerdasan yang mengacu pada gambar, bentuk, dan ruang. Orang dengan kemampuan ini dapat merekam dan mengingat apa yang dilihatnya dengan jelas dan detail. Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan melukis, desain, dan lainnya. Orang dengan kecerdasan ini memiliki tingkat seni yang tinggi. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh seniman.

4. Kecerdasan intrapersonal.

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan akan dirinya sendiri. Orang dengan kecerdasan ini mampu memahami perasaan orang lain dengan mudah dan dapat memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Kecerdasan ini dimiliki oleh psikolog.

5. Kecerdasan musikal.

Orang yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan yang baik dalam bermain musik, bernyanyi, memahami nada, dan menciptakan lagu. Biasanya orang dengan kecerdasan ini mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, dan dapat menguasai salah satu alat musik tertentu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para pemusik.

6. Kecerdasan interpersonal.

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan seseorang untuk mengerti maksud dan perasaan orang lain. Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, watak, dan temperamen orang lain.

7. Kecerdasan kinestetik.

Kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kecerdasan menyelaraskan pikiran dan tubuh. Orang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan tubuhnya dengan sangat baik. Gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dari pikirannya. Biasanya orang yang memiliki kecerdasan ini menyukai olahraga dan kegiatan yang mengandalkan fisik dan kegiatan yang melibatkan gerakan fisik.

8. Kecerdasan naturalis.

Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam. Orang dengan kecerdasan natural ini memiliki kepekaan terhadap lingkungannya. Mereka senang melakukan kegiatan di luar atau di alam. Mereka dapat berhubungan dengan alam dengan baik atau lingkungan dan biasanya senang memelihara hewan, mampu mengenali tingkah laku dan sifat hewan di sekitarnya atau merawat tanaman.

Kecerdasan seorang anak tidak selalu dilihat dari nilai-nilai akademis yang ia dapatkan, namun dari pikiran-pikiran yang ia berikan. Kecerdasan seseorang dapat ditentukan dari pola pikir yang ia berikan dalam menghadapi masalah ataupun menyelesaikan masalah.

Jika seluruh orang di dunia ini menjadi matematikawan. Lalu, siapa yang bermain nada? Siapa yang merangkai kata? Siapa yang menjadi penghibur di kala duka?

Jadi, mari menilai kecerdasan dari sudut pandang yang berbeda. Ingat, semua anak adalah cerdas di bidangnya masing-masing.