Minum teh menjadi salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia. Tidak seperti di Jepang yang memiliki ritual tersendiri ketika minum teh, masyarakat Indonesia melakukannya tanpa ada aturan khusus.Teh seakan menjadi minuman pokok orang Indonesia. Bentuk penyajiannya pun beragam. Ada yang disajikan dalam keadaan dingin maupun hangat, manis atau tawar, maupun gelas atau cangkir.

Begitupula dengan kopi. Kebiasaan ngopi sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat Indonesia. Berdiskusi atau bercengkerama sambil minum kopi adalah budaya masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak-anak milenial hingga dewasa. Tradisi ngopi di Indonesia dijadikan media berkumpul dan nongkrong. Terkadang muncul perdebatan di antara pencinta teh maupun pencinta kopi. Adu argumen minuman mana yang lebih baik pun sudah tak terelakkan. Namun, bagaimanakah jadinya jika di dunia ini ada teh yang terbuat dari tanaman biji kopi?

Ya, Cascara. Cascara yang dalam Bahasa Spanyol berarti kulit adalah teh yang dibuat dari ceri buah kopi yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Berbeda dengan teh yang bentuknya panjang dan bergelombang,cascaraberbentuk kurang lebih seperti buah ceri kering yang sedikit besar. Maklum, jika teh adalah daun, makacascaraadalah kulit buah.

Proses pembuatan cascara dan awal mula ditemukan.

Kehadirancascarasendiri sebenarnya bukanlah baru di dunia kopi. Hanya saja dengan merebaknya industri seduh menyeduh, namacascarakembali naik dan dikatakan sebagai solusi cerdas dari kulit ceri kopi yang biasanya hanya dibuang sebagai limbah atau dijadikan kompos kini mampu diolah menjadi minuman yang tak kalah nikmat. Proses pembuatancascaradilakukan setelah biji kopi dipisahkan dari cerinya. Ceri yang biasanya dibuang lalu diambil dan dikeringkan untuk dijadikan teh. Berbeda tanaman kopinya, berbeda pula cita rasacascara.

Cascara sendiri sebenarnya bukan hal baru di dunia ini. Industri cascara sendiri sudah dilakukan sejak lama di Ethiopia dan Yaman. Para petani asal Yaman dan Ethiopia sebenarnya telah mengeringkan ceri kopi dan mengolahnya menjadi bir selama berabad-abad dan mungkin itu terjadi jauh sebelum minuman kopi itu sendiri ditemukan dan dikonsumsi sebagai minuman seperti sekarang. Para petani itu juga mencampurkan rempah-rempah seperti jahe, pala dan kayu manis lalu dicampurkan ke teh ini dan dikenal dengan nama hashara. Tak hanya telah ada berabad-abad di Yaman dan Ethiopia, di El Savador dan Bolivia ternyata telah mengeksporcascarasejak lama. Mereka menjual kulit kering dari ceri kopi ke berbagai wilayah di dunia. Jadi jelascascarasebenarnya bukanlah minuman yang baru ditemukan. Hanya saja namanya sendiri di Indonesia baru populer akhir-akhir ini.

Di Indonesia sendiri, ada seorang pengusaha muda yang mengolah serta mengimpor cascara ini. Tepatnya di daerah Garut, Hari Yuniar mengolah, mengimpor, serta mempopulerkan minuman khas ini. Di Garut sendiri teh cascara kini mulai banyak digandrungi oleh masyarakat lantaran banyak dijual di sejumlah kafe dan restoran. Hari mengaku sejak tahun 2013 lalu teh cascara hasil produksinya ini telah dipasarkan ke pasar Internasional. Permintaan pasar pun umumnya kebanyakan datang dari Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Saking populernya minuman ini, sampai-sampai salah satu coffeshop terbesar dunia membuat varian minuman ini yang tentu saja bahan utamanya dari cascara. Pembuatan cascara yang diolah langsung oleh coffeshop terbesar ini dipadukan dengan cita rasa modern dan kekinian sehingga rasanya pun dapat masuk ke lidah orang-orang yang mengonsumsinya. Hal ini tentu saja menandakan kiprah cascara yang mulai dikenal masyarakat dunia.

Kandungan kafein dalam cascara.

Di balik kepopulerannya, cascara sendiri dikenal sebagai minuman yang bahan baku utamanya terbuat dari kopi namun rendah kafein. Penelitian di Jerman menyebutkan bahwa kafein yang terkandung di cascara sangat rendah di kisaran 111.4 mg/l. Melihat dari kandungan kafein yang rendah, cascara menjadi salah satu minuman yang aman dikonsumsi bahkan direkomendasikan untuk dikonsumsi. Hal ini karena cascara mengandung antioksidan yang tinggi dan bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh.

Meminum segelas cascara hangat akan membantu mengembalikan energi yang dibutuhkan. Cascara akan menjadi alternatif bagi kamu yang ingin meminum kopi namun merasa khawatir jika kesulitan tidur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan olehBritish Journal of Nutrition, meminum cascara dapat membantu meningkatkan kinerja otak dan daya ingat. Terlebih lagi, cascara juga dapat membantu menjaga kesehatan otak dan membuatmood tetap stabil.

Cascara termasuk teh atau kopi?

Tentu saja akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang umumnya sering muncul ketika mendengar cascara. Perdebatan minuman ini lebih tepat disebut kopi ataupun teh pun kerap terjadi. Dari segi rasa sendiri sebenarnya cascara tidak memiliki rasa pahit. Hal ini terjadi karena cascara hanyalah kulit biji kopi ceri yang dikeringkan tanpa melalui proses roasting yang menghasilkan rasa pahit seperti di kopi pada umumnya. Umumnya rasa cascara sendiri lebih ke arah manis dipadukan dengan asam kopi yang tentu saja menjadi bahan baku utamanya.

Pastinya perdebatan cascara disebut kopi atau teh tidak akan menemukan jalan akhir. Yang lebih suka cascara disebut kopi, ya silakan. Yang lebih suka cascara disebut teh, silakan pula. Semua itu tergantung dari opini pribadi masing-masing. Namun yang pasti adalah, cascara memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh dan aman dikonsumsi. Proses pembuatannya yang tidak begitu sulit juga dapat memunculkan ide bisnis bagi masyarakat Indonesia untuk ikut terjun ke bisnis cascara. Pasar komoditi ekspor yang besar menjadi bahan pertimbangan tersendiri untuk ikut terjun ke bisnis ini. Bahkan, nama cascara termasuk dalam kategori bisnis food and beverage yang akan menjanjikan di tahun 2020. Jadi bagaimana? Penasaran untuk mencoba?