Secara umum untuk menjadi seorang atlet dibutuhkan sebuah kondisi fisik yang prima. Seperti kaki atau tangan yang kuat, pandangan mata yang tajam, koordinasi antar anggota tubuh yang prima, dan berbagai kondisi fisik yang mengharuskan si atlet dalam keadaan dan situasi terbaiknya. Seorang atlet sepak bola tentu harus mampu berlari, mengoper bola, maupun menembakkan sendiri bola yang sedang dia kuasai ke dalam gawang lawan. Atlet bulu tangkis wajib dapat bergerak cepat dan luwes mengejar arah shuttlecock dan melakukan smash ke area permainan lawan.

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

(Sumber gambar: Engadget)

Hal-hal seperti itu menjadi kewajiban untuk atlet olahraga yang mengandalkan kekuatan dan keluwesan fisik. Namun hal berbeda ada di ranah eSport alias electronic sport.

Walaupun sama-sama memerlukan kondisi fisik dan mental prima, namun secara umum atlet eSport tidak terlalu mengandalkan kekuatan fisik saat berkompetisi. Dan hal ini jelas dibuktikan oleh salah satu atlet eSport terkenal dari FGC (Fighting Game Community) seperti Brolylegs.

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

(Sumber gambar: Geek and Sundry)

Seperti banyak atlet eSport lain, Mike Begum memiliki nickname alias nama panggung saat berlaga di turnamen kompetitif. Dia memilih nama Brolylegs. Mungkin terdengar sedikit aneh namun untuk fans manga/anime Dragon Ball nama Broly akan familiar karena merupakan salah satu karakter di sana. Tapi kenapa ada embel-embel legs alias kaki? Nah di sanalah letak keunikan seorang Mike Begum alias Brolylegs.

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

(Sumber gambar: ESPN)

Mike Begum lahir dalam kondisi tubuh tidak sempurna seperti kebanyakan bayi manusia lain. 31 tahun yang lalu Mike lahir dengan Arthrogryposis, yaitu kondisi di mana pergerakan sendi ototnya bermasalah dan mengganggu pertumbuhan, serta Scoliosis atau pembengkokan di tulang belakang.

Mike menjelaskan kondisi ini dengan kalimat yang mudah dipahami: Sederhananya, otak saya tidak memberitahukan otot saya untuk tumbuh normal. Sehingga sehari-hari Mike tidak dapat duduk dan menggunakan tangan atau kaki seperti manusia biasa. Dia hanya bisa bertumpu dengan perut dan siku, dan untuk mobilitas harus mengandalkan kursi khusus (lebih mirip tempat tidur modifikasi) agar dapat berpindah tempat. Mike juga butuh asistensi adiknya, Johnny, yang telaten membantu membersihkan diri, berpakaian, menyuapi makan serta meletakkan Mike di atas kursi khususnya.

Mike Brolylegs Begum mungkin bukan pemain pro Street Fighter 'serius' seperti jagoan-jagoan lain (Punk, Problem X, Justin Wong, Daigo, Fuudo, Tokido, Bonchan dan sederet nama-nama beken lain di turnamen Street Fighter dunia). Dibanding nama-nama tadi Brolylegs jarang mengikuti turnamen dalam lingkungan Street Fighter League Capcom. Tapi hal itu tidak mengherankan mengingat mobilitas dia yang sangat terbatas. Memiliki domisili di Brownsville Texas, Brolylegs (yang sejak usia dua tahun sudah akrab dengan video game) meraih ranking dan reputasi online sebagai pemain karakter Chun-Li yang menakutkan.

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

Brolylegs versus Daigo The Beast (Sumber gambar: Fireden.Net)

Mulai dari game Street Fighter IV di mana dia mampu meraih posisi tujuh di event eSport lokal Texas Showdown tahun 2012 serta peringkat kelima di Absolute Battle 2015, Brolylegs juga memiliki peringkat tertinggi secara online di game Ultra Street Fighter IV. Sebuah pencapaian yang tinggi mengingat ada puluhan ribu pemain lain yang berjuang untuk mendapat peringkat tersebut dan Brolylegs mencapainya dengan menggunakan mulut.Menggunakan mulut?

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

(Sumber gambar:DJPWritings Wordpress)

Ya. Karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan Mike untuk menggenggam joystick maupun controller secara default, dia memanfaatkan otot mulut, lidah, maupun pipi untuk mengendalikan karakter di layar.

Kebebasan kamu dan kebebasan saya tidak dapat diperbandingkan. Saya membutuhkan bantuan orang untuk berbagai kegiatan saya tapi saya tidak butuh bantuan siapapun saat bertanding,kata Brolylegs menanggapi keheranan orang melihat dia sanggup bermain fighting game, secara kompetitif, dengan kontrol yang jauh dari kenyamanan maupun akurasi (untuk orang dengan fisik normal). Ditambah lagi joystick yang biasa dia gunakan adalah joystick standar seperti Microsoft Xbox 360, bukan custom atau khusus, sehingga sulit untuk membantah skill yang dia memang miliki di game fighting seperti Street Fighter.

https://www.youtube.com/watch?v=N2SNwKvWiVc

Dan Brolylegs memang dikenal, serta dihormati, bukan karena kondisi fisiknya. Tapi karena skill fighting yang luar biasa. Ini dapat dilihat jika dia sedang berada di sebuah event atau turnamen; seperti waktu di Dramhack Dallas misalnya. Event ini berlangsung tiga hari dan merupakan gabungan antara event turnamen dan konvensi. Maaf permisi, apa kamu Brolylegs? tanya seorang pemuda saat melihat Mike Begum di hadapannya. Mike mengangguk dan pemuda tadi mengatupkan kedua telapak tangan sebelum kemudian membungkuk hormat di depan Brolylegs dan berkata Mad respect. Salam hormat. Para cosplayer di event juga tak ketinggalan meminta untuk berfoto bersama jagoan karakter Chun-Li ini.

Brolylegs, atlet eSport fighting game dengan skill hebat

(Sumber gambar: Geek and Sundry)

Mereka tidak pernah memperlakukan saya berbeda karena saya cacat fisik. Yang paling penting adalah pembuktian kalau kamu memang bisa bermain secara kompetitif, dan saya memang bisa bermain secara kompetitif, komentar Brolylegs tentang fans-nya di luar sana.

Dan untuk bukti pencapaian Brolylegs sebagai bagian pemain/atlet kompetitif eSport game Street Fighter, Capcom sebagai publisher Street Fighter merilis mini-documentary dengan highlight Mike Begum alias Brolylegs. Kekurangan fisik tidak menghalangi dia untuk menjadi atlet eSport kompetitif, dan itu adalah pelajaran untuk kita semua yang dianugerahi kondisi fisik sempurna sebagai seorang manusia.

https://youtu.be/s1MYSgy4QMw