Siapa yang sukamemberi julukan ke temannya? Si Bodoh, si Bandel, si Aneh, dan julukan lainnya. Nah, Sama nih seperti di film ini. The Breakfast Club yang rilis di tahun 1985 bercerita tentang lima anak di hari Sabtu pagi harus berkumpul di perpustakaan untuk menulis essay tentang who we think we are siapa diri mereka sebenarnya oleh gurunya, Mr.Richard Vernon.

Jadi seorang remaja kadang kala menjadi suatu hal yang bermakna bagi sebagian orang. Karena di fase ini, seseorang akan sangat merasa unik dan percaya bahwa keunikan dari diri mereka akan berakhir dengan kisah baru, yang membentuk sebuah konsep diri dan menciptakan sebuah persepsi dalam diri mereka.

Film ini dibuka dengan narasi dari Brian yang berkata, You see us as you want to see us, dari ucapannya tersebut lalu memunculkan istilah sederhana dengan definisi yang lebih cocok tapi yang kita temukan adalah sebuah stereotip, seperti: Brian a brain, Andrew an athlete, Allison a basket case, Claire a princess,danJohn Bender a criminal.

Belajar tak seenaknya melabeli seseorang lewat The Breakfast Club 1985

Stereotip dapat membawa orang untuk melihat apa yang mereka harapkan. Film ini banyak mengandung makna bahwa seorang remaja yang dikenal dengan julukan dirinya tersebut ternyata punya cerita aibnya masing-masing. Stereotip sering kali memengaruhi bagaimana seseorang memproses dan menginterprestasikan informasi. Labelingatau stereotip tersebut merupakan pandangan yang dilihat orang lain yang pada akhirnya tumbuh dalam diri seseorang dan akhirnya menonjolkan karakter sebuah konsep diri dalam film ini.

1.Brian.

Ia memiliki karakter yang kutu buku, pemalu, masih perjaka, dan cenderung pendiam. Namun nyatanya ia ketahuan menyimpan flare gundi lokernya ketika dia merasa putus asa tidak dapat nilai F. Tuntutan orang tua terhadap prestasinya di mana dia harus sempurna dalam hal akademik membuatnya merasa depresi dengan dirinya sendiri dan berpikiran untuk bunuh diri.

2.Allison.

Ia memiliki karakter sebagai cewek yang weird,ataua basket-case. Namun demikian nyatanya ia juga mempunyai masalah dengan kedua orang tuanya. Ia merasa diabaikan, tidak punya teman, pendiam, dan penyendiri. Ia juga mengaku bahwa dirinya seorang Nymphomaniac,namun ia hanya seorang compulsive liar.Tergabung dalam hukuman karena karakternya yang misterius dirinya tidak pernah melakukan hal yang baik untuk dilakukan, I had nothing better to do.

3.Andrew.

Ia merupakan atlet gulat populer di sekolahnya yang sebenarnya hidup di bawah tekanan ayahnya yang selalu menuntutnya untuk menjadi seorang juara. Ia sangat menyesali perbuatannya atas kasus menyiksa adik kelas dan terekam kamera.

4.Claire.

Ia merupakan gadis cantik yang populer di sekolah dan berasal dari keluarga kaya. Tetapi meskipun populer, ia tidak merasa dirinya bahagia karena merasa tidak dipedulikan oleh orang tuanya. Ia memilih untuk tinggal bersama kakak laki-lakinya. Ia dihukum atas kasus membolos sekolah untuk pergi ke mall bersama teman-temannya.

5.John Bender.

Ia memiliki karaktera criminal, anak yang nakal, usil, pemberontak, dan terkesan cari perhatian dengan Claire. Ia ternyata korban kekerasan pada anak dalam keluarga. Ayahnya sangat kasar. Itu sebabnya dia menjadi seorang pemberontak. Ia dihukum atas kasus menekan tombol alarm kebakaran palsu.

Setiap tokoh dalam film ini dapat menyembunyikan siapa dirinya masing-masing terlepas dari adanya penilaian secara reflektif dari orang terdekat mereka. Sampai pada waktunya aib mereka pun akhirnya terbongkar.

Mereka memiliki aib dan ketakutan sendiri terlepas dari stereotip yang ditempelkan pada dirinya. Awalnya mereka tidak mengenal satu sama lain, tapi akhirnya mereka berteman baik. Ketika semuanya berdiskusi membicarakan apa sih yang ada sebenarnya ada pada diri mereka masing-masing, mereka terlihat sangat frustasi. Mereka sadar bahwa mereka semua memiliki hubungan yang tegang dengan orang tuanya masing-masing dan takut membuat kesalahan yang sama seperti orang dewasa di sekitarnya.

Seperti dalam film ini, kelima tokoh dengan masing-masing labelnya mempunyai kesamaan ketika mereka mengungkapkan rahasia aib mereka satu sama lain dalam melakukan hal-hal konyol dan pembicaraan berbau sex and drugs. Konsep diri yang ada pada diri kelima karakter dalam film ini pun berubah dan berkembang melalui komunikasi. Identitas diri seseorang dibentuk dan diubah ketika melakukan proses komunikasi dengan yang lainnya.

Kesimpulannya, film ini mengajarkan kita bahwa setiap orang memiliki sisi lain terlepas dari apa yang mereka tunjukkan sehari-hari. Pentingnya aware atas konsep diri yang dapat membuat hilangnya jati diri seseorang hanya karena penilaian reflektif dari orang terdekat yang tidak sesuai dengan diri kita. Di sini kuncinya kita hanya perlu menjadikan komunikasi sebagai sarana identifikasi tentang siapa diri kita sebenarnya.