Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang sering dikunjungi masyarakat. Tidak hanya terkenal tempat wisatanya saja, Yogyakarta juga terkenal dengan makanan khasnya yang sangat diminati. Mungkin kamu pernah mencoba gudek, krecek, bakpia ataupun cilok. Namun pernahkah kamu mencoba mi letheg khas Yogyakarta?

Mi letheg merupakan salah satu kuliner mi yang berasal dari Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Di Yogyakarta, biasanya mi letheg juga disebut mi lethek. Dinamai mi letheg karena mi ini memiliki warna yang kusam dan terlihat tidak menarik perhatian. Mi ini memiliki warna kusam seperti kecokelat-cokelatan karena dibuat secara tradisional dengan mengunakan bahan-bahan alami.

Mi letheg terbuat dari bahan dasar tepung tapioka dan singkong. Mi ini terlihat seperti mi sohun namun memiliki warna yang sama. Mi letheg memiliki tekstur yang kenyal dan dan lebih tebal dibandingkan dengan mi yang terbuat dari gandum. Uniknya, mi letheg masih menggunakan cara tradisional dalam pembuatannya.

Mi ini diproduksi dengan bantuan tenaga sapi. Tenaga sapi ini dimanfaatkan untuk menggerakkan silinder yang beratnya 1 ton sebagai alat untuk mengaduk bahan baku mi. Bahan baku dari pembuatan mi letheg yaitu tepung singkong dan singkong kering atau disebut gaplek.

Selanjutnya adonan ini dikukus di atas tungku yang masih berbahan tanah liat. Setelah kadar airnya diatur, adonan mi dikukus kembali kemudian dipotong dan dicetak menjadi mi.Untuk mencetak adonan ini, dibutuhkan sebuah alat tarikan atau biasa disebut alat pencetak mi.

Tarikan atau alat pencetak mi ini terbuat darikayu tepeng dan membutuhkan sedikitnya 8 tenaga manusia untuk menggerakkannya. Masing-masing orang mendapatkan pembagian tugas yang jelas. Seperti ada yang bertugas sebagai penginjak balok kayu berdiameter 40 cm yang disebut munyuk karena gerakan dari pekerjaan ini yaitu meloncat-loncat seperti kera. Selain itu ada juga yang bertugas secara serempak untuk menarik kayu. Nah, setelah adonan selesai dicetak menjadi mi, kemudian dijemurdi bawahpanas matahari.

Carapembuatan mi letheg memang tidak mudah karena masih membutuhkan alat-alat tradisional. Namun kamu tak perlu khawatir dengan warnanya yang kusam. Setelah mencobanya kamu akan melupakan warna mi letheg dan terpesona dengan rasanya yang enak.

Dari mi letheg kita bisa belajar bahwajangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja. Nilailah sesuatu setelah kamu benar-benar mengetahuinya dari dalam.