×
Sign in

Hello There

Sign In to Brilio

Welcome to our Community Page, a place where you can create and share your content with rest of the world

  Connect with Facebook   Connect with Google
Angka perceraian di Jepang turun nyaris 10%, netizen menebak alasannya

0

Global

Angka perceraian di Jepang turun nyaris 10%, netizen menebak alasannya

Ini pendapat netizen Jepang mengenai alasan di balik turunnya angka perceraian di Negeri Matahari Terbit tersebut.

Disclaimer

Artikel ini merupakan tulisan pembaca Brilio.net. Penggunaan konten milik pihak lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Silakan klik link ini untuk membaca syarat dan ketentuan creator.brilio.net. Jika keberatan dengan tulisan yang dimuat di Brilio Creator, silakan kontak redaksi melalui e-mail redaksi@brilio.net

Novian Dwiputra

31 / 08 / 2020 12:40

Nampaknya bukan hanya netizen Indonesia saja yang jarinya bergerak dengan piawai menanggapi berita yang sedang kekinian, ternyata netizen dari Jepang juga sama. Ketika pertama kali karantina mulai diterapkan di Jepang pada bulan Maret hingga April, banyak orang mengira ini semua hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum banyak keluarga 'meledak' disebabkan oleh tekanan karena selalu bersama. 

Semua anggota keluarga terjebak di dalam sebuah rumah—yang umumnya kecil—sepanjang waktu setiap hari, orang tua bekerja di ruang keluarga bersama para anak yang tidak pergi ke sekolah, hal tersebut dipercaya warga Jepang dapat membuat angka perceraian melambung tinggi.

Banyak sumber berita Jepang merilis artikel yang menyatakan "Perceraian Corona" yang tak terhindarkan akan terjadi, 'ledakan' besar pada pasangan yang sudah menikah dengan menyebutkan berhenti dari hubungan mereka setelah mereka muak karena tidak punya cukup waktu untuk sendiri.

Namun, Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang baru-baru ini merilis statistik perceraian dari Januari hingga Juni tahun 2020. Ada total 100.122 kasus perceraian selama periode tersebut, yang mungkin terdengar sangat banyak, tapi sebenarnya 10.923 lebih sedikit dari periode yang sama pada tahun lalu. Hal tersebut menyatakan bahwa terjadi pengurangan 9,8%. Seolah-olah memang ada efek “Perceraian Corona”, namun bukannya meningkat, justru angka perceraian malah menurun.

Netizen Jepang berpendapat mengenai alasan mengapa hal tersebut dapat terjadi:

Loading...

"Jika pasangan tidak bisa keluar, itu berarti lebih banyak saat-saat yang seksi bersama di rumah."

“Aku merasa kita akan mengalami 'Ledakan Bayi Corona' lebih tepatnya.”

“Bekerja di rumah memungkinkan komunikasi yang lebih baik dan lebih banyak waktu bersama, jadi masuk akal.”

"'Perceraian Corona' hanyalah kebohongan yang menghebohkan dari media massa."

Kita telah melihat berbagai cerita tentang bagaimana karantina dapat membuat pasangan jatuh cinta lagi, jadi penurunan angka perceraian sepertinya sejalan dengan hal tersebut. Mungkin masalahnya bukan karena terlalu sering bertemu, justru mungkin lebih condong karena stres terlalu sering terpisah yang menyebabkan pasangan ingin mengakhiri pernikahannya.

Namun, perwakilan dari Kementerian jepang tersebut memiliki pandangan tersendiri tentang tingkat perceraian yang menurun: “Semua kegiatan masyarakat saat ini terkunci, jadi mungkin ada banyak pasangan yang menunggu hal-hal untuk mereda sebelum mereka melanjutkan proses perceraian." Pendapatnya tersebut terasa kurang romantis, tapi lebih realistis.

Jadi, kalau menurutmu, ketika kondisi dunia sudah kondusif kembali, akankah terjadi ledakan perceraian atau ledakan kelahiran?

Source





Pilih Reaksi Kamu
  • Senang

    0%

  • Ngakak!

    0%

  • Wow!

    0%

  • Sedih

    0%

  • Marah

    0%

  • Love

    0%

Loading...

RECOMMENDED VIDEO

Wave white

Subscribe ke akun YouTube Brilio untuk tetap ter-update dengan konten kegemaran Milenial lainnya

-->
MORE
Wave red