World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Dunia (PMD) adalah kampanye global yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 1-7 Agustus dengan tujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui, serta meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di seluruh dunia. Peringatan PMD selalu memiliki tema yang berbeda-beda setiap tahunnya, kini PMD 2020 mengangkat Dukung Menyusui Untuk Sehatkan Bumi. Pesan yang ingin disampaikan melalui tema ini adalah bahwa menyusui tidak hanya baik bagi ibu dan anak, namun juga baik bagi lingkungan. Menyusui adalah sumber makanan dan gizi yang berkelanjutan dan alami, serta tidak memiliki jejak karbon limbah apa pun bagi bumi.
Sedangkan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) adalah organisasi nirlaba berbasis kelompok sesama ibu menyusui dengan tujuan menyebarluaskan pengetahuan dan informasi tentang menyusui serta meningkatkan angka ibu menyusui di Indonesia. Berdiri pada tanggal 21 April 2007, saat ini AIMI terdapat di 18 daerah/provinsi serta memiliki cabang di 10 kotamadya/kabupaten di luar ibu kota provinsi. Sekretariat AIMI berkedudukan di DKI Jakarta.
Berbagai kegiatan dilakukan AIMI untuk menyosialisasikan menyusui, antara lain kegiatan reguler yang dalam masa pandemi ini dilakukan secara daring yaitu SELAMI yaitu Sesi Online AIMI yang mengajak masyarakat untuk mempersiapkan diri memulai masa menyusui serta MPASI.
Sudah menjadi tradisi dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) untuk ikut menyelenggarakan berbagai rangkaian acara dalam rangka PMD ini. Di masa pandemi Covid-19, AIMI menyelenggarakan seminar daring bekerja sama dengan dua lembaga yang bergerak di ranah lingkungan, Greenpeace Indonesia dan EwasteRJ.
Seminar daring ini akan disiarkan secara live melalui Facebook dan YouTube AIMI pada tanggal 7 Agustus 2020, pukul 13.00 sampai selesai. Seminar ini akan membahas beberapa topik seru lintas dua sektor: menyusui dan lingkungan. AIMI akan membahas mengapa harus mendukung menyusui demi melestarikan lingkungan, sementara dua lembaga lain akan membahas bentuk-bentuk pencemaran dan solusi pencegahannya bagi kelompok paling terdampak yaitu ibu dan bayi.

Disampaikan oleh Nia Umar, Ketua Umum AIMI, “Kami tahu betul masih banyak orang tua yang belum menyadari bahwa menyusui dapat mengurangi limbah di Bumi ini.” Seperti dilaporkan pada Green Feeding Indonesia, bahwa pengganti ASI yang diproduksi secara industri dibuat dari produk susu dan pertanian lainnya, menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK) termasuk metana dan Nitrous Oksida selama produksi, transportasi, dan penggunaan. Penggunaannya juga menghasilkan volume limbah yang cukup besar, yang perlu dibuang. Sementara, menyusui tidak membutuhkan biaya tambahan dan tidak memiliki jejak karbon limbah bagi Bumi.
“Kami berharap, seminar ini dapat menggugah banyak pihak agar lebih memberikan dukungannya pada praktek menyusui,” sambung Farahdibha Tenrilemba, Wakil Ketua Umum AIMI, mengingat ternyata menyusui bukan merupakan ranah kesehatan saja, namun lintas sektoral. Menyusui pun menyelamatkan dan menyehatkan Bumi.
