Clubhouse merupakan aplikasi baru berbasis audio-chat yang mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Tidak ketinggalan, warganet Indonesia juga turut memviralkannya, termasuk para pesohor Tanah Air seperti Valencia Tanoesoedibjo dan Raffi Ahmad di akun Instagramnya. Berikut sederet fakta dari aplikasi baru ini yang menarik untuk diketahui.

1. Aplikasi media sosial berbasis audio-chat bak conference call.

Tidak seperti Facebook, Twitter dan Instagram, Clubhouse merupakan aplikasi berbasis audio-chat yang hanya memungkinkan penggunanya bisa mengobrol atau berdiskusi dengan orang lain yang tergabung dalam sebuah ruang obrolan bak conference call, tanpa gambar maupun teks. Modelnya kurang lebih seperti podcast, tetapi secara live. Jadi ada yang berbicara, ada yang mendengarkan, dan tentunya bisa bersahut-sahutan satu sama lain yang tergabung dalam ruang obrolan tersebut.

2. Aplikasi yang dikembangkan oleh pengusaha Silicon Valley dan mantan pegawai Google.

Dilansir dari Business Today, aplikasi ini pertama kali dikembangkan oleh pengusaha Silicon Valley yaitu Paul Davidson dan mantan pegawai Google yaitu Rohan Seth.

3. Mulai populer karena Elon Mask, CEO Tesla dan SpaceX.

Aplikasi ini sebenarnya sudah diluncurkan sejak Maret 2020, namun mulai populer sejak Elon Mask, CEO Tesla dan SpaceX turut mempromosikannya. Ini berawal dari percakapan Musk dengan CEO Robinhood Markets, Vladimir Tenev di Clubhouse. Acara tersebut memaksimalkan batas ruang percakapan aplikasi ini dan dialirkan secara langsung ke YouTube, sehingga ketenaran aplikasi ini melonjak secara tiba-tiba.

4. Hingga 2 Januari 2021, telah diinstal oleh 3,6 juta pengguna.

Dilansir dari Business Today, menurut perusahaan analisis data Sensor Tower Clubhouse, aplikasi ini telah diinstal oleh sekitar 3,6 juta pengguna per 2 Januari 2021.

5. Kurang dari setahun sudah bernilai sekitar $1 miliar.

Sejak diluncurkan pada Maret 2020, aplikasi ini hanya memiliki sekitar 1500 pengguna per Mei 2020 dan hanya bernilai $100 juta. Namun sejak diviralkan oleh Elon Mask, di mana aplikasi ini masih berusia kurang dari setahun, nilainya sudah sekitar $1 miliar dan dianggap sebagai startup Unicorn seperti AirBnb, Uber, dan SpaceX.

6. Hanya tersedia untuk pengguna iOS.

Hingga artikel ini ditulis, aplikasi tersebut baru tersedia untuk pengguna iOS dan belum tersedia untuk pengguna Android. Namun kabarnya, aplikasi ini sedang dikembangkan juga untuk pengguna Android. Semoga memperluas Clubhouse ke pengguna Android tidak sebatas rencana, ya.

7. Aplikasi yang menawarkan eksklusivitas.

Akses dari aplikasi ini hanya bisa didapat dari orang-orang yang mengundang penggunanya untuk masuk ke dalam ruang virtual. Pengguna akan mendapatkan undangan dari aplikasi pengguna lain yang memberi akses untuk membuat akun. Jika diundang, maka kamu akan melihat link yang dikirim ke nomor teleponmu yang mengarahkanmu ke halaman pendaftaran di aplikasi. Setiap pengguna hanya dapat mengirimkan maksimal dua undangan, sehingga aplikasi ini dianggap menawarkan eksklusivitas bagi para penggunanya.

8. Pro dan kontra di Cina.

Aplikasi ini sempat luput dari sensor Cina lantaran forum-forum diskusi bersifat tertutup dan hanya bisa diakses lewat undangan. Karena eksklusivitasnya, aplikasi ini dibanjiri warga Cina termasuk minoritas yang ingin bertukar kabar di luar sensor pemerintah dan membicarakan isu-isu terlarang.

Dilansir dari detik.com, jurnalis DW, Melissa Chan mengabarkan bahwa ribuan warga terlibat dalam diskusi yang kritis terkait kebijakan Cina yang cukup pelik: Kamp re-edukasi di Xinjiang, kemerdekaan Taiwan dan UU Keamanan Nasional Hong Kong. Tidak heran jika ruang bincang di Clubhouse juga disambangi sejumlah tokoh terkenal, seperti seniman Cina, Ai Weiwei, yang kini hidup di pengasingan. Akhirnya, pada 8 Februari 2021, pemerintah Cina resmi memblokir aplikasi Clubhouse ini karena dianggap memfasilitasi diskusi kritis.

9. Terancam diblokir di Indonesia.

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa aplikasi Clubhouse belum terdaftar di Kementerian Kominfo sebagai penyelenggara sistem elektronik (PSE). Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, mengatakan aplikasi yang tidak terdaftar akan mendapatkan pemutusan akses berupa tindakan pemblokiran akses, penutupan akun, dan atau penghapusan konten. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Kominfo No. 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

Nah, itu dia sederet fakta menarik aplikasi Clubhouse. Siap menjadi salah satu penggunanya? Tetap berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan jangan hanya ikut-ikutan trend, ya.