Perang Dunia Kedua (World War II), seperti namanya, memang melibatkan banyak negara di dunia walau pada praktiknya yang berperang sebenarnya pasukan Sekutu Amerika Serikat melawan Jerman serta Jepang. Dan yang namanya perang sebenarnya tidak ada pihak yang benar dan bersih dari dosa karena semua yang terlibat memiliki pengaruh jelek kepada yang lainnya/kalah.Negara kita sendiri secara teknis tidak terlibat WWII walau pada praktiknya Indonesia ikut terseret pusaran konflik berhubung pasukan militer Jepang menguasai pusat pemerintahan (Batavia/Jakarta) setelah mengusir Belanda dari sana.

Karena Perang Dunia Kedua pula Indonesia akhirnya benar-benar bisa terlepas dari pengaruh negara penguasa alias penjajah dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 oleh Dwi Tunggal Soekarno-Hatta. Itu terjadi setelah dua kota penting di Jepang musnah dan hancur lebur dihajar bom atom pasukan Sekutu Amerika Serikat, beberapa hari sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dari penjajahan.

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

Proklamasi 17 Agustus 1945 / Foto: Manzi87 Wordpress

Apakah Indonesia perlu berterima kasih kepada Sekutu Amerika Serikat dan bom atom mereka?

Tentu saja tidak. Tanpa dua bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki sekalipun,cepat atau lambat bangsa Indonesia juga pasti akan memproklamasikan kemerdekaan. Kebetulan saja pemuda dan elit politik Indonesia pada masa itu melihat jendela kesempatan untuk melakukan proklamasi setelah mental pasukan militer Jepang jatuh akibat negara mereka dihancurkan bom atom. Jika Indonesia berterima kasih gara-gara Amerika menjatuhkan bom ke Jepang, itu kurang lebih sama saja dengan setuju pada tindakan brutal yang dilakukan Sekutu demi menang perang waktu itu.

Bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Jepang merupakan bom atom yang luar biasa daya rusaknya, dan Jepang jadi negara satu-satunya yang pernah merasakan ketiban bom atom. Bom yang menghancurkan Hiroshima diberi nama kode Little Boy. Nama kode imut untuk benda mematikan.

Little Boy dijatuhkan dari langit Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945. Tahu kekuatan bom dengan berat 4,4 ton dan massa isi 64 kg ini? 15 kiloton atau 20,000 ton TNT / Dinamit. Pilot yang membawa pesawat bomber itu Kolonel Paul Tibbets, Jr dan Kapten Robert Lewis dari Angkatan Udara Amerika Serikat.

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

"Little Boy" / Foto: Wikipedia

Sementara bom yang meluluh lantakkan Nagasaki memiliki kode nama yang nggak kalah ngawur dari Little Boy, yaitu Fat Man. Fat Man dijatuhkan tanggal 9 Agustus 1945 dengan pilot Mayor Charles Sweeney yang menerbangkan pesawat bomber-nya.

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

"Fat Man" / Foto: Wikipedia

Kedua bom atom tadi mengakibatkan kematian instan dan kematian akibat cacat serta radiasi nuklir bertahun-tahun sesudahnya. Hempasan udara dari efek ledaknya mampu meratakan bangunan-bangunan. Data dan angka korban tewas tidak ada yang baku, namun di Hiroshima saja diperkirakan tidak kurang dari 140,000 serta Nagasaki sebanyak 74,000. Namun angka-angka itu diperkirakan tidak akurat karena jumlah korban diperkirakan jauh lebih banyak lagi. Akibat bom dan kematian massal itulah akhirnya Jepang menyerah dan pasukan Sekutu Amerika Serikat dinyatakan sebagai pemenang Perang Dunia Kedua.

Selama 75 tahun terakhir dunia (terutama Jepang) selalu memperingati bulan Agustus dengan penuh haru. Perang Dunia Kedua menyebabkan perubahan besar di tatanan dunia saat itu yang terus terbawa hingga kini. Dalam Konstitusi (yang dicampuri oleh Amerika Serikat), Jepang dilarang memiliki Angkatan Bersenjata lagi sehingga secara teknis negara ini tidak punya pasukan militer (walau mereka mengakalinya dengan istilah Pasukan Bela Diri yang memiliki ciri dan cita rasa militer).

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

Pamflet iklan rekrutmen JSDF / Foto: Flickr

Gara-gara bom atom pula energi nuklir jadi sesuatu yang menakutkan untuk dieksplorasi sebagai sumber energi. Sifat yang tidak stabil serta berdaya rusak tinggi menutupi potensinya sebagai sumber pembangkit tenaga listrik selain minyak bumi. Syukurnya dunia tidak mendukung penggunaan nuklir sebagai bagian persenjataan militer sehingga tragedi Hiroshima dan Nagasaki (seharusnya) tidak akan terulang di masa mendatang.

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

Sesal kemudian sudah terlambat / Foto: Time Magazine

Sayangnya manusia tidak pernah mau belajar dari sejarah dan kejadian di masa lampau. Sehingga bayang-bayang perang nuklir masih ada walau tidak seperti dulu. Karena saat ini perang senjata biologi (virus dan bio-organic weaponry) dinilai sebagai ancaman lebih nyata dan serius ketimbang nuklir yang berbiaya tinggi. Tapi, ya, semoga perang nuklir maupun perang senjata biologi tidak akan pernah terjadi. Perang tidak pernah menghasilkan apa pun selain kesedihan dan kehancuran.

75 Tahun pasca bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang

Semoga tidak ada lagi perang di antara umat manusia / Foto: BBC