World Health Organization (WHO) mencatat hampir 800,000 orang meninggal dunia setiap tahun. Dapat diartikan setiap 40 detik ada satu orang melakukan percobaan bunuh diri.

Sedangkan di Indonesia, menurut dr Fidiansyah, Sp. Kj, selaku psikiater sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza di Kementrian Kesehatan RI, dalam satu hari setidaknya ada lima orang yang melakukan bunuh diri. Usia paling banyak melakukan bunuh diri yaitu 15 sampai 29 tahun, generasi milenial seperti dijelaskan dr Fidiansya saat melakukan siaran langsung melalui akun Instagram Kementrian Kesehatan, pada Kamis (10/10/19).

Menurut data Institute for health Metrics and Evaluation (IHME), tingkat kematian karena bunuh diri per 100 ribu penduduk di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderung menurun. Namun, data 2015 hingga 2017 menunjukkan tingkat bunuh diri di Indonesia stabil di angka 3,07 orang per 100 ribu penduduk. Oleh karena itu pertolongan pertama kesehatan jiwa (mental health first aid) yang mencakup pertolongan pertama bunuh diri (suicide first aid) harus lebih digaungkan lagi agar masyarakat mengerti pentingnya kesehatan jiwa, baik diri sendiri, lingkungan keluarga, maupun masyarakat dan cara memberikan pertolongan kepada seseorang yang melakukan tindak bunuh diri.

Bagaimana dapat mengetahui jika seseorang ingin bunuh diri?

Walaupun terkadang ada orang yang tidak menunjukan tanda-tanda, tetapi ada yang menunjukkan jika berniat bunuh diri. Itulah sebabnya penting untuk mengetahui tanda-tanda mengapa seseorang mungkin berpikir untuk bunuh diri.

Tanda-tanda seseorang berkeinginan bunuh diri:

- Cenderung melukai diri sendiri.

- Merasa tidak memiliki harapan hidup.

- Membicarakan atau menuliskan tentang kematian atau keputusasaan yang berulang kali.

- Perubahan suasana hati yang cenderung drastis.

- Memiliki dorongan yang kuat menggunakan narkoba atau alkohol.

- Menarik diri dari teman, keluarga, atau lingkungan sekitarnya.

- Mengalami kecemasan yang berlebihan atau agitasi.

- Susah untuk tidur berhari-hari atau tidur sepanjang waktu.

Pertolongan pertama bunuh diri.

Jika melihat atau mencurigai seseorang sedang berusaha melakukan tindak bunuh diri, Mental Health First Aid mengajarkan untuk mengikuti langkah-langkah tindakan berikut bila seseorang memperlihatkan tanda-tanda keinginan bunuh diri.

1. Persiapkan diri untuk mendekati individu.

Bagaimana sikapmu mengenai bunuh diri? Hal yang perlu diingat ada kemungkinan bila seseorang yang melakukan tindakan bunuh diri memiliki kepercayaan dan pemikiran mengenai bunuh diri yang berbeda denganmu, terutama jika berasal dari latar belakang budaya dan keyakinan yang berbeda.

Misalnya, keyakinanmu menganggap bahwa bunuh diri itu salah dan itu opsi rasional. Jika kamu merasa tidak siap atau tidak mampu, segera cari orang lain yang kamu anggap bisa.

2. Mendengarkan tanpa menghakimi.

Dengan yang penuh perhatian cobalah untuk membuat mereka berbicara tentang apa yang mereka pikirkan atau bagaimana perasaan mereka saat ini. Kamu mungkin tidak sepenuhnya dapat memahami apa yang sedang mereka alami, yang terpenting cobalah untuk mendengar apa yang mereka katakan, mengakuinya, dan dengan tulus mencoba membayangkan seperti apa rasanya bagi mereka.

Tetap sabar dan bersikap suportif. Cobalah untuk berterima kasih dan mengakui keberaniannya karena mau membagikan perasaannya kepadamu.

3. Cari tahu urgensinya.

Anggap semua pemikiran bunuh diri serius dan ambil tindakan. Hal-hal yang dapat kamu tanyakan dan perhatikan terkait bunuh diri:

- Jika seseorang memiliki rencana untuk bunuh diri, tanyakan pertanyaan langsung mengenai bagaimana caranya, kapan, dan di mana dia berniat melakukan bunuh diri. Tanyakan juga apakah dia sudah mengambil langkah untuk mendapatkan sarana bunuh diri.

- Dengan mengonsumsi narkoba atau alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang melakukan tindakan atas pemikiran bunuh diri tersebut.

- Riwayat percobaan atau rencana tindakan bunuh diri sebelumnya. Seseorang yang sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri cenderung lebih memikirkan banyak cara agar rencananya tidak gagal.

- Jika mereka mengatakan bahwa dia mendengar suara-suara, tanyakan apa yang dikatakan suara-suara tersebut. Hal ini penting, jika suara-suara tersebut dapat menjadi pemicu pemikiran bunuh dirinya.

Semakin spesifik rencana bunuh diri seseorang, semakin tinggi risiko individu tersebut untuk mencoba bunuh diri dalam waktu dekat atau kurangnya rencana bunuh diri juga tidak menjamin bahwa individu itu aman. Selalu awasi setiap pergerakan mereka yang menurutmu mencurigakan dan tidak seperti biasanya.

4. Berikan informasi dan kepastian.

Seseorang yang ingin melakukan bunuh diri cenderung tidak memiliki banyak harapan. Banyak kasus mengenai bunuh diri sering dikaitkan dengan mental illness.Kamu dapat menawarkan membantu mereka mendapatkan perawatan yang tepat dan mengetahui perawatan untuk masalah kesehatan jiwa yang sudah diterima dan obat apa saja yang mereka konsumsi. Atau jika mereka memiliki masalah tertentu, kamu yakinkan ingin membantu mereka mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Setidaknya kamu dapat membuat mereka tidak berkeinginan bunuh diri karena memiliki harapan kembali.

5. Cari bantuan profesional.

Jauhkan asumsi bahwa mereka yang berkeinginan bunuh diri akan membaik tanpa bantuan profesional. Orang-orang dengan kecenderungan bunuh diri sering tidak mencari bantuan karena banyak sebab, termasuk stigma sosial, rasa malu, dan keyakinan bahwa situasinya tidak ada harapan dan tidak ada yang bisa membantu mereka.

Jika mereka tetap tidak ingin mencari bantuan, cobalah untuk mendorong mereka mencari bantuan profesional dengan cara yang kooperatif. Terutama jika mereka adalah remaja. Gunakanlah pendekatan yang lebih direktif dengan memberikan instruksi yang lugas, jelas, dan lebih terarah. Pastikan juga orang terdekat (seperti teman dekat atau anggota keluarga) mengetahui situasi tersebut.

6. Dalam keaadaan darurat.

Jika seseorang telah melakukan tindakan sebagai upaya bunuh diri, segera berikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan segera panggil layanan darurat atau ambulans.

Perlu diingat juga seseorang yang melukai dirinya dapat menunjukkan berbagai kemungkinan yang berbeda dan tidak selalu berkeinginan bunuh diri. Beberapa melukai dirinya sebagai jalan pintas untuk mengatasi tekanan yang berlebih atau rasa sakit emosional. Atau sebagai bentuk untuk menghukum dirinya sendiri karena merasa telah melakukan kesalahan dan sebagai bentuk untuk pengampunan mereka merasa pantas untuk menderita.