Digital parenting merupakan model pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital. Apalagi saat ini anak berada di era digital yang tentunya berbeda dengan era sang orang tua, terutama dalam hal perkembangan teknologi.

Oleh karena itu terkadangorang tua khawatir dengan pergaulan anak dan juga pemakaian gadget yang berlebihan dapat memberikan efek negatif. Untuk itu sebagai orang tua bukannya abai, namun perlu memberikan pengetahuan yang mumpuni dan mengenalkan anak denganteknologi. Tujuannya agar rasa ingin tahu anak terpuaskan dan penggunaannya pun masih dalam batasan wajar dan terkontrol.

Pada usia 0-18 tahun, seorang anak tengah berada pada masa pertumbuhan baik secara fisik, kognitif, maupun moral (Poter, 2008:58). Nah, untuk itu orang tua perlu mendampingi anak dalam masa pertumbuhannya, dalam hal ini utamanya berkaitan dengan teknologi.

1. Kenalkan anak dengan teknologi digital sejak dini.

Orang tua harus memiliki pemikiran yang terbuka dan luas serta tenang dalam menyikapi teknologi digital. Bicarakan dengan anak dan berikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan lugas mengenai dunia digital yang ada di sekitar mereka. Sehingga anak pun dapat memahami maksudnya.

2. Jadilah orang tua pembelajar.

Orang tua dipada era inisebagian besar adalah orang tua milenial yang masih berusia cukup muda, yang mana mereka tidak asing dengan internet dan perangkat digital. Namun kecepatan perkembangan teknologi digital pun begitu deras sehingga bisa jadi tidak cukup mampu dikejar oleh para orang tua.

Meski begitu, sebagai orang tua harus mau terus belajaragar tahu tentang perkembangan teknologi dan memantau pertumbuhan anak di dunia digital. Orang tua juga bisa melakukan metodeparentingyang beragam, misalnyadengan memberikanpermainan atau gamesmenarik lainnya.

3. Dampingi dan kontrol pemakaian gadgetanak.

Banyak aplikasi dan situs yang ada di dunia mayayang berisi panduanmengasuh anak. Bahkan banyak gamemenarik yang dapat dimainkan oleh anak. Namun orang tua juga perlu tahu bahwa di dunia maya juga terdapatbanyak hal yang tidak pantas dilihat oleh anak. Pun terkadang banyak aplikasi atau virus berbahaya untuk gadget kamu.

Maka dari itu sebagai orang tua harus mampu mengontrol penggunaan gadget oleh anak. Kapan waktu yang boleh dan tidak menggunakan gadget agar agar informasi dan penggunaan gadget oleh anakmasih terawasi.

Orang tua seyogya selalumendampingi anak ketika ia menggunakan media digital. Pertama untuk menegosiasikan waktu akses dan kedua adalah memilih media dan saluran.

Meski para ahli menyarankan waktu berhadapan dengan layar maksimal dua jam sehari, jika aktivitas itu dikombinasikan dengankegiatan produktif atau afektif (seperti berkomunikasi dengan keluarga di tempat jauh) maka durasi dapat bersifat fleksibel. Sebaliknya, jika orang tua mampu menyediakan aneka kegiatan yang lebih bermanfaat atau ada interaksi sosial yang penting maka waktu mengakses gawai dapat dikurangi. Hal lainnya yaitu kemauan orang tua mengetahui media dan saluran yang disukai anak akan sangat bermanfaat untuk membangun komunikasi yang efektif dalam pengasuhan, seperti dikatakan Dyna Herlina S., M.Sc, Benni Setiawan, M.S.I, Gilang Jiwana A., M.A dalam buku Digital Parenting: Mendidik Anak di Era Digital halaman 23.

4. Berteman dengan media sosial.

Jika anak sudah memiliki akun media sosial maka kenalkan kepada mereka hal-hal positif yang bisa didapat dari medsos. Ikuti anak di dunia maya agar orang tua tahu teman-teman mereka, apa yanganak upload, dan share. Namun orang tua juga tak boleh terlalu mencampuri urusan dan duniaanak secara total karenaanaktidak akan menyukainya. Orang tua cukup tahu saja kegiatan anak. Orang tuajuga perlu memberi ruang ekspresi untuk anak agar mereka memiliki kreativitas dan inovasi, seperti dikatakan oleh Dyna Herlina S., M.Sc, Benni Setiawan, M.S.I,Gilang Jiwana A., M.A dalam buku Digital Parenting: Mendidik Anak di Era Digital halaman 31-39.

5. Eksplor,bagikan, dan rayakan.

Jikaanak mengerti tentang dunia digital, mereka akan dapat mengeksplorasi berbagai pengetahuan dan belajar mengenai banyakhal baru yang ingin diketahui. Jangan terlalu kekang rasa keingintahuan anak terhadap sesuatu, biarkan mereka mengeksplor hal itu dengan cara dan bahasanya sendiri. Selanjutnya coba gali hal itu dengan games, bercerita kepadamu, ataupun teman sejawat(story telling). Berikan reward jika anak mengerti tentang sesuatu yang baik dan kreatif.

6. Jadilah teman dan teladan.

Orang tua harus dapat memosisikan diri sebagai teman dan teladan untuk anaknya. denganbegitu mereka akan leluasa atau bebas berkeluh kesah maupun bercerita tentang sesuatu yang mereka alami. Dengan orang tua menjadi teman yang baik akan menjadikannya seorang sosok teladan yang diingat anak dan mereka contoh untuk ke depannya.