Brilio.net - Kalau ngomongin Jakarta, pasti nggak bakalan pernah lepas deh dari yang namanya macet, macet, dan macet. Kayaknya sih, macet itu sudah mendarah daging bagi siapa saja yang tinggal dan bekerja di ibu kota. Kamu juga pasti pernah jadi sebel kan, gara-gara kemacetan ibu kota yang kadang malah bisa nggak bergerak sama sekali? Huh, keki!

Tapi, sejak beberapa waktu yang lalu, jalanan Jakarta mendadak ramai dipenuhi GO-JEK, sebuah metode transportasi 'baru' yang identik dengan warna hijau cerah itu.

Buat kamu yang belum ngerti apa itu GO-JEK, bisa dibilang adalah layanan ojek antar jemput yang berbasis aplikasi smartphone Android maupun IOS.

Nggak hanya nganterin kamu, GO-JEK juga bisa dimanfaatkan untuk mengirimkan dokumen atau barang dengan Instant Courier, memesan makanan via Go-Food, atau bahkan kamu juga bisa meminta untuk dibelikan sesuatu melalui layanan shopping yang bisa kamu akses langsung dari Smartphonemu. Menyenangkan ya?

Banyak orang yang mulai jatuh hati dengan GO-JEK. Terutama melalui Promo Ceban yang berlaku selama bulan Ramadan kemarin, lalu diperpanjang hingga saat ini. Buat konsumen, tentu jadi hal yang sangat menyenangkan dong, nggak perlu ribet, tinggal pesan dari HP, lalu dijemput ke rumah atau tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Udah gitu, selama masih berada dalam jangkauan 25 kilometer, kamu cukup bayar sepuluh ribu doang. Siapa yang nggak seneng coba?

Lalu apa keuntungan bagi para supir GO-JEK tersebut? Nggak usah ditanyakan lagi deh, banyak banget hal-hal positif yang mereka dapatkan. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Wandi, salah satu pengendara GO-JEK yang ditemui brilio.net pada Senin (7/9). Selain pemasukan yang semakin bertambah lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya, para karyawannya juga berkesempatan untuk mendapatkan kredit motor tanpa DP dengan cicilan yang ringan, telepon seluler Android, pulsa, bonus khusus kalau berhasil mendapatkan sepuluh pelanggan, serta pelatihan safety riding yang salah satunya diajarkan oleh Rifat Sungkar, pembalap Indonesia yang namanya sudah mendunia itu. Wow! Nggak heran kan, banyak pekerja kantoran maupun mahasiswa yang juga nyambi GO-JEK untuk menambah penghasilan.

Namun, segala sesuatu yang baru dan melejit, tentu menimbulkan kontroversi. Banyak yang memuja tapi nggak berarti bebas dari pembenci lho! Beberapa kalangan, terutama tukang ojek pangkalan maupun preman-preman yang juga berprofesi sebagai tukang ojek pinggir jalan bahkan sering melakukan aksi kekerasan terhadap karyawan GO-JEK karena dianggap mengambil rezeki dan merebut pelanggan mereka. Menurut pengakuan beberapa karyawan GO-JEK, hal itu memang masih terjadi hingga saat ini.

"Tapi kita juga dibekali dengan HP berkamera supaya bisa langsung melaporkan ke pihak GO-JEK untuk diteruskan kepada pihak yang berwajib," kata Andi, karyawan GO-JEK yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomi salah satu Universitas di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Kasus terbaru beberapa waktu yang lalu, malah ada lima orang di Bekasi yang akhirnya ditangkap polisi karena terbukti menganiaya supir GO-JEK. Duh, seram juga ya? Padahal ketimbang berlaku kasar, kan mending hidup damai aja. Atau kenapa nggak coba jadi supir GO-JEK atau layanan ojek sejenis lainnya? Lumayan kan, bisa nambah pemasukan? Hidup juga jadi lebih baik, ya kan? Kalau kamu termasuk yang jatuh cinta atau benci sama GO-JEK?