Brilio.net - Psikopat tidak hanya eksis di adegan-adegan film kriminal. Orang-orang dengan penyimpangan kejiwaan seperti ini ada di dunia nyata, bahkan banyak.

Dibalik tingkah lakunya yang mengerikan, ternyata mereka juga menunjukkan aktivitas otak yang berbeda dibandingkan dengan orang normal, dikutip oleh brilio.net dari Lancet Psychiatry, Jumat (27/6

Sang peneliti, Nigel Blackwood mengatakan bahwa dalam otak seorang psikopat hanya ada area kecil yang digunakan untuk memproses rasa empati, rasa bersalah, malu, dan moral. Bahkan kelompok ini juga memiliki respons yang rendah terhadap ancaman.

Riset tersebut dilakukan terhadap 50 orang. Dari jumlah tersebut 12 orang merupakan psikopat sekaligus kriminal. Sedangkan 20 lainnya merupakan kelompok kriminal bukan psikopat. Sisinya merupakan orang-orang yang sehat jiwanya.

Selain itu, dalam sebuah tes neuropsikologi, orang psikopat juga gagal dalam memahami konsep hadiah dan hukuman. Selain itu, orang psikopat tetap melakukan hal yang kejam meskipun sudah tahu risiko dari perbuatan tersebut.

Dari riset tersebut, masa kanak-kanak juga bisa menjadi faktor penyebabnya. Biasanya orang psikopat sering melanggar aturan berulang kali saat masih kecil. Meskipun dihukum oleh orangtua dan dan gurunya, mereka tidak kapok untuk mengulanginya lagi. Rasa kebal terhadap hukuman itulah menjadi faktor bagi orang psikopat.