Brilio.net - Tamak merupakan kata serapan dalam bahasa Arab mempunyai arti tidak pernah puas dengan apa yang telah diperoleh (serakah). Sedangkan menurut istilah, tamak adalah bentuk cinta kepada dunia (harta) yang berlebihan tanpa memperhatikan hukum halal dan haramnya. Seseorang yang tamak selalu berusaha menuruti keinginannya melalui cara apapun.

Tentunya sifat tamak bukanlah hal terpuji. Bahkan Allah telah mengingatkan umatnya dalam firman Allah, yang artinya, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur". (QS. At-Takatsur (102):1-2).

Pada hakikatnya Islam telah mengajarkan umatnya untuk tidak memiliki sifat tamak terhadap dunia. Pasalnya, tamak menjadi sebuah tanda bahwa seseorang lemah dalam imannya. Sifat buruk itu juga dapat merusak amal dan kebaikan diri.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai ciri-ciri dan dampak negatif tamak, berikut ulasan brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (29/4).

 

 

 

Ciri-ciri tamak.

Tamak adalah sikap tidak pernah puas © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Dalam buku berjudul "Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas X" yang ditulis oleh Aminudin dan Syuhada, seseorang yang tamak atau serakah terhadap harta duniawi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Terlalu mencintai harta yang dimilikinya.

Seperti firman Allah dalam surat Al-Fajr ayat 20, yang artinya;

"dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan." (QS. Al-Fajr:20)

Orang yang mencintai harta secara berlebihan tidak hanya tamak namun juga berisiko menjadi kikir dan tidak peduli kepada sesama, perilaku ini akan menjerumuskan ke neraka.

2. Terlalu hemat dalam membelanjakan harta.

Seseorang yang terlalu hemat dan enggan membelanjakan hartanya untuk keperluan kebaikan dan dijalan Allah, maka dirinya akan jatuh dalam kebinasaan. seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 195, yang artinya:

"belanjakanlah (harta bendanya) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al- Baqarah: 195)

3. Merasa keberatan ketika mengeluarkan harta untuk kepentingan agama dan sosial.

Orang yang tamak dan merasa keberatan dalam mengeluarkan harta terutama dalam berbuat kebaikan seperti sedekah, maka orang tersebut dianggap munafik dan kikir. Seperti dalam firman Allah berikut ini;

" … dan tidak pula menginfakkan harta mereka melainkan dengan rasa enggan karena terpaksa." (QS. At Taubah:54)

4. Mendambakan kemewahan dunia.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, "Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir.

Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga". (HR. Al-Bukhari, no. 6072 dan Muslim, no. 116).

5. Tidak memikirkan kehidupan akhirat.

Seseorang yang tamak, ia akan selalu mengejar kepuasan dunia dengan mencari harta-hartanya tanpa memberikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan. Seperti dalam hadits berikut ini, yang berbunyi;

Rasulullah SAW mengungkapkan, "Siapa yang menjadikan ambisinya semata-mata untuk meraih akhirat, Allah akan mencukupi kebutuhan dunianya. Tapi siapa yang ambisi meraih dunianya bermacam-macam, Allah tidak akan pernah peduli dengan yang ia inginkan. Ia justru akan menemui kehancurannya sendiri." (HR Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas'ud).

Dampak negatif dan cara menghindari sifat tamak.

Tamak adalah sikap tidak pernah puas © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

a. Dampak negatif sifat tamak.

1. Tidak pernah bersyukur.

Sifat tamak merupakan perilaku yang kufur nikmat, dalam mencari harta di dunia ia tidak pernah merasa puas dan bersyukur, bahkan selalu kurang atas apa yang telah ia peroleh. Seperti sabda Rasulullah berikut ini:

“Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun mau bertaubat.” (HR. Bukhari)

2. Menimbulkan penyesalan diri.

Seseorang yang melanggar ajaran agama, maka suatu saat ia akan mengalami penyesalan. Karena mereka memahami bahwa perbuatan yang dilakukannya selama ini salah dan tidak baik. Seperti firman Allah yang artinya;

"Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (Q.S. Al Munafiqun: 9)

3. Terlalu mencintai dunia.

Sifat tamak sangat membahayakan manusia, karena akan membawakan mereka tak mengenal puas dengan harta. Bahkan seseorang yang terlalu mencintai dunia akan lalai dengan ketaatan kepada Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;

Al-Tirmidzi meriwayatkan daripada Ka'ab ibnu Malik al-Ansari r.a. beliau berkata, "Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, "Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dikirimkan pada seekor kambing itu lebih berbahaya daripada tamaknya seseorang pada harta dan kedudukan dalam membahayakan agamanya." (Hadis bertaraf hasan sahih)

b. Cara menghindari sifat tamak.

Agar kamu terhindar dari sifat tamak, maka perlu melakukan tindakan sebagai berikut.

1. Berusaha dengan maksimal untuk mendapatkan sesuatu hal yang dicita-citakan.

2. Meyakinkan diri bahwa seberapa hasil yang didapatkan adalah pilihan Allah dan harus disyukuri.

3. Tidak mempersoalkan segala sesuatu yang telah Allah tetapkan bagi orang lain.

4. Memagari hati dengan bersandar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, agar diberi keberkahan dari apa yang dimiliki.

5. Mengobati sifat tamak dengan dasar kekuatan, yaitu kesabaran, ilmu, dan amal.