Kata-kata bijak bahasa Jawa mengenai hubungan diri sendiri dan Tuhan.

kata bijak bahasa Jawa © 2022 brilio.net

foto: Instagram/@aiysah_azzahra

 

 

Tak ada yang bisa berbuat apa-apa tanpa seizin Tuhan. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.

46. "Gusti mboten nate sare. Lemah teles, Gusti Allah sing bales." (Tuhan tidak pernah tidur, tanah basah biar Tuhan yang balas).

47. "Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan." (Tuhan memberikan jalan bagi mereka yang mau memberikan jalan pada orang lain)

48. "Mohon, mangesthi, mangastuti, marem." (Selalu meminta petunjuk Tuhan untuk meyelaraskan antara ucapan dan perbuatan agar dapat berguna bagi sesama)

49. "Natas, nitis, netes." (Dari Tuhan kita ada, bersama Tuhan kita hidup, dan bersatu dengan Tuhan kita kembali)

50. "Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo." (Lakukan yang kita bisa, setelahnya serahkan kepada Tuhan)

51. "Alam iki sejatining Guru." (Alam adalah guru yang sejati)

52. "Rela lan legawa lair trusing batin." (Ikhlas lahir batin)

53. "Gusti iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan." (Tuhan itu dekat meski kita tubuh kita tidak dapat menyentuhnya dan akal kita dapat menjangkaunya)

54 "Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka." (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka)

55. "Alon-alon waton klakon." (Pelan-pelan saja yang penting berhasil)

56. "Ambeg utomo, andhap asor." (Selalu menjadi yang utama tapi selalu rendah hati)

57. "Ala lan becik iku gegandhengan, kabeh kuwi saka kersaning Pangeran." (Kebaikan dan kejahatan ada bersama-sama, itu semua adalah kehendak Tuhan)

58. "Golek sampurnaning urip lahir batin lan golek kusumpurnaning pati." (Kita bertanggung jawab untuk mencari kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat)

59. "Jumbuh karo unine bebasan, sabar iku kuncining swarga, ateges marganing kamulyan." (Berlaku sabar itu adalah "jalan utama" untuk mendapatkan "surga")

60. "Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki." (Sebaliknya kita harus menjalani dengan penuh harapan dan seolah-olah mampu untuk mendapatakan apa saja yang ada di dunia ini. Tentunya dengan disertai rasa mawas diri dan kepasrahan)

Kata-kata bijak dari pepatah Jawa kuno.

<img style=

foto: freepik.com

 

61. "Urip iku urup."(Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat.)

62. "Sapa sira sapa ingsun."(Janganlah menggurui, memerintah, serta mencampuri urusan orang lain tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak, biarlah masing-masing memiliki prinsip, pandangan, keyakinan serta pemikiran.)

63. "Surga manut neroko katut."(Kehidupan seorang istri ditentukan dari baik-buruknya agama suami.)

64. "Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman."(Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan manja.)

65. "Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka."(Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.)

66. "Adhang-adhang tetese embun."(Berharap sesuatu dengan hasil apa adanya. Seperti berharap pada tetes embun.)

67. "Adigang, adigung, adiguna."(Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.)

68. "Ana dina, ana upa."(Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.)

69. "Becik ketitik, ala ketara."(Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.)

70. "Gliyak-gliyak tumindak, sareh pakoleh."(Upaya yang dilakukan perlahan, tapi akhirnya tujuannya akan tercapai.)

71. "Kena iwake aja nganti buthek banyune."(Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.)

72. "Ngundhuh wohing pakerti."(Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang sepadan.)

73. "Sabar sareh mesthi bakal pikoleh."(Pekerjaan apa pun jangan dilakukan dengan tergesa-gesa agar berhasil.)

74. "Sepi ing pamrih, rame ing gawe."(Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.)

75. "Sluman slumun slamet."(Biarpun kurang hati-hati tapi masih diberi keselamatan.)

76. "Dhemit ora ndulit, setan ora doyan."(Berharap doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.)

77. "Milih-milih tebu oleh boleng."(Terlalu banyak memilih tapi pada akhirnya malah mendapatkan yang tidak baik.)

78. "Nabok nyilih tangan."(Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.)

79. "Ngajari bebek nglangi."(Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.)

80. "Obah ngarep kobet mburi."(Segala tindakan pemimpin selalu jadi anak buahnya.)

81. "Pitik trondhol diumbar ing padaringan."(Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.)

82. "Sembur-sembur adus, siram-siram bayem."(Sebuah tujuan yang terlaksana karena mendapat dukungan banyak orang.)

83. "Beras wutah arang bali menyang takere."(Menggambarkan sesuatu yang sudah rusak tidak akan bisa kembali sama seperti semula.)

84. "Cuplak andheng-andheng, yen ora pernah panggonane bakal disingkirake."(Orang yang menyebabkan keburukan maka semua kebaikannya akan terhapus.)

85. "Dadiya banyu emoh nyawuk, dadiya godhong emoh nyuwek, dadiyo suket emoh nyenggut."(Menggambarkan orang yang saking jengkelnya hingga tidak mau bertegur sapa lagi.)

86. "Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang."(Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.)

87. "Gupak pulute ora mangan nangkane."(Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.)

88. "Jagakake endhoge si blorok."(Berharap pada sesuatu yang belum pasti.)

89. "Jalma angkara mati murka."(Mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri.)

90. "Kakehan gludug kurang udan."(Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.)

91. "Kebat kliwat, gancang pincang."(Tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna.)

92. "Kendel ngringkel, dhadang ora godak."(Mengaku berani dan pintar, kenyataannya penakut dan bodoh.)

93. "Kumenthus ora pecus."(Menggambarkan orang yang banyak membual tanpa bukti dan perbuatan yang becus.)

94. "Lambe satumang kari samerang."(Orang yang sudah berkali-kali dinasihati tapi tak juga didengarkan.)

95. "Menthung koja kena sembagine."(Menggambarkan seseorang yang merasa telah memperdayai namun sebenarnya dia sediri yang telah terpedaya.)