Brilio.net - Musik keroncong bisa dibilang sudah mendarah daging bagi Subarjo HS (72). Sejak tahun 1962, ia telah menggeluti dunia keroncong dan hingga kini masih konsisten menyanyi keroncong dari panggung ke panggung.

Ia berkisah, saat duduk di bangku SMA 6 Yogyakarta lebih dikenal sebagai penyanyi pop. Tapi ia kemudian tertarik belajar musik keroncong pada Kusbini. Ia tempuh perjalanan dari Kotegede ke Pengok Yogyakarta untuk belajar kepada pemusik keroncong yang juga banyak menciptakan lagu nasionalis itu. Hal itu dilakoninya pada kurun waktu 1963-1964.

"Saat itu biaya belajarnya Rp 1.700 per bulan. Setahun kursus, saya berhenti karena nggak ada biaya," kenang Subarjo HS saat ditemui brilio.net beberapa waktu lalu.

Subarjo merasakan bagaimana Kusbini mengajar dengan begitu tulus dan tekun. Sementara ia tak punya uang lebih untuk bisa membayar Kusbini. Sesekali ia pun membawakan bingkisan berupa telur ayam untuk sang guru.

 

Subarjo HS © 2016 brilio.net

 

Hasil didikan keras Kusbini ternyata membuahkan hasil. Subarjo menjadi langganan juara pada kompetisi Bintang Radio untuk musik keroncong baik tingkat DIY maupun tingkat nasional.

Sejak tahun 1964 hingga 1989 ia selalu menjadi juara 1 tingkat DIY, hanya sekali saja ia meraih juara 2. Prestasi tingkat daerah membawanya mewakili DIY untuk tingkat nasional. Kemudian pada tahun 1975 ia meraih juara 2 nasional, tahun 1980 meraih juara 1 nasional, tahun 1982 juara 2 nasional lagi, dan tahun 1986 juara 3 nasional.

"Sebetulnya bisa dibilang saya sengaja tidak juara 1 terus, karena kalau juara 1 selama 2 kali berturut-turut maka tidak boleh ikut lagi. Sementara saya butuh hadiahnya untuk biaya hidup," akunya.

Subarjo sendiri merasa bangga dengan perkembangan keroncong saat ini. Ia senang banyak anak muda yang berminat mengembangkan musik keroncong. Tapi ia tetap berharap generasi muda tidak melupakan musik keroncong klasik dengan berkembangnya berbagai inovasi keroncong saat ini.

Dan kecintaannya terhadap keroncong ternyata menurun kepada anak-anaknya saat ini. Tak cuma itu, hingga saat ini banyak anak muda dari berbagai daerah seperti Solo dan Semarang datang ke kediamannya di Kotagede untuk belajar keroncong darinya.