Brilio.net - Satu korban Lion Air PK-LQP pertama yang berhasil teridentifikasi bernama Jannatun Cintya Dewi. Pihak DVI dari RS Polri mencocokkan sidik jari korban dan data antemortem berupa kartu keluarga pada Rabu (31/10).

Sehari setelah mendapatkan hasil tersebut, keluarga langsung memakamkan korban yang merupakan pegawai Kementerian ESDM di desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo pada Kamis (1/11).

Tak cuma keluarga dan kerabat dekat, kepergian Jannatun juga meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar. Selain takziah ke rumah duka, warga yang lewat di depan rumah Jannatun menunjukkan rasa bela sungkawa dengan turun dari kendaraan yang mereka kendarai dan menuntunnya hingga melewati rumah duka.

warga tuntun motor © liputan6.com
foto: liputan6.com

Tak hanya turun menuntun kendaraan, warga yang melintas juga mematikan mesin kendaraan mereka dan mendorongnya perlahan. Ini adalah bentuk hormat kepada keluarga korban pesawat yang jatuh di perairan Karawang tersebut.

Rupanya warga melakukan aksi ini bukan hanya karena lewat rumah Jannatun yang merupakan korban tragedi Lion Air. Ini merupakan budaya turun temurun yang masih sering ditunjukkan sebagai bentuk toleransi kepada warga lain yang sedang terkena musibah.

Aksi warga Sidoarjo ini pun membuat warganet salut. Ternyata wajah ramah yang terlihat dari budaya Indonesia masih dijunjung tinggi di beberapa daerah. Pemandangan ini yang kini memang sudah semakin jarang terlihat khususnya di kota-kota besar.

"orang menuntun sepeda motornya ketika melewati rumah yang sedang berduka, Desa suruh, kecamatan Sukodono, Sidoarjo, seorang korban musibah Lion air Jannatun Shintya Dewi tinggal

Indonesia belum punah
Indonesia punya adab
Indonesia berbudaya adiluhung," tulis akun pengunggah video tersebut seperti brilio.net kutip pada Jumat (2/11).

Video singkat bentuk hormat warga terhadap warga lain yang meninggal ini pun viral di media sosial. Salah satu postingan akun @apriltriyanto85 yang mengunggah video tersebut telah di-retweet lebih dari 9000 kali.

"Salut kepada empati yang ditunjukkan masyarakat di sana. Butir ketiga dalam Pancasila - Persatuan Indonesia - masih lekat, erat dan tak akan bisa digantikan yang lain. Damn, I love Indonesia!," ujar akun @risatromo.

"Kalau di jawa timur adat nya selalu begitu,ungga unggu dan sopan santun selalu di pakai,di kota besar sperti surabaya msih juga ada!!," ungkap akun @CAW17agustus45.

"Iya masih ada yang kaya gini waktu saya tinggal di sidoarjo beberapa tahun lalu.. Siapapun yang meninggal ketika melewati depan rumah almarhum, kita harus mematikan mesin dan turun dari motor.. Saya dan suami yang tidak tau otomatis ikut untuk menghargai adat yang sudah ada," tambah akun @cicicuuidh.