Bencana alam yang melanda Sumatera pada Sabtu, 13 Desember 2025, telah menyebabkan duka mendalam bagi banyak keluarga. Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor mencapai 1.006 jiwa hingga pukul 18.00 WIB.

Data ini diambil dari rekapitulasi di tiga provinsi yang terdampak, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan informasi ini dalam konferensi pers yang disiarkan di Youtube BNPB.

Di Aceh, jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 415 orang, di Sumatera Utara 349 orang, dan di Sumatera Barat 242 orang. Selain itu, ada 217 orang yang masih dinyatakan hilang.

Abdul Muhari juga mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi yang terdampak bencana berkurang dari 884.889 menjadi 654.642 orang, dengan perubahan terbesar terjadi di Provinsi Aceh.

Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan bahwa pemerintah telah menyiapkan lahan dan anggaran untuk hunian tetap bagi para korban banjir. Sambil menunggu pembangunan hunian tetap, pemerintah akan menyediakan tempat tinggal sementara agar para korban tidak terlalu lama berada di posko pengungsian.

"Ada hunian sementara dan hunian tetap yang sudah kita siapkan. Namun, ini memerlukan waktu," kata Prabowo saat meninjau Posko Pengungsian di Takengon, Aceh Tengah.

Di Sumatera Barat, dampak bencana juga cukup meluas, mencakup 13 hingga 14 kabupaten/kota. Dalam foto yang beredar, terlihat rumah-rumah yang rusak akibat banjir di Malalak.

Prabowo meminta kepada para korban untuk bersabar, karena proses pemulihan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dia berjanji bahwa pemerintah akan bekerja keras untuk memulihkan daerah-daerah yang terdampak agar masyarakat dapat kembali hidup normal.

"Kami mohon kesabaran, kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tenang saja, kami akan membantu," tutup Prabowo dengan penuh harapan.