Kejaksaan Agung (Kejagung) baru saja menangkap Iwan Setiawan Lukminto, Direktur Utama PT Sritex, pada malam Selasa, 20 Mei 2025, di Solo, Jawa Tengah. Penangkapan ini berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan pemberian fasilitas kredit perbankan kepada PT Sritex.
"Betul (Iwan) malam tadi ditangkap di Solo," ungkap Jaksa Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Febrie Adriansyah, saat dikonfirmasi pada Rabu (21/5).
Penangkapan Iwan Setiawan Lukminto menambah daftar panjang masalah yang dihadapi PT Sritex. Sebelumnya, perusahaan tekstil besar ini telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang, dan keputusan tersebut diperkuat oleh Mahkamah Agung. Ini menandai akhir perjalanan bisnis Sritex di bawah kepemimpinan Iwan Lukminto.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa penyelidikan kasus korupsi ini dimulai setelah pihaknya menerima informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana korupsi oleh PT Sritex.
Perusahaan ini meninggalkan jejak utang yang sangat besar, yang menyebabkan kepailitan. Meskipun Sritex adalah perusahaan swasta, Kejagung tetap mengusut kasus ini karena ada indikasi kerugian negara yang melibatkan bank daerah.
Profil Iwan Lukminto: Dari Pebisnis Tekstil hingga Tersangka Korupsi
Selain dikenal sebagai Direktur Utama PT Sritex, Iwan Lukminto juga memiliki rekam jejak organisasi yang cukup aktif. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Kota (DPK) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Solo, menunjukkan perannya dalam dunia bisnis di tingkat lokal.
Ia juga tercatat sebagai Dewan Pembina Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebuah organisasi yang mewadahi kepentingan industri tekstil secara nasional.
Lahir di Solo pada 24 Juni 1975, Iwan Setiawan Lukminto menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat dan meraih gelar Bachelor's Degree in Business Administration dari Suffolk University, Boston, Massachusetts pada tahun 1997.
Iwan Setiawan Lukminto ternyata pernah masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020 versi majalah Forbes. Ia menduduki posisi ke-49 dengan total kekayaan ditaksir mencapai US$515 juta atau setara Rp8,41 triliun (asumsi kurs Rp16.340).
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman organisasi yang luas, penangkapan Iwan Lukminto tentu mengejutkan banyak pihak. Kasus ini menjadi pukulan telak bagi citra PT Sritex dan dunia bisnis tekstil Indonesia secara umum. Proses hukum selanjutnya akan menentukan nasib Iwan Lukminto dan mengungkap lebih jauh detail kasus korupsi yang menjeratnya.
Profil PT Sritex
Sritex memiliki beberapa divisi produksi, termasuk spinning, weaving, dan fabric. Perseroan juga memasok benang untuk pabrik tekstil di berbagai negara seperti Amerika Serikat, China, Spanyol, Argentina, Brasil, Jepang, dan Korea Selatan.
Kain mentah dari Sritex digunakan secara luas baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, Sritex juga menyediakan bahan jadi sesuai permintaan konsumen ke berbagai perusahaan tekstil di Turki dan China.
Tak hanya itu, Sritex juga menyediakan produk garmen fashion dan seragam. Sejak tahun 1990-an, produk garmen seragam menjadi unggulan Sritex, dengan 33 negara telah menggunakan garmen seragam yang diproduksi oleh mereka. Sritex menyediakan seragam untuk kebutuhan korporat, sekolah, dan lapangan kerja.
Sebelum mengembangkan empat divisi produksi tersebut, Sritex telah menempuh perjalanan panjang. Didirikan oleh H.M Lukmindo sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo pada tahun 1966, Sritex membuka pabrik cetak pertama yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo pada tahun 1968.
Recommended By Editor
- Tahu-tahu ngeblank dan melamun tanpa sebab? Fix lagi terkena "ngang ngong" yang lagi viral
- Modus korupsi Iwan Lukminto, dapat kredit dari bank dipakai bayar utang hingga beli aset non-produktif
- Tak cuma Iwan Lukminto, Kejagung tetapkan 3 tersangka korupsi kredit Sritex, ini identitasnya
- Kejagung tangkap Iwan Lukminto, Dirut Sritex terjerat kasus korupsi
- 7 Fakta kasus warga ngamuk bakar rumah lurah di Lampung Tengah, bermula dari dugaan korupsi
- Jaksa hadirkan 2 penyidik KPK untuk jadi saksi di persidangan Hasto Kristiyanto