7 Fakta kasus warga ngamuk bakar rumah lurah di Lampung Tengah, bermula dari dugaan korupsi

Brilio.net - Kerusuhan besar terjadi di Kampung Gunung Agung, Lampung Tengah, pada Sabtu (17/5), menyusul tewasnya seorang warga dalam perkelahian. Warga yang marah lantas meluapkan emosi dengan membakar rumah lurah dan merusak sejumlah fasilitas.

Awalnya, masalah ini dipicu oleh perkelahian dua pria yang berujung pada kematian salah satu dari mereka. Namun, situasi makin runyam karena warga mengaitkannya dengan isu lama soal dugaan korupsi bansos oleh kepala kampung.

Aksi massa pun tak terbendung setelah pelaku penusukan diamankan polisi, sementara warga masih menyimpan dendam. Rumah lurah dibakar, puluhan kendaraan hangus, dan aparat turun tangan untuk menenangkan keadaan.

Kasus ini pun menjadi perbincangan hangat warganet di sejumlah platform media sosial. Banyak yang penasaran, apa sebenarnya yang terjadi hingga kisruh berujung pada terbakarnya rumah seorang lurah.

Berikut fakta kasus kasus warga ngamuk bakar rumah lurah di Lampung Tengah, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (20/5).

1. Perkelahian di TikTok berujung kematian.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
Freepik.com

Kasus ini bermula dari perseteruan di media sosial TikTok antara dua warga berinisial S (50) dan D (42). Cekcok tersebut kemudian berlanjut secara langsung saat keduanya bertemu di sebuah pasar.

Pertengkaran yang awalnya hanya adu mulut berubah menjadi tindak kekerasan yang berujung tragis. D menikam S hingga tewas di lokasi kejadian.

"Jadi awalnya perkelahian dua orang warga di media sosial TikTok, kemudian berlanjut hingga bertemu di pasar. Kemudian terjadi cekcok yang berujung penganiayaan berat menyebabkan salah satu pria berinisial S meninggal dunia akibat luka tusukan senjata tajam. Pelaku penusukan ini berinisial D," jelas Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, dikutip brilio.net dari Merdeka, Selasa (20/5).

2. Keluarga korban tak terima, massa meluap.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
© 2025 brilio.net/berbagai sumber

foto: X/@k0usushi

Setelah kejadian tersebut, keluarga korban tidak menerima kenyataan dan langsung mencari pelaku. Sayangnya, D sudah terlebih dahulu diamankan oleh pihak kepolisian.

Kemarahan warga pun tak terbendung meski pelaku sudah berada dalam perlindungan hukum. Emosi yang tak tertampung akhirnya beralih ke aksi balas dendam secara kolektif.

"Selanjutnya, mengetahui anggota keluarganya meninggal dunia membuat sejumlah orang marah sehingga mencari keberadaan pelaku yang memang sudah berhasil diamankan oleh anggota Polsek," tambah Yuni.

3. Rumah lurah jadi sasaran amuk massa.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
X/@k0usushi

Warga yang geram karena tidak menemukan pelaku akhirnya mengalihkan amarah ke rumah kepala kampung. Rumah tersebut dirusak hingga dibakar massa.

Bukan hanya rumah lurah yang jadi sasaran, tapi juga sebuah ruko serta kendaraan di sekitarnya. Kejadian ini mengundang perhatian aparat untuk segera turun tangan.

"Massa ini melakukan pengerusakan rumah lurah, total ada 2 rumah yang dibakar dan 1 ruko dirusak serta beberapa kendaraan yang terparkir di sekitar rumah baik mobil dan motor juga ikut dibakar dan dirusak," ujarnya.

4. Aparat gabungan turun tangan redam situasi.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
Pixabay.com

Melihat eskalasi yang tidak terkendali, aparat gabungan dari Polri dan TNI langsung dikerahkan. Fokus utama mereka adalah mengamankan warga dan meredam potensi kerusuhan lanjutan.

Sementara itu, keluarga lurah juga dievakuasi demi keselamatan. Situasi di lokasi saat ini disebut telah berangsur kondusif.

"Untuk keluarga lurah ini telah dievakuasi, kemudian pelaku D sudah diamankan di Polres Lampung Tengah. Saat ini tim gabungan baik dari Polda, Polres, Polsek hingga Kodim masih melakukan penjagaan di lokasi," jelasnya.

5. Polisi Temukan BBM subsidi ditimbun di rumah lurah.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
X/@k0usushi

Saat melakukan olah TKP pasca kebakaran, polisi menemukan fakta mengejutkan di belakang rumah kepala kampung. Di lokasi itu terdapat tempat penimbunan BBM bersubsidi.

Barang bukti yang disita antara lain 11 tandon kapasitas 1.000 liter, 44 jeriken berisi solar, 2 drum, 2 truk, serta mobil dengan tangki modifikasi. Ada juga mesin sedot, alat ukur, serta beberapa motor, termasuk yang telah dibakar massa.

Pihak kepolisian menjelaskan detail temuan di area rumah lurah. Lokasi itu diduga digunakan untuk aktivitas ilegal yang berkaitan dengan distribusi BBM bersubsidi.

6. Isu penyelewengan bansos sudah lama jadi keluhan warga.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
X/@k0usushi

Jauh sebelum kerusuhan pecah, warga Kampung Gunung Agung sebenarnya sudah geram terhadap kepala kampung mereka. Sosok Sukardi disebut-sebut telah berulang kali menyelewengkan bantuan sosial beras dari pemerintah pusat.

Warga meyakini bahwa beras yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin malah dijual untuk kepentingan pribadi. Tercatat setidaknya empat kali Sukardi menjual bansos, termasuk satu kejadian di awal 2025 saat dia tertangkap menjual 4 ton beras ke wilayah Tulangbawang.

Protes warga sempat mencuat pada Februari 2025 ketika kantor balai desa dan rumah lurah disegel sebagai bentuk perlawanan. Namun, tidak ada penyelesaian jelas hingga akhirnya kemarahan warga meledak saat terjadi kasus penusukan beberapa bulan setelahnya.

7. Polisi sebut penanganan kasus dipastikan berjalan profesional.

warga bakar rumah lurah di lampung tengah
Freepik.com

Untuk meredam suasana, pihak kepolisian mengimbau masyarakat tetap tenang. Mereka juga mengingatkan agar warga tidak mudah terpancing oleh isu atau kabar tak jelas.

Pihak kepolisian menegaskan akan menangani seluruh kasus secara menyeluruh, termasuk dugaan korupsi yang sebelumnya sempat mencuat. Kepala kampung kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres.

Penanganan kasus, baik penusukan maupun kerusuhan, akan dilakukan sesuai prosedur. Warga diharapkan memberi kepercayaan kepada penegak hukum.