Brilio.net - Patung biawak di Wonosobo sempat menghebohkan media sosial karena tampilannya yang sangat realistis dan mencolok di pinggir jalan. Karya ini berdiri megah di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, dan langsung mencuri perhatian publik dari berbagai daerah.

Bentuknya dibuat menyerupai biawak sungguhan lengkap dengan sisik, tatapan mata tajam, dan posisi tubuh yang seperti tengah merayap. Tak sedikit pengendara yang mengira itu adalah biawak sungguhan saat melintas di jalur Wonosobo–Banjarnegara.

Patung tersebut dibuat oleh seniman lokal Rejo Arianto dan menelan biaya hanya sekitar Rp50 juta. Hasilnya menuai banyak pujian karena dinilai artistik sekaligus merepresentasikan ikon lokal yang sudah lama dikenal warga sebagai “Krasak Mbenyawak”.

Habis biawak terbitlah bekicot © berbagai sumber

Instagram/@azmiadrianmuthobiq

Tak berselang lama setelah patung biawak viral di media sosial, patung bekicot di Kabupaten Grobogan ikut mencuri perhatian. Patung ini berdiri megah di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, dan menjadi buah bibir setelah diunggah akun Instagram @infogrobogan.id.

Keberadaan patung ini bukan tanpa alasan karena Desa Keyongan punya sejarah kuat yang berkaitan dengan hewan bercangkang. Nama desa tersebut diyakini berasal dari kata “keong”, merujuk pada jenis siput air yang dulunya banyak ditemukan di wilayah itu.

Menurut cerita yang berkembang, asal-usul nama Keyongan berkaitan erat dengan legenda Sunan Kalijaga. Saat mencari kayu jati untuk tiang Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga dikisahkan sempat singgah dan melihat banyak keong di desa ini sebagai simbol keberkahan alam.

Habis biawak terbitlah bekicot © berbagai sumber

Instagram/@infogrobogan.id

Masyarakat mempercayai bahwa kemunculan keong saat itu menjadi pertanda baik, sehingga nama Keyongan kemudian dipilih sebagai identitas desa. Cerita ini terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya lisan yang menguatkan karakter lokal.

Melalui pembangunan patung bekicot, pemerintah desa berupaya memperkuat identitas dan daya tarik wisata lokal. Proyek ini juga menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan budaya masyarakat setempat yang kaya makna.

Patung bekicot yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp100 juta itu terlihat begitu menarik lewat detail tampilannya. Tak sedikit yang menilai nilai seninya layak diapresiasi tinggi, bahkan dianggap punya potensi menjadi landmark baru Grobogan.

Habis biawak terbitlah bekicot © berbagai sumber

Instagram/@infogrobogan.id

Warganet pun ramai memberikan beragam komentar setelah melihat penampakan patung bekicot tersebut. Mereka terkesan dengan detail bentuknya sekaligus menyoroti biaya pembangunannya yang disebut-sebut mencapai ratusan juta.

“Kok bisa sih, kepalanya aja detail gitu. Harusnya itu 3M,” tulis @permanabudi9.

“Jalan nya bagus, dana patungnya wajar... menyala kades nya,” sahut @ilustration_nation.

“Bekicot di tangan yang tepat,” puji akun @maycakebakery.id.