Brilio.net - Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa ia akan melakukan lockdown selama 15 hari guna melindungi negaranya dari serangan COVID-19. Mulai hari ini, Selasa 17 Maret 2020 Emmanuel melarang adanya pertemuan publik selama 15 hari kedepan.

Dilansir brilio.net dari businessinsider, Selasa (17/3), Emmanuel Macron mengatakan pada penduduk Prancis agar tidak meninggalkan rumah mereka ataupun bertemu dengan orang lain kecuali hal yang sangat mendesak.

Masyarakat yang tidak dapat bekerja dari rumah atau mereka yang membutuhkan perawatan medis seperti obat-obatan akan di izinkan untuk keluar dari rumah. Namun, yang tak memiliki kepentingan khusus akan diminta untuk tetap diam di dalam rumah.

Emmanuel juga hanya mengizinkan warganya untuk menggunakan transportasi umum untuk pergi membeli kebutuhan bahan makanan pokok. Perjalanan antar Uni Eropa dan negara-negara non Uni Eropa akan dibatasai selama 30 hari, terhitung mulai Selasa siang ini.

Emmanuel juga memberi himbauan pada warganya yang sedang berada di luar negeri agar segera menghubungi Kedutaan Prancis agar dapat kembali ke negaranya. Presiden Prancis tersebut juga tak segan akan memberikan sanksi kepada warganya apabila melanggar peraturan yang telah ia tetapkan tersebut.

"Kami tidak melawan tentara lain atau negara lain. Tetapi musuh ada di sana: tidak terlihat, sulit dipahami, tetapi sedang membuat kemajuan. Kita sedang berperang, " kata Macron dikutip brilio.net dari Independent.co.uk.

Hingga Senin (16/3), jumlah kasus infeksi COVID-19 di Prancis sebanyak 5.400 dengan jumlah orang yang meninggal mencapai 127 orang dan jumlah pasien yang disembuhkan 12 orang.

Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe akhir pekan ini mengatakan bahwa Prancis akan menutup sebagian besar toko, restoran, dan fasilitas hiburan untuk mengurangi laju penyebaran virus Corona. "Kita harus benar-benar membatasi gerakan kita", ujarnya.

 

Reporter: Shofia Nida