Brilio.net - Baru-baru ini, kasus dugaan ijazah palsu yang melibatkan Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, telah dihentikan oleh pihak kepolisian. Hal ini disebabkan karena ijazah S1 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dimiliki Jokowi ternyata asli.

Namun, ada banyak cerita menarik di balik pengusutan kasus ini. Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Mabes Polri, mengungkapkan bahwa ia menerima berbagai masukan dari senior-seniornya di Polri. Banyak yang menyarankan agar penyelidikan cukup dilakukan dengan memeriksa pernyataan resmi dari UGM.

"Sebetulnya, kalau terkait dumas ini cukup simpel. Beberapa senior kami menyampaikan, 'Kalau UGM sudah menyatakan itu asli, ya selesai. Karena yang paling berwenang adalah UGM,'" ujarnya.

Meski begitu, Djuhandani memilih untuk melanjutkan penyelidikan secara menyeluruh. Menurutnya, kasus ini sudah terlanjur menjadi perhatian publik dan menyangkut integritas seorang tokoh negara.

"Kami ingin menjawab pertanyaan publik. Banyak yang muncul di media sosial soal latar belakang pendidikan Presiden, mulai dari SMA hingga perguruan tinggi. Maka dari itu, kami dalami semuanya," tegasnya.

Kasus ini bermula dari adanya aduan masyarakat (dumas) yang diterima Polri pada Desember 2024. Salah satu pelapornya adalah Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang dipimpin oleh Eggi Sudjana.

Polisi Telusuri dari Kampus hingga Dosen Penguji

Tim penyidik melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari pihak UGM, teman-teman kuliah Jokowi, hingga dosen yang menguji skripsinya. Hasilnya, melalui uji Laboratorium Forensik dan pembandingan dengan dokumen milik rekan seangkatan, Polri memastikan bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah asli.

"Kami mendapatkan hasil uji forensik atas dokumen ijazah yang dibandingkan dengan milik rekan sejawat beliau. Hasilnya menunjukkan keaslian," terang Djuhandani.

Selain itu, Polri juga menemukan dokumen pendukung lainnya seperti Kartu Hasil Studi (KHS) atas nama Joko Widodo dengan nomor induk mahasiswa 1681/KT dari Fakultas Kehutanan UGM. Terdapat juga naskah skripsi yang ditulis Jokowi lengkap dengan tanda tangan para dosen penguji dan cap resmi fakultas.

"Kami juga mendapatkan dua bundel dokumen dari KPU DKI Jakarta, yakni berkas pendaftaran atas nama Joko Widodo saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI pada 2012 dan saat mencalonkan diri sebagai Presiden pada 2019," tambahnya.

Melalui penyelidikan mendalam dan bukti-bukti autentik yang dikumpulkan, Polri menegaskan bahwa ijazah S1 Presiden Joko Widodo dari Universitas Gadjah Mada adalah asli dan tidak ditemukan unsur pemalsuan.

"Maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berdasar dari satu produk yang sama," ujar Djuhandani Rahardjo Puro.