Brilio.net - Nama Amanda Manopo kini melejit jadi artis sinetron dan film papan atas di Tanah Air. Melambungnya nama Amanda Manopo tak lepas dari perannya di Sinetron Ikatan Cinta yang dibintangi bersama Arya Saloka.
Dikenal sebagai artis muda berbakat, tak disangka aktris 23 tahun itu memiliki kisah pribadi yang membuat simpati publik. Amanda Manopo rupanya memiliki riwayat penyakit epilepsi. Hal tersebut diungkapkannya saat tampil di podcast milik Kemal Pahlevi.
"Gua epilepsi, jadi gua ada epilepsi jadi kalo gua udah capek, udah capek banget, forsir itu gua tumbang," ungkap Amanda Manopo dikutip brilio.net dari YouTube Kemal Palevi, Rabu (18/10).
Penyakit epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf pusat akibat adanya pola aktivitas listrik di otak yang berlebihan. Gejala utama dari epilepsi yaitu kejang tanpa penyebab yang jelas pada sebagian atau seluruh tubuh.
Kondisi ini terjadi karena gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan kejang bahkan kehilangan kesadaran. Pada pengidap epilepsi, kejang akan berlangsung lebih dari sekali alias berulang dalam waktu yang sama atau berbeda.
Mantan pacar Billy Syahputra tersebut mengungkap penyakit epilepsinya itu sudah diidap sejak lama. Bahkan penyakit tersebut masih bisa kambuh sewaktu-waktu.
Salah satu yang memicu kambuhnya epilepsi Amanda Manopo adalah jika dirinya sudah memforsir tenaga. Oleh sebab itu, Amanda tak bisa terlalu lelah meskipun jadwal kerjanya padat. Aktris kelahiran 1999 itu menyampaikan bahwa dia berusaha menerapkan jam syuting yang sehat selama menjadi artis sinetron maupun FTV.
"Jam syutingnya harus sehat. Karena kalau diforsir, nanti takutnya sakit. Nanti kalau sakit, nggak bisa syuting," ucapnya.
Selain itu, epilepsi Amanda juga bisa kambuh ketika sang aktris mengalami ketidaknyamanan saat tidur. Jika itu terjadi, tubuhnya dikatakan langsung kejang-kejang.
"Ke-trigger aja sih, biasanya kan capek otak kalau terlalu mikir, atau nggak tidurnya nggak nyaman. Aku lebih berasa tidur, jadi tidur tuh kejang, kejang," beber Amanda.
Bahkan gejala epilepsinya itu sempat muncul ketika dia berada di lokasi syuting. Kendati demikian, Amanda saat ini sudah bisa mengontrol pikirannya untuk meminimalisir kejadian yang tak diinginkan.
"Kalau di lokasi sempet, kayak cuman lagi dialog-dialog tiba-tiba langsung ini (kumat) lewat aja. Tapi mungkin karena aku sudah dewasa, aku coba untuk kontrol segala macem dan akhirnya ya udah biasa aja," tukas Amanda.
Amanda Manopo sampai beberikan pesan pada asistennya, jika epilepsinya kambuh hingga mulutnya mengeluarkan buih, dia meminta sang asisten untuk memiringkan badannya agar buih itu keluar.
Pasalnya Amanda teringat saat masih duduk di bangku SD, sang ibu yang tak tahu harus berbuat apa menelentangkan tubuh Amanda. Hal itu membuat buih yang keluar justru kembali ke dalam dan tersedak di tenggorokan.
"Dulu pas masih SD epilepsi terjadi karena gue kejang-kejang, itu gue lagi tidur sama nyokap, dia gak tahu mau ngapain. Buihnya itu tersedak," jelasnya.
Akibat tersedak buih, Manda sampai mengalami kesulitan bernapas. Bukan tanpa sebab, pasalnya buih tersebut sampai masuk ke dalam paru-paru, hingga membuatnya nyaris meninggal dunia.
"Jadi di situ gue tidak bisa bernafas," lanjutnya.
"Pada saat itu iya (bisa meninggal)," tuturnya.
Beruntung, bintang Mermaid in Love ini langsung dilarikan ke rumah sakit, sehingga dia bisa langsung mendapatkan pertolongan pertama. Disaat yang bersamaan, Amanda dan keluarga pun akhirnya mengetahui soal epilepsi yang diidapnya itu disebabkan lantaran adanya gangguan di bagian otak.
Recommended By Editor
- Interaksinya gemesin abis, 11 potret kebersamaan Amanda Manopo dan Aliando Syarief ini bikin baper
- Habiskan Rp 22 juta sekali perawatan, begini 11 pesona Amanda Manopo saat pakai dan tanpa makeup
- Makin gemoy usai lama vakum akting, ini 11 transformasi Aliando Syarief dari awal karier hingga kini
- Penampakan lokasi syuting Amanda Manopo yang kebakaran, begini keadaan sang aktris sekarang
- Sahabatan sejak kecil, intip 11 momen kekompakan Amanda Manopo dan Syifa Hadju dari dulu hingga kini