Brilio.net - Memiliki rumah sendiri adalah impian setiap orang. Baik yang sudah berkeluarga, maupun bagi mereka yang masih lajang. Apalagi di tengah harga sewa rumah yang terus melambung setiap tahunnya. Tingginya kebutuhan tempat tinggal bahkan membuat sebagian orang tergiur mengalihkan tabungannya ke investasi properti, termasuk milenial.

Namun faktanya, banyak tantangan yang harus dihadapi kaum milenial sebelum membeli hunian baru idaman. Salah satu faktornya adalah pengelolaan finansial yang seringkali berbenturan dengan gaya hidup.

Lantas, apakah mungkin kaum milenial bisa membeli rumah baru tahun ini? Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa diterapkan jika milenial ingin segera berinvestasi pada rumah baru. Simak beberapa poin penting berikut ini!

1. Mengecek kondisi keuangan

5 Tips untuk milenial yang ingin punya rumah baru © 2020 brilio.net

freepik.com

Di tengah situasi pandemi yang memaksa banyak perusahaan untuk gulung tikar, kamu harus lebih cermat dalam menganalisis kondisi keuangan pribadi. Jika ingin membeli rumah dengan metode cicilan atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah), pastikan jumlahnya tidak melebihi 35 persen dari pendapatan.

Selain itu, kamu juga perlu memastikan dana darurat, investasi dan pengeluaran wajib lain masih bisa dipenuhi. Dengan demikian, pembelian rumah baru tidak akan mengganggu rasio utama keuangan.

2. Menghemat pengeluaran

5 Tips untuk milenial yang ingin punya rumah baru © 2020 brilio.net mcadmon.com

Banyak godaan pengeluaran gaya hidup bagi kaum milenial. Mulai dari pakaian branded, makan di restoran, traveling, sampai dengan tagihan streaming online. Tetapi demi tujuan membeli rumah baru, kamu harus lebih selektif dalam membelanjakan uang dan lebih fokus menabung.

Dalam kondisi harus beradaptasi dengan new normal, sebenarnya kamu bisa mengurangi pengeluaran seperti jajan dan bepergian. Supaya tetap produktif di rumah, kamu bisa mengalihkan perhatian dengan mulai melakukan hobi, seperti memasak, bercocok tanam, maupun berolahraga.

3. Memilih rumah sesuai kebutuhan

5 Tips untuk milenial yang ingin punya rumah baru © 2020 brilio.net dekoruma.com

Nah yang nggak kalah penting, apakah kamu membutuhkan rumah untuk ditinggali sendiri, bersama pasangan, atau dengan anak-anak? Melihat katalog rumah terlengkap dengan layanan terbaik bisa memudahkan kamu memilih rumah. Tentunya semakin besar rumah yang kamu butuhkan jika semakin banyak penghuninya. Untuk pasangan muda yang baru menikah atau dengan satu orang anak, rumah tipe 21 sebenarnya masih layak untuk ditempati. Namun jika anak yang dimiliki lebih dari satu, harus mempertimbangkan rumah yang lebih besar seperti tipe 36 atau 40.

Selain tipe rumah, perhatikan juga lokasi hunian. Bagi kamu yang berkeluarga, pastikan lingkungan rumah aman untuk anak-anak bermain. Namun jika kamu masih lajang, sepertinya tidak masalah menempati rumah yang berada di tepi jalan ramai asalkan tetap memiliki nilai strategis.

4. Cari rumah dengan uang muka ringan

5 Tips untuk milenial yang ingin punya rumah baru © 2020 brilio.net dekoruma.com

Jika sudah menemukan kriteria hunian, saatnya mengumpulkan informasi perumahan baru dengan bujet dan lokasi yang diinginkan. Sejumlah pengembang menawarkan promo untuk menarik minat konsumen. Salah satunya uang muka ringan. Bahkan, ada pula yang memberlakukan uang muka nol persen dan bisa langsung menyicil nominal KPR yang disetujui. Meski terlihat ringan, namun kamu juga harus mempertimbangkan nilai bunga yang lebih besar, jika rasio uang muka lebih kecil bahkan ditiadakan.

5. Teliti dengan ketentuan pembelian

5 Tips untuk milenial yang ingin punya rumah baru © 2020 brilio.net dekoruma.com

Selain promo keringanan uang muka, pengembang juga seringkali memberi penawaran lain yang membuat kamu tertarik ketika melihat brosur atau iklan. Sebelum melakukan akad jual beli, pastikan kamu sudah paham dengan syarat dan ketentuan yang dimaksud. Kamu juga harus memperhitungkan biaya ekstra ketika mengajukan kredit KPR. Mulai biaya notaris, Pajak Penjualan dan Pembelian, biaya provisi, dan biaya asuransi. Pastikan kamu bertanya secara rinci kepada pengembang mengenai biaya ekstra apa yang harus dikeluarkan supaya tidak terjadi over budget.