Brilio.net - Jarum jam masih menunjukkan pukul 03.30 WIB subuh, Kamis (9/4). Tapi seorang tukang becak sudah tampak duduk di sebuah kursi tak jauh dari Masjid Annur, Jalan Nusa Penida, Kelurahan Klegen, Kota Madiun, Jawa Timur.

Dari sana terbukalah dialog antara tukang becak dengan salah satu warga, Sugeng Turbiantoro yang kebetulan juga kerap berjamaah subuh di masjid tersebut.

Sugeng Turbiantoro (ST) : Apa kabar Pak
Tukang Becak (TB) : Alhamdulillah sehat Mas
ST : Kok kelihatan sayah ( payah ) habis narik ya Pak ...
TB : Ya Mas ... jam 02.00 tadi mengantar orang ke Terminal Bus Kota Madiun
ST : Wauuuw begitu ...
TB : Sebenarnya sepulang dari mengantar orang dari stasiun saya disuruh untuk mengantar sesorang yang baru saja pulang dari Australia dari sebuah biro perjalanan, tapi saya menolaknya dengan halus bahwa saya ada acara.
ST : Lo Kenapa ditolak kan bayarannya besar Pak ...
TB : Ya Mungkin Mas ... Memang saat itu kebetulan tidak ada satu pun tukang becak yang lewat.
ST : (Saya pun memberondong pertanyaaan sekenanya). Kenapa Bapak tolak ... Bukannya seandainya Bapak mengantarkannya tentu mendapat tambahan uang yang cukup banyak ...
TB : Ya Mas ... Kalau dipikir memangnya begitu ... Tetapi sejak awal saya mancal
( mengayuh becak ) mengantar orang ke stasiun tadi ... sepulangnya saya niat berjamaah sholat subuh di masjid ini ...
ST : Bapak kan bisa melaksanakan jamaah sholat subuh di musola atau di masjid lain
TB : Ya mungkin bisa ... Tapi saya sudah niat dari awal untuk ajek ( rutin ) sholat dua rakaat sebelum subuh serta jamaah sholat subuh di masjid ini ... Saya yakin kalau saya melaksanakannya dengan ajek ( rutin ) dan ikhlas ... Allah juga akan memberikan rezeki yang ajek ( rutin ) pula kepada saya untuk keluarga saya.

Begitulah akhirnya terungkap alasan bapak tukang becak yang identitasnya minta dirahasiakan tersebut lebih memilih sholat subuh ketimbang membawa pelanggan asing meski mungkin imbalannya jauh lebih besar.

"Selamat berkarya Pak ... Semoga tetap sehat dan bisa istikomah melaksanankan sholat dua rakaaat sebelum subuh dan dilanjutkan sholat subuh secara berjamaah bersama kami," begitu Sugeng Turbiantoro memberikan komentar dalam kisah yang juga diunggah di Facebook pribadinya. Salut!