Brilio.net - Tak ada yang meragukan keimanan Rabiah al Adawiyah kepada Allah SWT. Ia meninggalkan segala yang bersifat duniawi dan sepenuhnya mengabdikan diri dalam doa kepada Allah. Tak hanya harta benda yang ia tanggalkan, Rabiah juga memilih untuk hidup sendiri.

Diceritakan dalam buku Seratus Muslim Terkemuka karya Jamil Ahmad bahwa Rabiah sebenarnya mendapat pinangan. Lamaran di antaranya datang dari gubernur Basrah, tapi lamaran itu ia tolak. Seorang sufi bernama Hasan al Basri juga datang untuk meminangnya. Tapi lagi-lagi ia menolak pinangan itu. Rabiah memilih untuk tidak menikah karena ia takut tak bisa berlaku adil terhadap suami dan anak-anaknya kelak karena hati dan perhatiannya sudah tercurahkan kepada Allah. Tidak ada satu pun di dunia ini yang dicintai Rabiah kecuali Allah. Meski begitu, Rabiah sadar bahwa menikah sejatinya adalah sunah agama.

Pada suatu hari Sufyan Suri, seorang yang saleh dan dihormati datang pada Rabiah, mengangkat kedua tangan dan berdoa, "Tuhan Yang Maha Kuasa, saya memohon harta duniawi dari-Mu." Mendengar isi doa itu, Rabiah pun menangis. Ketika ditanya kenapa menangis, ia menjawab, "harta yang sesungguhnya itu hanya didapat setelah menanggalkan segala yang bersifat duniawi ini, dan aku melihat Anda hanya mencarinya di dunia ini saja."

Rabiah melarang murid-muridnya untuk menunjukkan perbuatan baik mereka kepada siapa pun. Mereka malahan diharuskan menutupi perbuatan baik itu seperti menutup-nutupi perbuatan jahat mereka. Di antara murid Rabiah adalah Malik bin Dinar, Raba al Rais, Sheikh al Balkhi, dan Hasan Basrah. mereka sering mengunjungi Rabiah untuk mendapatkan nasihat dan doa, atau hanya sekadar mendengarkan ajarannya saja.

Terdapat kisah menarik saat Rabiah menghadapi maut. Dikatakan bahwa ketika Rabiah sakaratul maut, ia meminta teman-temannya untuk meninggalkannya dan ia menyilakan utusan Tuhan untuk lewat. Sewaktu teman-temannya berjalan keluar, mereka mendengar Rabiah mengucapkan syahadah dan terdapat suara yang menjawab, "Sukma, tenanglah. Kembalilah kepada Tuhanmu, legakan hatimu pada-Nya, ini akan memberikan kepuasan kepada-Nya." Rabiah diperkirakan meninggal dalam usia 83 tahun pada tahun 801 Masehi/185 Hijriah dan dimakamkan di Basrah, Irak.

BACA JUGA:

Kisah Rabiah al Adawiyah mantan budak yang tinggalkan hal keduniaan

Kisah Asmai kalahkan ratusan penyair berkat syair burung bulbul

Kisah kesederhanaan wali kota di tengah penduduknya yang pemberontak

Kisah keharmonisan antar umat beragama di zaman Rasulullah

Kisah Nabi Zakaria tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

Kisah perpindahan agama seorang panglima di tengah tengah perang

Kisah Perang Hunayn, kemenangan kaum muslim yang sempat tercerai berai