Brilio.net - Banyak sudah cerita kelam perseteruan antarsuporter klub sepakbola di Indonesia. Siapa yang tak tahu rivalitas mendarah daging antara The Jak Mania, suporter Persija Jakarta dengan Viking, kelompok suporter klub Persib Bandung. Tak cuma The Jak dengan Viking, di daerah lain juga sering terjadi gesekan antarsuporter klub sepak bola. Salah satunya perseteruan suporter salah satu klub sepak bola di Solo, Jawa Tengah dengan salah satu kelompok suporter sepakbola asal Yogyakarta.

Perseteruan kelompok suporter antarkota budaya tersebut diikuti sweeping mobil di daerah Prambanan hingga Klaten, Tengah.

Baca juga: Fans berat Del Piero, Eny bertemu dengan idolanya

Kadang, mobil yang disweeping oleh oknum suporter itu milik orang yang tidak tahu menahu perseteruan antara dua pendukung klub sepak bola itu. Oknum suporter asal Jogja misalnya, mereka mensweeping plat AD, yang merupakan plat kendaraan untuk daerah Eks Karesidenan Surakarta. Sebaliknya, oknum suporter asal Solo juga beberapa kali sweeping kendaraan plat AB yang merupakan plat kendaraan asal Yogyakarta.

Salah satu korban keberingasan sweeping plat mobil asal oleh oknum suporter bola tersebut adalah Sesar (24), mahasiswa yang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Solo. Suatu hari di tahun 2013, ia bersama temannya main-main ke Jogja untuk melepas stres karena padatnya beban kuliah. Ia dan temannya tidak tahu akan ada sweeping plat AD oleh oknum suporter di daerah Prambanan pada sore hari.

Baca juga: Arema adalah jati diri arek Malang

"Saya berdua sama teman berangkat ke Jogja pagi sekitar jam 9 atau jam 10. Niatnya mau refreshing, tapi malah kena apes disweeping di Prambanan. Untung masih selamat, cuma mobil teman saya yang digedor-gedor," aku Sesar yang menceritakan pengalaman tak mengenakannya kepada brilio.net lewat layanan Story Telling bebas pulsa di nomor telepon 0800-1-555-999, Kamis (21/1).

Sesar mengatakan, meski tidak terluka sama sekali, peristiwa itu membuat jantungnya berdetak kencang. Bahkan diakuinya sampai Solo pun, kecemasan yang dialaminya sama sekali nggak hilang.

"Deg-degan banget rasanya karena kita disuruh buka kaca, ditanyain suporter dengan dibentak-bentak. Salah jawab sedikit pasti habis kita. Yang kasian teman saya, mobilnya yang terhitung masih baru banyak kena gores. Yang paling parah di kap mobilnya yang kena gepuk batu," tambahnya.

Ke depannya, meski tak terlalu menggemari sepak bola dalam negeri, ia berharap ada kemajuan yang signifikan di dunia persepakbolaan nasional. Ia bahkan berharap Tim Nasional Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia.

"Sama seperti harapan masyarakat Indonesia ya jelas kepengin lihat Timnas berlaga di Piala Dunia. Jangan kalah mulu di tingkat Asean. Benahi sepakbolanya, PSSI-nya, dan untuk suporternya, saya cuma nitip pesen, fanatik boleh tapi mbok ya jangan anarkis, apalagi kalau sampai jatuh korban jiwa," pungkas Sesar.

Cerita ini disampaikan oleh Sesar melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!