Brilio.net - Berlari dan berjalan adalah latihan aerobik (bersifat memerlukan oksigen bagi kehidupan, gerak, dan pertumbuhannya) yang sangat bagus. Sebab, keduanya bisa menurunkan berat badan, memperbaiki tidur, memperbaiki suasana hati, meningkatkan energi, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, mengurangi risiko kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Sayangnya, banyak yang menganggap jalan kaki itu sebatas cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, padahal manfaatnya sangat besar kalau rutin dilakukan. Dilansir brilio.net dari laman The Science of Eating, Senin (14/9), berikut kelebihan jalan kaki dibandingkan berlari.

1. Berjalan vs berlari
Berjalan cepat benar-benar mengurangi risiko penyakit jantung yang lebih efektif daripada berlari. Sebuah studi membandingkan data dari dua studi selama enam tahun, yang melibatkan 33.060 pelari dan 15.045 pejalan kaki berusia antara 18-80 tahun. Studi ini menemukan bahwa ketika jumlah energi yang sama dikeluarkan, pejalan kaki mengalami manfaat kesehatan lebih besar daripada pelari.

Pelari mendapatkan manfaat pengurangan risiko penyakit jantung sebesar 4,5%, sementara pejalan kaki mengalami pengurangan risiko penyakit jantung sebesar 9,3%. Selain itu ada perbandingan kesehatan lainnya, antara lain:

- Risiko pertama kali tekanan darah tinggi pada pelari berkurang sebesar 4,2%, sementara pejalan kaki 7,2%
- Risiko pertama kali kolesterol tinggi pada pelari turun sebesar 4,3%, sementara pejalan kaki sebesar 7%
- Risiko pertama kali diabetes pada pelari dan pejalan kaki sama-sama berkurang sebesar 12%

Pemimpin studi, Paul Williams, dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California, Amerika Serikat, menyatakan bahwa berjalan dan berlari sama-sama mendatangkan manfaat kesehatan yang ideal karena keduanya melibatkan kelompok otot yang sama, hanya saja intensitasnya berbeda. Pejalan kaki dan pelari juga sama-sama mengeluarkan energi untuk memperoleh manfaat yang sama. Itu artinya, kamu harus berjalan lebih lama daripada waktu kamu berlari untuk mendapatkan efek yang sepadan. Namun begitu, keduanya sama-sama aktivitas yang mudah dan bisa dilakukan kapan saja tanpa keluar uang.

2. Bahaya memforsir diri
Sebuah laporan yang diterbitkan para peneliti dari Denmark dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa orang-orang yang terlalu keras berolahraga bisa "mematikan" manfaat olahraga itu sendiri. Dengan begitu, orang yang berlari dengan cepat lebih dari empat jam seminggu, selama lebih dari tiga kali per minggu, justru memiliki risiko kematian yang sama dengan hasil studi yang diselenggarakan selama 12 tahun, yaitu sebagaimana orang-orang yang tidak aktif secara fisik dan tidak pernah berlari sama sekali. Penelitian ini sendiri telah memperhitungkan faktor usia, jenis kelamin, riwayat penyakit jantung atau diabetes, atau juga konsumsi rokok dan minuman beralkohol.

Fakta juga menyuguhkan orang-orang dengan risiko kematian terendah selama penelitian adalah orang-orang yang berlari kurang dari tiga kali seminggu selama satu sampai 2,4 jam, dengan kecepatan lari yang sedang. Bahkan orang-orang yang berlari sedikit lebih cepat, selama 2,5 jam sampai empat jam seminggu dengan kecepatan rata-rata, dan kurang dari tiga kali seminggu, justru menunjukkan risiko kematian sedikit lebih tinggi sebesar 66%, yang merupakan sebuah fakta cukup mengejutkan.

Nah, bagi kamu yang ingin menurunkan berat badan dan tetap sehat, pilihlah jalan kaki. Kalaupun ingin lari, pilihlah "aturan tepat" supaya mendapatkan manfaat yang memang kamu inginkan. Jangan hanya karena ingin segera kurus, lantas memforsir diri dengan lari lebih cepat dan lama. Sayangi jantungmu, lho.

3. Jalan kaki adalah cara terbaik
Jalan kaki merupakan latihan yang bagus bagi mereka yang baru mulai latihan atau yang memiliki masalah kesehatan. Selain itu juga berpengaruh signifikan terhadap pemilik masalah kelebihan berat badan karena jalan kaki bisa mengurangi stres pada tubuh.

Fakta penting yang juga perlu diketahui adalah perbedaan antara berjalan dan berlari. Keduanya sama-sama melibatkan kaki, dan bisa memberikan efek yang sama, hanya saja pengulangan berlari bisa memiliki risiko cedera yang lebih besar. Berlari dianggap sebagai olahraga dengan dampak lebih tinggi daripada berjalan kaki. Berlari bisa menyebabkan cedera pinggul, lutut, dan pergelangan sendiri. Sementara berjalan memiliki dampak yang lebih rendah dan tidak terlalu membahayakan tubuh.

Jadi, masihkah kamu ingin berlari? Apa pun pilihan kamu, jangan melakukannya melebihi kemampuan tubuhmu. Kesehatanmu, lho.