Brilio.net - Di zaman digital, musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi kaum muda yang tidak pernah absen untuk mendengarkan musik lewat headphone. Namun di balik kesenangan yang ditawarkan alunan musik, ada fenomena yang perlu diperhatikan dengan serius. Kebiasaan mendengarkan musik secara berlebihan terutama menjelang tidur, dapat memiliki dampak serius pada pendengaran.

Penelitian menunjukkan bahwa terpapar suara dengan volume tinggi dan bising, terutama dalam jangka waktu yang lama, bisa menyebabkan kerusakan pada pendengaran. Istilah tuli karena kebisingan atau noise induced hearing loss menggambarkan dampak negatif yang mungkin terjadi akibat terpapar suara bising secara berulang-ulang. Sayangnya, banyak kaum muda mungkin tidak menyadari bahwa mendengarkan musik secara terus-menerus dapat membahayakan pendengaran di masa depan.

Seperti dialami oleh Wang, seorang perempuan muda asal Shandong, Tiongkok, yang baru-baru ini mengunjungi fasilitas kesehatan untuk menjalani pemeriksaan pendengaran. Hal ini disebabkan oleh kebiasaannya yang selalu mendengarkan musik lewat headphone setiap malam saat menjelang tidur. Wanita yang menjabat sebagai sekretaris di perusahaan lokal itu menceritakan kebiasaannya kepada dokter.

"Saat saya masih kuliah, saya suka tertidur sambil mendengarkan musik. Begitu saya mulai mendengarkannya, saya akan tidur dengan headphone menyala sepanjang malam. Ini sudah menjadi kebiasaan, dan saya sudah melakukan ini selama sekitar dua tahun," kata Wang kepada dokternya, dikutip brilio.net, Rabu(13/3).

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: odditycentral.com

Li Tao, direktur Departemen THT di rumah sakit tersebut memberikan informasi kepada surat kabar Tiongkok The Paper, gangguan pendengaran yang dialami Wang kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan mendengarkan musik setiap malam. Meskipun volume musik yang didengarkan tidak berlebihan, paparan telinga terhadap kebisingan dalam jangka waktu lama akhirnya menyebabkan kerusakan pendengaran yang bersifat permanen.

 

 

Beruntung bagi Wang, hanya telinga kirinya yang terkena dampak kebisingan terus-menerus dan kerusakannya cukup ringan sehingga hilangnya fungsi pendengaran dapat dikompensasi dengan alat bantu dengar. Kejadian Wang ini menjadi sorotan dan viral di Tiongkok baru-baru ini. Peristiwa ini juga sekaligus menjadi peringatan untuk generasi saat ini agar tahu batasan dalam mendengarkan musik.

Sehingga melalui kejadian tersebut para dokter merekomendasikan tiga "aturan 60" agar bisa menghindari masalah serupa. Pertama, jangan terlalu lama terpapar pada suara yang lebih dari 60 desibel. Kedua, batasi pemakaian headphone atau mendengarkan musik keras selama lebih dari 60 menit. Ketiga, saat menggunakan perangkat elektronik yang memutar suara, pastikan volumenya di bawah 60 persen.

Perlu diingat, selain mengganggu pendengaran, mendengarkan musik menggunakan headphone atau earphone saat tidur juga memiliki bahaya yang cukup mengerikan dan berdampak fatal pada pendengaran. Brilio.net melansir dari emc.id pada Rabu (13/3), berikut ini beberapa alasan kesehatan penggunaan headphone atau earphone sangat tidak disarankan saat tidur.

1. Menumpuknya kotoran telinga.

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: freepik.com

Menggunakan headphone sepanjang malam atau dalam waktu yang lama bisa mendorong kotoran telinga untuk masuk lebih dalam, yang akhirnya menyebabkan penumpukan. Akumulasi kotoran telinga ini seringkali menghasilkan sensasi yang tidak nyaman dan mengganggu ketika sedang beraktivitas. Situasi ini dapat mengakibatkan penurunan sensitivitas pendengaran dan bahkan memicu kondisi seperti tinitus, yang ditandai dengan telinga berdenging.

2. Menyebabkan infeksi telinga.

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: freepik.com

Menggunakan headphone terlalu lama dan secara berkelanjutan dapat meningkatkan risiko infeksi telinga yang menyebabkan rasa nyeri. Terlebih, penggunaan headphone yang berkepanjangan dapat memicu penyebaran bakteri di telinga, yang dipicu oleh peningkatan kelembapan dan penumpukan kotoran. Hal ini dapat memperburuk kondisi infeksi telinga yang sudah ada.

3. Munculnya gangguan pendengaran.

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: freepik.com

Keluhan yang sering terjadi adalah dampak penggunaan earphone dalam jangka waktu yang lama. Sebagian besar earphone mengeluarkan suara antara 95 hingga 108 dB, yang melebihi batas keamanan suara yang diterima oleh telinga manusia, yaitu sekitar 85 dB. Dampaknya adalah kerusakan saraf pada telinga dan penurunan sensitivitas pendengaran karena paparan volume suara yang terlalu tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pendengaran.

4. Menyebabkan kerusakan otak.

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: freepik.com

Ketika tidur, tubuh akan beristirahat, tetapi otak masih aktif. Sayangnya, tidur sambil mendengarkan musik dapat mengganggu istirahat otak. Jika terus diabaikan, paparan elektromagnetik dari headset bisa merusak sel-sel otak. Sehingga perlu dihindari pemakaian headphone secara terus-menerus untuk menghindari kerusakan pada otak yang bisa berakibat fatal.

5. Munculnya nekrosis.

kisah pilu wanita alami gangguan pendengaran © Freepik

foto: freepik.com

Nekrosis adalah kondisi di mana sel mengalami cedera karena suplai darah ke jaringan terganggu. Penggunaan earphone yang tidak pas saat tidur dapat menyebabkan nekrosis karena posisi telinga yang berubah-ubah. Seiring waktu, penggunaan earphone yang terus-menerus dapat menyebabkan penyempitan saluran telinga, membuat aliran darah sulit mengalir. Akibatnya, jaringan di telinga dapat mati atau mengalami nekrosis, ditandai dengan munculnya luka berwarna gelap.

Dengan kemajuan teknologi yang memudahkan akses musik, peru diingat pentingnya menjaga keseimbangan. Menikmati musik adalah hak setiap orang, tetapi menjaga kesehatan pendengaran juga merupakan tanggung jawab diri sendiri. Dengan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat, kamu bisa memastikan bahwa generasi mendatang tetap bisa menikmati keindahan musik tanpa harus mengorbankan kesehatan pendengaran.