ibu dukung anak putus sekolah © Instagram

ibu dukung anak putus sekolah
Instagram/@kat_clark_

Keputusan Kat mengeluarkan anaknya dari sekolah, karena Deja sudah mulai mendapat peluang sebagai influencer. Sehingga, dia merasa daripada harus sering izin lebih baik mengeluarkan anaknya dari sekolah.

"Deja bahkan mulai mendapat peluang juga sekarang. Jadi sekolah (dari pukul) 9-3, Senin sampai Jumat tidak berhasil karena menyadari kami harus sering izin dari sekolah," kata Kat.

ibu dukung anak putus sekolah © Instagram

ibu dukung anak putus sekolah
Instagram/@deja_clarkk

Walau berhenti dari sekolah umum, bukan berarti Kat tidak peduli dengan pendidikan anaknya. Dia menjelaskan akan mendaftarkan Deja ke homeschooling tahun depan. Pun, jika putrinya tidak menyukai keputusan ini, dia diberikan kebebasan untuk kembali ke sekolah lamanya.

"Kami pikir itu yang terbaik untuknya, sebab kami hanya tidak ingin dia melewatkan kesempatan ini. TikTok membutuhkan banyak waktu, itu yang berhasil untuk keluarga kami," pungkas Kat.

Usut punya usut, bukan cuma Deja yang berhenti sekolah demi jadi influencer. Putri tertua Kat, Latisha juga juga meninggalkan sekolah hukumnya dalam waktu 6 bulan untuk terjun ke dunia podcasting. Jadi, jelas sekali, pendidikan formal bukanlah segalanya dalam kamus Kat.

ibu dukung anak putus sekolah © Instagram

ibu dukung anak putus sekolah
Instagram/@kat_clark_

"Bicara Deja, jika dia ingin menjadi dokter atau pengacara kami akan mendorongnya untuk mewujudkan impian tersebut. Namun, sekarang tujuannya bukanlah itu. Kami bersedia bekerja dengannya apapun yang terjadi," jelas Kat.

Secara tegas Kat mengatakan bahwa ini bukan tentang ketenaran atau uang. Dia ingin mengajari anak-anaknya beberapa pelajaran hidup.

"Sejujurnya saya senang bekerja dengan putri saya. Menyenangkan sekali, seperti bekerja dengan sahabat sendiri," pungkas Kat.

ibu dukung anak putus sekolah © Instagram

ibu dukung anak putus sekolah
Instagram/@kat_clark_

Keputusan Kat tentu menuai pro dan kontra dimata publik. Salah satu orang mengatakan, "Saya akan 100 persen membiarkan anak saya putus sekolah jika mereka memiliki arahan dan cukup dewasa." Sementara itu, seorang guru SMA menimpalinya dengan berkata, "Mengapa memaksa seorang anak untuk tetap bersekolah jika bukan karena mereka?"