Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, sehingga Indonesia sering disebut Zambrut Khatulistiwa. Salah satu kebuyaan Indonesia adalah tradisi Ikipalin yang tergolong ektrem dan tidak patut dituru oleh orang secara umum.

Ikipalin adalah salah satu tradisi memotong jari yang dilakukan oleh suku Dani di Papua. Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami suatu wilayah di Lembah Baliem, pedalaman Papua yang biasa menggantungkan hidupnya dengan cara bercocok tanam dan berternak babi. Mereka dipimpin oleh seorang kepala suku besar yaituAp Kain.

Seperti yang dikutip dari laman ulinulin.com (03/03), Ikipalin adalah sebuah tradisi memotong jari sebagai lambang kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarga yang meninggal. Tradisi yang terbilang ekstrem ini akan dilakukan bila ada salah satu anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, dan adik. Suku Dani wajib memotong jarinya sebagai simbol sakitnya saat kehilangan anggota keluarga, dan untuk mencegah terulang kembali malapetaka yang telah merenggut nyawa anggota keluarga mereka.

Tradisi potong jari, lambang kesedihan atas keluarga yang meninggal

Bagi Suku Dani, jari merupakan simbol kerukunan, kesatuan, dan kekuatan dalam diri manusia maupun keluarga. Bentuk jari yang berbeda merupakan satu kekuatan dalam membantu semua beban pekerjaan manusia. Kehilangan salah satu ruasnya saja, bisa mengurangi kinerja tangan. Jadi, apabila salah satunya hilang maka berkuranglah kekuatan yang ada. Filosofi jari ini yang membangun semangat kebersamaan dan kesatuan Suku Dani.

Menurut artikel yang dimuat dalam infobudaya.net (08/09), terdapat sebuah pedoman dasar hidup Suku Dani, yaitu Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik. Pedoman ini memiliki arti untuk tetap bersatu baik dalam suka maupun duka. Pedoman inilah yang lantas menjadi landasan masyarakat Suku Dani untuk memotong jarinya karena adanya anggapan bahwa kesedihan yang mendalam dan luka hati ditinggal mati oleh keluarga, baru akan sembuh apabila luka jari yang dipotong sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi.

TradisiIkipalinsendiri menggunakan beberapa cara dalam mengeksekusinya, mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang. Ada juga yang mengikatkannya dengan seutas tali beberapa lamanya sehingga aliran darahnya terhenti dan jaringan ruas jari menjadi mati kemudian dipotong.

Tradisi potong jari, lambang kesedihan atas keluarga yang meninggal

Bahkan, masyarakat terdahulu Lembah Baliem, sebuah lembah pegunungan yang cukup terkenal, pernah ada tersingkap kasus di mana seorang ibu memotong jari anaknya yang baru lahir dengan cara menggigitnya karena ingin menghilangkan kesialan yang selama ini menderanya. Ia percaya dengan memotong jari anaknya maka kesialan yang selama ini ia alami dapat hilang, hal tersebut seperti yang dilansir dari laman budaya-indonesia.org (20/06).

Pemotongan ruas jari biasanya dilakukan oleh kaum ibu. Namun tidak menutup kemungkinan pemotongan jari dilakukan oleh anggota keluarga dari pihak lakilaki ataupun perempuan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, serta pengaruh agama yang mulai masuk hingga ke pelosok Papua membuat tradisi Ikipalinsudah mulai ditinggalkan. Sudah jarang masyarakat suku Dani melakukan tradisi ini. Kini hanya tertinggal sisa bekas luka di ruas jari yang sempat dilakukan banyak lelaki dan wanita tua Suku Dani, sebagai wujud pengenalan tradisi potong jari.