Salah satu menu buka puasa yang paling populer adalah kolak. Bahkan boleh dikatakan, kolak seolah-olah merupakan salah satu menu wajib yang harus ada di saat berbuka puasa.

Sebenarnya, kolak bisa dimakan kapan saja, karena bahan-bahan dasarnya tidak mengenal musim dan cocok untuk menemani di saat-saat santai. Namun, ketika disantap pada saat berbuka puasa, kolak terasa semakin spesial.

Ternyata, ada cerita menarik dan inspiratif di balik kolak, yang seolah-olah jadi menu wajib berbuka puasa. Dilansir dari liputan6.com, dari segi bahasa, Kolak berasal dari kata "Khalik", yang artinya adalah Sang Pencipta Langit dan Bumi. Dengan demikian, penamaan Kolak dimaksudkan agar siapapun yang mengkonsumsinya, bisa mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

Dijadikannya kolak sebagai menu wajib berbuka puasa, tidak terlepas dari proses penyebaran Islam di Pulau Jawa. Kala itu, para ulama selalu menggunakan cara-cara yang sederhana dalam berdakwah, agar lebih mudah dipahami masyarakat.

Selain lagu-lagu, pertunjukan seni dan alunan musik. Makanan juga jadi salah satu media yang digunakan kala itu. Nah, salah satu makanannya adalah kolak, yang memiliki citarasa manis dan gurih.

Lewat bahan-bahan utama pembuat kolak inilah, makna-makna dari ajaran-ajaran agama tersampaikan. Sebagaimana yang diketahui, bahan utama untuk membuat kolak adalah pisang kepok dan ubi.

Masih dilansir dari liputan6.com, pisang kepok melambangkan tobat dan memohon ampunan atas kesalahan atau dosa yang diperbuat, dengan kata lain kapok. Dengan memakan pisang kepok, diharapkan setiap orang bisa bertobat dan kembali ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Ubi atau ketela disebut juga dengan nama "Ketelo Pendem", artinya ketela atau ubi yang terpendam. Makna dari buah ini dijadikan bahan kolak dan dimakan adalah, agar siapapun yang memakankan, harus bisa mengubur atau memendam kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak melakukannya lagi di masa yang akan datang.

Demikianlah makna yang sangat mendalam dari kuliner kolak, sehingga seolah menjadi menu wajib pada saat berbuka puasa. Meskipun sudah banyak kreasi yang dilakukan pada kuliner yang sarat nilai ini, namun nilai-nilai religius dan kehidupannya tidak pernah hilang di telan jaman.

Demikianlah informasi yang bisa diberikan. Semoga bermanfaat. Selamat menjalankan ibadah puasa!

Sumber Referensi : liputan6.com

Images : pojoksatu.id