Masa pandemi tidak akan berakhir hingga disebarluaskannya sebuah vaksin yang ampuh dalam menangkal virus Corona. Sayangnya, hingga kini belum ada tanda-tanda yang jelas bahwa vaksin akan ditemukan dalam waktu yang dekat.

Walaupun demikian, pemerintah saat ini tengah merumuskan sebuah skema untuk melonggarkan kembali pembatasan sosial yang akan diterapkan dalam waktu tidak lama lagi. Hal tersebut dilakukan mengingat bahwa pembatasan sosial yang berkepanjangan akan berdampak buruk terhadap perekonomian serta kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Apabila hal tersebut terealisasikan, masyarakat secara bertahap dapat kembali melakukan segala aktivitasnya di luar rumah. Akan tetapi, kehidupan tidak akan sepenuhnya kembali normal selama bahaya virus Corona masih mengintai. Pola hidup masyarakat akan berubah demi beradaptasi di masa pandemi. Hal-hal yang terkesan tidak lumrah di saat sebelum pandemi akan menjadi normal baru di masyarakat. Tidaklah menutup kemungkinan bahwa setelah masa pandemi berlalu, kebiasaan-kebiasaan baru ini akan menjadi sesuatu yang permanen.

Berikut ini adalah pola hidup baru masyarakat yang timbul akibat pandemi virus Corona.

1. Menggunakan masker, menjaga jarak, dan sanitasi diri.

The new normal, 4 pola hidup baru masyarakat yang timbul akibat Corona

Foto: freepik.com

Memakai masker saat bepergian, melakukan physical distancing di tempat umum, dan rajin mencuci tangan merupakan tiga hal yang paling sering disosialisasikan di masa pandemi oleh pemerintah dan juga badan kesehatan seperti WHO. Ketiga hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko penularan penyakit.

Tanpa disadari, masyarakat telah membiasakan diri untuk menggunakan masker ketika bepergian, rutin menggunakan hand sanitizer, dan juga menjaga jarak dengan orang lain bahkan saat mengantre.

2. Menghindari kegiatan yang menimbulkan keramaian.

The new normal, 4 pola hidup baru masyarakat yang timbul akibat Corona

Foto: freepik.com

Orang-orang yang hobinya nongkrong, jalan-jalan, terlibat dalam suatu event, atau mengikuti keseruan konser tentunya paham bahwa pandemi menghambat mereka dalam menyalurkan hobi tersebut. Akhir-akhir ini, kita dapat melihat bahwa banyak event, kegiatan sosial, konser musik, dan acara lainnya yang mengandung keramaian ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal ini dikarenakan keramaian mengundang risiko untuk mempercepat penularan virus Corona.Oleh karena itu, banyak orang mulai menggantikan aktivitas tersebut dengan alternatif lainnya yang sifatnya serupa tanpa harus melibatkan keramaian, seperti menonton konser live secara online, video call dengan teman, mengikuti webinar, dan lain-lain.

3.Menyetok barang dan kebutuhan pokok.

The new normal, 4 pola hidup baru masyarakat yang timbul akibat Corona

Foto: freepik.com

Semakin sering keluar dari rumah, semakin besar risiko seseorang untuk terpapar virus Corona. Atas dasar pemikiran tersebut, pola belanja kebanyakan orang menjadi berbeda. Biasanya, orang akan belanja sesuai kebutuhannya saja. Namun, ketika pandemi, orang akan membeli barang dengan jumlah yang lebih besar dari yang biasanya. Ini dimaksudkan agar mereka tidak perlu keluar rumah lagi untuk belanja karena kebutuhan yang tersedia di rumah cukup untuk beberapa waktu ke depan.

Akan tetapi terdapat beberapa orang yang bersikap berlebihan dalam membeli barang dan kebutuhannya. Barang yang dibeli dalam jumlah yang besar pun terkadang tidak rasional, salah satunya adalah tisu toilet. Hal ini bisa jadi menyebabkan orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhannya akibat keserakahan orang lain. Oleh karena itu, masyarakat juga perlu mempertimbangkan kebutuhan orang lain saat membeli barang dalam jumlah yang besar.

4. Memanfaatkan teknologi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

The new normal, 4 pola hidup baru masyarakat yang timbul akibat Corona

Foto: freepik.com

Peran teknologi di masa pandemi menjadi sangat penting dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Kemajuan teknologi di masa ini memungkinkan kita untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa harus berinteraksi dengan orang lain, yaitu secara virtual. Di masa pandemi ini, istilah-istilah seperti work from home, kuliah online, webinar, dan e-learning sudah tidak asing lagi di telinga. Hal-hal tersebut merupakan penerapan teknologi yang telah membantu manusia untuk melakukan berbagai kegiatan tanpa harus berpindah tempat.

Dapat dikatakan bahwa krisis kali ini tidaklah menghambat kemajuan manusia, tetapi justru mampu membuat manusia merasakan sedikit kehidupan di masa depan yang serba digital. Banyaknya organisasi yang membuat kebijakan untuk melaksanakan aktivitas operasionalnya secara daring mengakibatkan orang-orang dari berbagai generasi mulai melibatkan teknologi dalam melakukan tugasnya. Hal ini tentunya mendorong tingkat literasi digital baik di kalangan muda maupun di kalangan terdahulu.