Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Kamu selalu butuh orang lain untuk menyambung hidupmu. Namun ternyata dalam hidup berdampingan antar manusia, banyak sekali tipe orang yang selalu mengedepankan egonya. Padahal, ini sering kali membuat orang lain malas dekat dengan orang yang seperti itu, karena dia selalu mementingkan dirinya sendiri. Yuk cek apakah 6 tanda egosentris ini ada di kamu?

1. Kamu sering show up atas pekerjaanmu.

Dalam lingkungan kerja, kamu sangat sering menunjukkan pada orang-orang bahwa kamu sudah mengerjakan banyak tugas kantor. Gaya bicaramu seakan-akan hanya kamulah yang sudah bekerja keras, sedangkan rekanmu yang lain tidak. Tugas A, B, dan C sudah saya selesaikan. Saya sudah melakukan ini itu blablabla." Kalau kamu sering berbicara dengan kalimat seperti itu dan terbiasa show up atas pekerjaanmu, lama-lama rekan kerjamu akan menganggapmu sebagai orang yang sok dan sombong. Apalagi kalau sebenarnya yang mengerjakan tugasmu adalah orang lain atau bawahanmu dan kamu mengakuinya sebagai karyamu. Duh!

2. Kamu selalu merasa paling tahu.

Saat orang lain memaparkan gagasan atau ide-ide baru, kamu selalu bilang Saya sudah memikirkan hal itu. Kamu merasa paling tahu atas segalanya. Ide-ide yang dimunculkan oleh orang lain selalu kamu tanggapi seperti itu. Lama-kelamaan orang lain akan enggan ngobrol denganmu. Karena kamu dianggap orang yang sok tahu serta meremehkan ide dan gagasan mereka.

3. Kamu terbiasa melebihkan dirimu atas orang lain.

Dalam suatu obrolan, temanmu menceritakan bahwa dirinya telah berhasil mencapai sesuatu. Alih-alih memberikan apresiasi padanya, kamu justru bilang, Aku malah sudah mencapai lebih dari itu. Tidak hanya tentangmu, dalam hal apapun kamu selalu begitu. Saat temanmu bercerita bahwa anaknya sudah bisa merangkak, kamu langsung memotongnya dengan Anakku malah sudah bisa berdiri. Walaupun yang ingin kamu ungkapkan itu sebuah fakta, kadang kamu perlu menghargai orang lain dengan tidak mengungkapkannya.

4. Kamu mendengar untuk menjawab.

Saat terlibat dalam perdebatan dengan orang lain, kamu tidak pernah benar-benar mendengarkan argumennya. Kamu hanya mendengar untuk menjawab argumennya. Kamu sering kali merasa paling benar dan tidak pernah memandang dari sudut pandang orang lain.

5. Empatimu sangat minim.

Karena terlalu fokus pada dirimu, kamu sangat jarang bisa berempati pada orang lain. Kamu selalu meminta dimaklumi tapi kamu tidak pernah memaklumi orang lain. Hampir mustahil bagi kamu mengandaikan dirimu di posisi orang lain. Akhirnya kamu sering bergesekan dengan orang-orang di sekelilingmu, termasuk keluargamu.

6. Kamu mudah menyalahkan orang lain.

Sifatmu yang selalu merasa paling benar dan minim empati membuatmu mudah menyalahkan orang lain. Kamu jarang mencermati penjelasan orang lain dan cenderung menyalahkan seketika. Padahal segala sesuatu pasti ada kronologinya. Jika kamu terus seperti itu, orang akan enggan berhubungan denganmu.