Pada awalnya puasa Ramadan mulai disyariatkan pada tanggal 10 Sya'ban tahun kedua Hijriah atau setengah tahun setelah umat Islam berhijrah dari Mekah menuju Madinah. Atau pada saat setelah umat Islam diperintahkan untuk memindahkan kiblat yang sebelumnya mengarah ke Masjid Al-Aqsa kemudian berubah mengarah ke Masjidil Haram.

Kemudian menurut hadis yang diriwayatkan oleh Mu'adz bin Jabal, mengatakan bahwa sebelum Nabi mendapatkan perintah untuk puasa Ramadan, Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan puasa 'Asyura dan puasa tiga hari setiap bulannya.

Kemudian puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriah atau 624 Masehi. Hal ini juga bersamaan dengan disyariatkannya salat Ied, zakat fitrah, dan kurban.

Ayat Alquran tentang puasa Ramadan.

Selain itu, sejarah puasa Ramadan menjadi wajib dilakukan juga dijelaskan pada beberapa ayat di Alquran berikut ini:

1. Q.S. Al-Baqarah ayat 183

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

2. Q.S. Al-Baqarah ayat 185.

Artinya:

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Hadis tentang puasa Ramadan.

Sejarah puasa Ramadan juga bisa dijelaskan melalui beberapa hadis yang mengatakan bahwa puasa Ramadan adalah amalan wajib umat Islam.

1. HR. Ahmad, Nasai, dan Baihaqi dalam Syuabul Iman, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami Nomor 55.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya:

"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, di mana Allah mewajibkan puasa di bulan itu kepada kamu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan durhaka dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah terhalangi."

2. HR.Bukhari Muslim.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya:

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

3. HR. Bukhari Nomor 1909.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya:

"Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Syaban sampai tiga puluh hari."

Hikmah puasa Ramadan.

Nafsu adalah makhluk Allah yang serakah. Sebelum Allah menciptakan Nabi Adam AS, Allah menciptakan akal dan nafsu. Kemudian mereka dipanggil untuk menghadap Allah.

Akal ditanya oleh Allah: "Man ana wa man anta" yang artinya "Siapa Aku dan siapa kamu?"

Lalu akal menjawab: "Allahu Rabbi" yang artinya "Aku hanyalah makhluk ciptaan-Mu yang lemah dan tidak ada daya dan upaya melainkan izinMu. Engkau adalah penciptaku, Rabb pencipta alam."

Setelah itu giliran nafsu ditanya oleh Allah dengan pertanyaan yang sama: "Man ana wa man anta" yang artinya "Siapa Aku dan siapa kamu?"

Nafsu menjawab: "ana,ana wa anta, anta" yang artinya "aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Karena jawaban nafsu tersebut. Kemudian dia dimasukkan ke dalam neraka selama 100 hari. Setelah 100 hari, nafsu ditanya kembali oleh Allah dengan pertanyaan yang sama: "Man ana wa man anta" yang artinya "Siapa Aku dan siapa kamu?"

Nafsu menjawab: "Ana, ana wa anta, anta" yang artinya "aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Ternyata nafsu tidak jera. Kemudian Allah menciptakan neraka baru, yaitu Neraka Ju (Neraka Lapar). Nafsu pun dimasukkan ke dalam neraka lapar. Setelah 100 hari, nafsu ditanya kembali oleh Allah dengan pertanyaan yang sama: "Man ana wa man anta" yang artinya "Siapa Aku dan siapa kamu?"

Dengan keadaan lemas, tak berdaya. Nafsu menjawab: "aku adalah ciptaanmu dan Engkau adalah penciptaku".

Begitulah watak nafsu, sejak diciptakan memiliki ego yang tinggi dan berani menentang Allah. Sama halnya dengan di sekitar kita. Orang yang menuruti nafsunya akan melanggar perintah Allah. Sebaliknya orang yang bisa mengendalikan nafsunya akan menaati perintah Allah.

Dari kisah di atas kita dapat mengambil hikmahnya, yaitu untuk mengendalikan nafsu, kita disarankan untuk berpuasa.