Perilaku toxic bisa terjadi pada siapa pun, termasuk orang tuamu sendiri. Orang tua toxic adalah orang tua yang selalu mengatur, memerintah, dan berkehendak semaunya tanpa berkompromi dengan anak dengan dalih "orang tua mau yang terbaik buat anaknya". Orang tua memang ingin memberi yang terbaik buat anaknya, tapi tanpa sadar orang tua justru memberi racun terhadap mental sang anak.

Toxic parents tidak hanya terjadi dengan kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan verbal. Banyak orang tua yang sering mengkritik, membandingkan dengan anak lain, 'mencekik' anak dengan kemauannya, dan masih banyak lagi.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan orang tua yang toxic membawa tekanan batin dan traumatis cukup dalam. Alih-alih menjadikan anak lebih baik, hal tersebut justru memperburuk hubungan orang tua dengan sang anak.

Perilaku toxic orang tua dapat menjadikan anak pribadi yang anti sosial, emosional, penakut, dan depresi. Lalu, bagaimana cara yang benar menghadapi orang tua seperti itu?

1. Cari support system.

Punya toxic parents? Coba 4 tips ini untuk menghadapinya

Menghadapi orang tua yang seperti itu tidaklah mudah bagi anak, apalagi remaja yang kadang emosinya masih labil. Dengan begitu, kamu harus mencari tempat 'bersandar' ketika dilanda masalah dengan orang tua. Walaupun tidak selalu terselesaikan, setidaknya kamu punya penghibur untuk menghilangkan sejenak beban pikiran.

2. Melakukan kegiatan positif.

Jika rumah tidak lagi membuatmu nyaman, sebaiknya cari kegiatan atau aktivitas yang positif di luar rumah. Seperti mengasah hobi atau melakukan hal baru.

Biasanya toxic parents mendominasi kehidupan sang anak, termasuk mengontrol hobi dan cita-cita anaknya dengan dalih orang tua lebih tahu yang terbaik. Hal tersebut menjadi tekanan batin bagi anak yang kemauannya bebeda dengan sang orang tua. Nah, ini saatnya kamu buktikan kepada orang tuamu kalau jalan yang kamu pilih tidak seburuk yang mereka bayangkan.

3. Berterus-terang.

Punya toxic parents? Coba 4 tips ini untuk menghadapinya

Ketika punya orang tua yang toxic, sebaiknya hal yang dilakukan adalah berembuk dan mengeluarkan keluh kesah masing-masing. Diskusikan hal-hal yang bikin kamu tidak nyaman kepada orang tua, begitu juga sebaliknya. Diskusi tersebut berguna agar hubungan dengan orang tua tetap harmonis dan tidak renggang. Namun, kata-kata yang dilontarkan kepada orang tua tetap yang sopan, ya.

Selain itu, dengan mengatakan unek-unek bisa menjadi 'tamparan' bagi orang tua bahwa yang mereka lakukan itu berdampak buruk bagi mental anak. Tidak semua anak termotivasi jika dibandingkan dengan anak lain, ada yang semakin downdan tidak percaya diri. Bahkan ada yang melampiaskan kekesalannya dengan membuat onar, tawuran, atau menjadi anak yang pelawan kepada orang tua. Secara tidak sadar, hal-hal negatif yang terjadi pada anak disebabkan perilaku orang tuanya sendiri.

Orang tua juga harus bisa membangun komunikasi yang baik kepada anak serta menjelaskan dan mengajari anak dengan kata-kata yang mudah mereka pahami. Banyak yang melihat orang tua sering mengkritik anaknya agar sang anak menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi mengkritik tidak akan bisa mengubah anak, jurstru hanya memperparah hubungan dengan anak.

4. Berdamai dengan keadaan.

Jika poin ketiga tidak berjalan lancar maka yang harus dilakukan adalah berdamai dengan keadaan. Meskipun tidak segampang ketika diucapkan, poin keempat ini adalah jalan satu-satunya apabila tidak bisa diselesaikan secara baik-baik.

Walaupun toxic parents adalah sesuatu yang salah, kamu tidak bisa menuntut apalagi mengubah orang tuamu. Hal ini hanya memperkeruh keadaan. Jadi, meskipun susah, kamu harus menerima dan berdamai dengan keadaan bahwasannya itu adalah orang tuamu juga. Sebagai anak kamu perlu fokus mengontrol diri dan menyemangati dirimu sendiri.