Orang pada umumnya menggunakan bantal yang terbuat dari kapuk atau silicon sebagai sandaran kepala ketika tidur. Tapi kejadian aneh terjadi pada pria yang satu ini. Seorang pria dari daerah Jhansi, India menggunakan kakinya yang telah diamputasi untuk menopang kepalanya di atas kasur.

Pria ini gunakan potongan kakinya yang diamputasi sebagai bantal

Pria bernama Ghanshyam tersebut bekerja sebagai seorang kondektur bus sekolah. Dia telah mengalami sebuah kecelakaan ketika sedang mengantar para siswa pulang dari sekolah menggunakan bus. Pada saat itu pria berusia 28 tahun ini sedang berada didekat pintu bus ketika kecelakaan terjadi, nahasnya kakinya terjepit badan bus yang terguling.

Menurut media lokal setempat, bus yang diisi oleh belasan siswa sekolah tersebut dalam perjalanan pulang dari Lehchura. Tiba-tiba ada hewan liar menyebrang jalan yang membuat sang sopir kehilangan kendali dan menyebabkan bus terbalik dipinggir jalan.

Pria ini gunakan potongan kakinya yang diamputasi sebagai bantal

Sayangnya, kaki Ghanshyam harus diamputasi karena kejadian ini. Pria nahas tersebut dibawa ke rumah sakit setempat sesaat setelah kecelakaan. Dilaporkan juga bahwa beberapa siswa mengalami luka-luka pada kecelakaan tersebut.

Yang menjadi perhatian publik adalah ketika keluarganya datang melihat kondisi Ghanshyam dirumah sakit. Mereka sungguh terkejut karena dia menggunakan kaki kirinya yang telah diamputasi sebagai bantal. Keluarganya yang melihat hal ini meminta kepada pihak rumah sakit untuk memberikan bantal yang sebenarnya namun mereka menolak. Akhirnya keluarga pria ini membawakan bantal sendiri setelah membeli disebuah pasar karena hampir 2 jam tidak ada tindakan.

Pihak rumah sakit membantah telah melakukan hal ini. Mereka menduga bahwa salah satu saudaranya yang telah meletakkan kaki tersebut sebagai bantal. Namun ibu dari korban bersikeras bahwa sang dokter lah yang melakukan hal ini.

Akibat kejadian ini 4 orang staf rumah sakit, termasuk seorang dokter, seorang petugas medis dan dua orang perawat ditangguhkan oleh Menteri Kesehatan dan Pendidikan, Ashutosh Tandon pada taggal 10 Maret sampai pihak berwenang menemukan pelaku yang telah melakukan tindakan memalukan ini.