Baru-baru ini ada iklan tentang hasil kerja Jokowi sang petahana yang sekarang maju menjadi Calon Presiden pada pemilu 2019 mendatang. Iklan tersebut di bioskop sebelum pemutaran film dimulai

Iklan tersebut menuai banyak pro dan kontra dimana ada yang menilai bahwa hal itu sebagai penyampaian hasil kerja Jokowi selama menjabat sebagai presiden terutama di bidang pangan dengan membangun banyak bendungan akan tetapi ada juga yang menilai hal itu sebagai bentuk pilitik mengingat Jokowi akan maju menjadi Calon Presiden menghadapi pasangan Prabowo-Sandi (PADI) pada 2019 mendatang.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat,Syarief Hasan,angkat bicara mengenai iklan tersebut. Syarief menegaskan bahwa sebelum Jokowi tidak pernah ada presiden yang menayangkan hasil kerjanya di bioskop. Namun Syarief menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melakukan penilaian karena ada Bawaslu sehingga ia meminta Bawaslu untuk kooperatif.

"Kayaknya sih nggak ada deh dulu. Pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) nggak pernah melakukan hal yang ditengarai berpotensi melanggar peraturan kampanye," kata Syarief.

Namun Sekjen Partai PDI, Hasto Kristiyanto, menilai hal itu menandakan bahwa demokrasi kita semakin matang dan selama itu membawa hal yang baik kenapa tidak dan menilai iklan tersebut tidak ada unsur sama sekali

"Itu kan tidak ada permintaan mencoblos, tidak ada permintaan. Gambar KH Ma'ruf juga kan nggak ada di situ," kata Hasto.

Sementara untuk tidak menimbulkan polemik iklan yang berkepanjangan pihak Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) menyatakan bahwa masih terus mengkaji iklan tersebut untuk lebih mengetahui apa konteks dari iklan tersebut.

"Kita harus mengkaji lebih lanjut, kami juga belum tahu konteksnya seperti apa tapi kita liht lagi nanti," kata Ketua Bawaslu Abhan di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (13/9).