Pasangan gubernur DKI Jakarta akhirnya dilantik pada (16/9). Banyak warga yang menyambut gembira pelantikan tersebut, tak sedikit dari kalangan pejabat maupun artis menyampaikan ucapan selamat kepada Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Euforia pelantikan tak hanya terasa bagi warga DKI, warganet dari luar daerah pun ikut meramaikan hashtag #SelamatBekerjaAniesSandi hingga jadi trending topic di media sosial.

Usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, pasangan pemimpin ibu kota ini pun bertolak ke Balai Kota dan menemui warga yang sudah menunggunya sejak siang. Saat menyampaikan pidato pertamanya selaku Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan banyak pesan di hadapan ribuan warga yang memenuhi halaman Balai Kota. Dalam pidatonya, Anies banyak mengutip pepatah khas daerah dan dari sejumlah toko nasional. Berikut isi pidatonya:

1. Diawal pidato, Anies menyebut pepatah dari Batak ini:
"Holong manjalak holong, holong manjalak domu yang artinya Kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan."

Pidato pertama Anies, ini 6 pepatah daerah yang disampaikan
2. Selanjutnya Anies menyelipkan pepatah dari Madura:
"Itik se atellor, ajam se ngeremme." Artinya Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain.

3. Pepatah Aceh: "Cilaka rumah tanpa atap, cilaka kampung tanpa guyub."

Dari peperah tersebut, Anies memaknainya sebagai persatuan dan keguyuban ini yang harus terus diperjuangkan. Dimulai dari meruntuhkan sekat-sekat interaksi antar segmen masyarakatnya, terutama pemisahan ruang interaksi berdasar kemampuan ekonomi.

4. Anies menyinggung soal musyawarah dengan pepatah Minang. "Tuah sakato," kata orang Minang. Dalam kesepakatan berdasar musyawarah itu terkandung tuah kebermanfaatan.

5. Pepatah Banjar pun diselipkan dalam pidatonya:
"Salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu," satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher. Kiasan ini bermakna hubungan antar elemen masyarakat yang erat, saling setia dan mendukung satu sama lain.

6. Yang terakhir, Anies mengutip pesan kearifan lokal dari Minahasa yang berbunyi, "Si tou timou tumou tou". Manusia hidup untuk menghidupi orang lain, menjadi pembawa berkah bagi sesama.

Sebagai seorang akademisi, Anies Baswedan tampaknya tak menemui kesulitan dalam menyusun kalimat- kalimat indah. Tak heran jika pepatah penuh makna tersebut banyak terselip dalam isi pidatonya.