Dilansir dari reporter CNN di Gaza, para warga Palestina menandai hari berkabung pada Selasa (15/05/2018) setelah para tentara Israel membunuh banyak protestan di Gaza yang sedang berdemo menentang pembukaan kedubes Amerika Serikat di Yerusalem. Banyak upacara pemakaman akan dilakukan setelah 60 warga Palestina terbunuh dari serangan tersebut menurut informasi yang diberikan oleh Menteri Kesehatan Palestina.

Diantara para korban meninggal tersebut ada delapan anak-anak termaksud seorang bayi berumur delapan bulan bernama Laila Anwar Ghandour. Menteri kesehatan Palestina mengatakan bahwa bayi tak berdosa tersebut meninggal karena sesak nafas akibat gas air mata.

Pemakaman si kecil Ghandour telah dilaksanakan pada Selasa pagi. Ibu dan ayah dari Ghandour menyelimuti jenazahnya dengan kain kafan dan mengangkatnya dan membawanya dengan berjalan kaki ke area penguburan.

Menteri Kesehatan Palestina mengatakan serangan pada hari Senin lalu adalah serangan paling mematikan di Gaza sejak peperangan yang terjadi pada 2014 silam. Di West Bank, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengumumkan hari berkabung selama tiga hari dan mengatakan bahwa kejadian hari senin lalu adalah salah satu kejadian yang paling mengerikan yang pernah terjadi kepada rakyat Palestina.

Upacara pemakaman pada hari Selasa ini jatuh pada hari dimana orang-orang Palestina menyebutnya sebagai "Nakba" atau "Malapetaka", hari yang sama dimana lebih dari 700,000 rakyat Palestina diusir atau pergi meninggalkan rumah-rumah mereka pada saat peperangan Arab-Israel tahun 1948-1949.

Pihak militer Israel mengatakan bahwa para demonstran mencoba untuk menyerbu gerbang perbatasan antara Israel dan Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada hari Senin lalu adalah tindakan yang pantas yang dilakukan oleh pihak militer Israel untuk mencegah serangan menembus melewati perbatasan Israel.

Palestina berdarah jelang Ramadan, beberapa korban adalah anak-anak

Menurut menteri kesehatan Palestina, lebih dari 2,700 orang menderita luka-luka dan lebih dari setengah dari mereka menderita luka bakar. Tim medis Palestina mengatkan kepada CNN bahwa mereka banyak menangani anak-anak muda yang menderita luka tembak.