Setelah Malasyia Open 2019, Tiongkok mulai menancapkan taringnya dalam supremasi bulu tangkis dunia. Lewat 4 gelarnya di sektor ganda putra, ganda putri, tunggal putra, dan ganda campuran cukup membuktikan bahwa Tiongkok masih menjadi raksasa bulu tangkis dunia.

Seperti yang kita ketahui pada sepanjang tahun 2018, Jepang mendominasi dalam perolehan prestasi. Bahkan dalam perolehan titel juara di World Tour 2018 mereka menduduki urutan nomor satu. Tak salah rasanya jika Jepang disebut-sebut akan menguasai perbulu tangkisan dunia dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini diperkuat dengan kekuatan raksasa bulu tangkis seperti Tiongkok, Korea Selatan, Indonesia, dan Malasyia mengalami penurunan.

Namun anggapan itu sepertinya tidak cukup benar mengingat kembalinya kekuatan raksasa bulu tangkis dunia, Tiongkok, yang dulu mendominasi pada zaman Superseries (2006-2017).Hal ini tidak dapat dipungkiri atas hasil perolehan titel di BWF World Tour. China berada di urutan pertama jumlah perolahan titel World Tour untuk sementara.

Pada 2019 ini Tiongkok kembali bangkit di ajang bulu tangkis dunia

Selain hasil Malaysia Open 2019 super 750, Tiongkok juga berhasil mendapat tiga gelar di All England super 1000. Melalui pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di ganda campuran, Chen Qinchen/Jia Yifan di ganda putri, serta tunggal putri, Chen Yufei berhasil menggondol titel juara di ajang turnamen bulu tangkis di dunia itu.

Perkembangan naik ini juga selaras dengan target presiden Asosiasi Badminton Tiongkok, Zhang Jun yang ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Pada 2019 ini Tiongkok kembali bangkit di ajang bulu tangkis dunia

"Prioritas utama kami adalah berusaha untuk mengisi semua slot yang tersedia untuk Olimpiade Tokyo 2020, dengan tujuan akhir memenangkan lima medali emas Olimpiade di Tokyo," tegas Zhang yang dilansir dari Badminton Planet.