Cinta ya cinta, tak mengenal kasta, usia, bahkan agama. Kita tidak pernah bisa menentukan dengan pasti akan melabuhkan hati ke dermaga yang mana. Kita mungkin bisa berusaha untuk tidak jatuh cinta, tapi kuasa Tuhan lah yang menentukan pada akhirnya. Cinta itu bukanlah dosa, yang keliru adalah memaksakan cinta.

Jadi, jika sama-sama cinta walaupun berjarak usia yang kentara, kenapa tidak?

Setidaknya, kita telah mencoba berjuang untuk bahagia bersama.

Berikut ini film-film besutan dari negara gajah putih, Thailand, yang berkisah tentang cinta beda usia. Terutama bagi kamu cowok yang jatuh cinta pada cewek yang lebih tua. Yuk, tonton!

1. Fabulous 30 (30 Gum Lung Jaew)

Nih, 4 film Thailand tentang cinta beda usia yang rugi jika dilewatkan

Film yang dirilis pada 2011 silam ini bercerita tentang kisah cinta beda usia antara Ja (31) yang diperankan oleh Patcharapa Chaicue dan Por (24) yang diperankan oleh Phuphom Phongpanu.

"Bagiku, kau adalah orang yang spesial, dan aku tak memandang umur. Dan, aku ingin kaupun berpikir bahwa aku adalah orang spesial juga bagimu, tanpa memandang usia." - Por


Por jatuh cinta sejak pandangan pertama pada Ja ketika mengikuti suatu kegiatan sosial tujuh tahun lalu. Sayangnya, Ja tidak menyadari sosok Por. Mereka kembali bertemu pada perayaan ulang tahun Ja yang ke-31 ketika Por pindah ke rumah neneknya yang dekat dengan tempat kerjanya. Sejak saat itu, Por mulai mendekati Ja yang sempat gagal menikah karena Nop (kekasihnya selama 7 tahun) lebih memilih untuk berkarir daripada melangsungkan pernikahan yang sudah mereka rencanakan. Perjuangan Por untuk mendapatkan cinta Ja menemui banyak rintangan, seperti Ja yang terus saja menolaknya dengan dalih Por hanya dianggap sebagai adik, Nop yang kembali pada Ja (akhirnya putus lagi), dan Por yang ditugaskan bekerja di tengah laut dalam waktu yang cukup lama.

Namun, Por tidak menyerah. Walupun hubungan mereka telah renggang untuk beberapa waktu, namun video ucapan Selamat Ulang Tahun Ke-32 sekaligus ungkapan perasaan yang dikirimkan oleh Por melalui e-mail pada Ja, membuktikan bahwa Por masih memiliki cinta padanya. Ja yang sudah berurai air mata lantas teringat kata teman-temannya untuk cukup dengarkan kata hatinya saja tanpa memikirkan begitu banyak hal termasuk jarak umur diantara mereka. Ja pun berlari mengejar Por yang sedang menanti taksi. Ja melanjutkan pertanyaan Por dalam video yang terhenti karena jeleknya koneksi internet itu, bahwa jika Ja berkata dia bukanlah untuk Por, apa yang akan Por katakan. Por berkata, kalau dia akan mengulanginya lagi dari awal. Lalu, Ja kembali bertanya, jika dia berkata bahwa dirinya memanglah untuk Por, kemudian Por menjawab bahwa dia akan meninggalkan hatinya pada Ja dan pergi bekerja. Mereka berpelukan. Pada akhirnya, ketulusan Por berhasil meyakinkan Ja bahwa umur bukanlah penghalang untuk menjalin cinta.

2. First Kiss (Rak Sud Tai Pai Na)

Nih, 4 film Thailand tentang cinta beda usia yang rugi jika dilewatkan

Film ini di rilis pada 2012 dan diperankan oleh Kaneungnich Jaksamithanon sebagai Sa (26) yang seorang karyawan kantoran dan Thakrit Hamannopjit sebagai Bass (18) yang masih SMA.

"Apa sudah kubilang padamu, cinta itu seperti menunggu bus? Aku sadar, bahwa itu bukan hanya sekedar menunggu. Aku juga belajar bahwa saat busnya tiba, kau harus memutuskan untuk menaikinya atau tidak." - Sa


Kisah cinta beda usia antara Bass dan Sa dimulai ketika mereka tak sengaja berciuman di dalam bus. Sa percaya bahwa ciuman pertama akan menentukan bagaimana kisah cintanya nanti, sehingga dia begitu kesal karena bukan Ohm (pria yang disukai Sa sejak SD) yang mendapatkannya. Seiring waktu berlalu, Bass terus saja mengusili Sa hingga akhirnya Sa setuju pergi menonton di bioskop bersamanya, dan ternyata mempertemukan Sa dengan Ohm dan Pam yang akan segera menikah. Sa merasa terpukul dan sejak saat itu pula Bass semakin intens mendekati Sa hingga akhirnya mereka berpacaran. Namun, rintangan dalam cinta beda usia merekapun mulai bermunculan. Pertama, teman-teman Sa tidak setuju ketika mengetahui bahwa ternyata Bass masih SMA, dimana Sa seharusnya lebih bijak memikirkan masa depannya lantaran rahimnya mungkin tidak berfungsi lagi ketika Bass akhirnya siap menikah. Sa sempat dilema, tapi Bass cukup berhasil meyakinkannya.

Rintangan kedua, Ohm kembali pada Sa, yang membuat Bass sangat cemburu sehingga diapun bahkan mengabaikan Sa. Ohm ternyata menikahi Pam karena dia tengah mengandung anak dari ayahnya Bass. Namun, pada akhirnya Sa memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan mereka. Sa tidak sengaja bertemu Bass di sebuah pub, namun tak lama setelah itu Bass ditangkap oleh anak buah ayahnya karena beliau tidak suka Bass bermain musik. Sa diantar Ohm ke rumah Bass dan disanalah rintangan ketiga mereka: Bass harus melanjutkan sekolah ke luar negeri. Bass pun tidak punya pilihan lain karena ayahnya mengancam tentang Sa. Merekapun berpisah tanpa ada sepatah katapun dari Bass, meninggalkan Sa yang menangis. Sa masih saja belum bisa melupakan Bass walaupun telah berlalu 5 tahun. Hingga akhirnya Bass pun kembali. Tak ada kata yang terucap, mereka berpelukan sambil menangis di balkon apartemen Sa. Cinta beda usia merekapun akhirnya dapat bersatu.

3. Seven Something (Rak Jed Pee Dee Jed Hon)

Nih, 4 film Thailand tentang cinta beda usia yang rugi jika dilewatkan

Film ini di rilis pada 2012 silam, terdiri atas tiga cerita dalam satu film. Nah, kisah cinta beda usia berada pada cerita terakhir berjudul 42.195 yang diperankan oleh Suquan Bulakul sebagai 'She' (42) dan Nickhun Horvejkul sebagai 'He' (24).

"Garis finis diperuntukkan kepada semua pelari. Tak peduli apakah kamu pelari ke-1 ataupun pelari ke-1500, karena setiap pelari yang melewati garis finis, adalah seorang juara."


She, yang berprofesi sebagai seorang pembaca berita, merasa sangat sedih karena suaminya tewas dalam kecelakaan pesawat. Dia menghabiskan banyak waktunya dengan mengurung diri di dalam rumah. Suatu hari, dia tertabrak oleh He yang sedang berlari ketika She hendak pulang setelah berjalan-jalan ke taman. She sedikit terluka dan sendalnya pun putus, sehingga He akhirnya mengantarnya pulang. Keesokan harinya, He mendatangi rumah She dan membawakannya sepatu lari untuk mengganti sendalnya yang putus. Merekapun mulai dekat. He ingin mengikuti Bangkok Giant Marathon yang berjarak 42,195 km, sehingga diapun rutin latihan lari. Akhirnya, She juga tertarik untuk ikut lari. Seiring waktu berlalu, cintapun tumbuh diantara mereka yang terpaut usia sangat jauh. Suatu ketika, She merasa tak sanggup untuk melanjutkan latihan maraton. Namun, He pun berkata bahwa jika She ingin mengubah hidupnys, maka lari maratonlah.

Namun, She yang semula mulai merasa 'hidup', kemudian kembali 'terjebak' di masa lalunya. Ternyata, secara tidak langsung, dialah penyebab kecelakaan suaminya karena dia memintanya untuk pulang lebih cepat dimana penerbangan yang diambil suaminya itu mengalami kecelakaan. Perasaan bersalah tersebut lantas membuat She berubah pikirandan memutuskan untuk tidak akanikut lomba marathon. Dia juga tidak mau bertemu dengan He lagi, apalagi teman-teman She pun menentang hubungan cinta beda usia mereka. Sehari sebelum pertandingan, He mengirim kaos beserta nomor peserta ke rumah She. Dan, setelah menimbang-nimbang, akhirnya She memutuskan untuk ikut lomba marathon. Dia menyadari bahwa dia telah 'berlari' sejauh ini, dansetidaknya diaharus mampu mencapai garis'Finish'.

4. The Little Commedian (Baan Chan Talok Wai Gon)

Nih, 4 film Thailand tentang cinta beda usia yang rugi jika dilewatkan

Film ini di rilis pada 2010 silam dan diperankankan oleh Chawin likitjareonpong sebagai Tock (12) dan Paula Taylor sebagai dr. Ice (24).

"Aku memang masih anak-anak, tapi hatiku seperti seorang pria dewasa."


Diceritakan bahwa Tock selalu gagal membuat lawakan, walaupun keluarganya adalah komedian secara turun-temurun. Suatu ketika, Tock menemani temannya ke sebuah klinik, dan disanalah dia bertemu dr. Ice yang tertawa mendengar leluconnya yang garing. Tock pun jatuh cinta pada pandangan pertama, dan mulai melakukan berbagai cara konyol supaya dapat sering bertemu dengan dr. Ice. Suatu ketika, Tock mengetahui bahwa dr. Ice ternyata hamil dan pacarnya berada di Amerika. Ketulusan perasaan Tock, yang notabene adalah seorang anak laki-laki yang sedang dalam proses menuju sebagai seorang pria dewasa dalam masa pubertasnya, membuatnya tetap bertahan di sisi dr. Ice walaupun dia hanya dianggap sebagai seorang adik oleh dr. Ice. Bahkan hingga kelahiran anak dr. Ice, dan Tock lantas di minta menjadi ayah angkat dari anaknya, tentu saja Tock setuju!

Hubungan antara ayah-anak pun begitu menyentuh. Betapa perjuangan Tock untuk menyenangkan hati ayahnya. Walaupun terasa menyakitkan, karena harus hidup di bawah bayang-bayang sang ayah dan tidak bisa menjadi seperti apa yang diharapkan oleh ayahnya. Namun, pada akhirnya, ayahnya akan selalu mencintai Tock walaupun Tock tidak dapat menghasilkan guyonan yang membuat orang terpingkal-pingkal.