Mustard gas, atau sulfur mustard (Cl-CH2CH2)2S adalah gas kimia yang dapat menyebabkan kulit, mata dan saluran pernafasan terbakar parah, cukup dengan menghirupnya, menelannya, atau terkena kontak langsung dengan kulit dan mata. Sesuai dengan namanya, mustard gas mengeluarkan bau seperti mustard, walau beberapa menciumnya seperti bawang putih atau belerang. Apabila terpapar dengan mustard gas yang pekat, penderita akan mengalami tanda-tanda seperti iritasi kulit dan mata, kebutaan sementara, sesak napas, demam, hingga muntah-muntah 1 sampai 2 jam sesudahnya. Walaupun tidak langsung merenggut nyawa, mustard gas dapat mengakibatkan kebutaan total dan cacat permanen. Yang pasti, mustard gas merusak gen pada sel manusia dan dapat menimbulkan penyakit kanker.

Mustard gas, gas beracun yang mematikan pada Perang Dunia I

foto: livescience.com

Pertama kali digunakan saat Perang Dunia I, mustard gas sangat berguna untuk melumpuhkan musuh secara masal. Berawal di 1915 dimana Jendral Max Hoffman dari Jerman menggunakan gas air mata terhadap Rusia. Serangan yang diharapkan dapat mengakibatkan kerusakan parah ini ternyata memberikan hasil yang kurang memuaskan. Semenjak itu, ilmuwan Jerman terus melakukan percobaan untuk menggunakan gas kimia sebagai senjata perang. Di 1917, Jerman merupakan yang pertama kali menggunakan mustard gas kepada Inggris dan memakan lebih dari 400.000 korban.

Mustard gas, gas beracun yang mematikan pada Perang Dunia I

foto: bbc.com

Di tahun 1943, Angkatan Laut Amerika Serikat ternyata melakukan eksperimen rahasia mustard gas kepada manusiaanggota pelautnya sendiri. Khawatir kalau Jerman atau Jepang akan menyerang menggunakan gas beracun, Amerika Serikat segera mengembangkan pakaian dan masker proteksi yang diupayakan lebih efektif menangkal gas tersebut. Dan karena eskperimen terhadap hewan tidak berjalan dengan baik, para peneliti memutuskan untuk memakai manusia sebagai kelinci percobaan. Nathan Schnurman dan Russel OBerry merupakan dua dari 2500 pelaut yang mengikuti percobaan maut tersebut.

Mustard gas, gas beracun yang mematikan pada Perang Dunia I

foto: science.howstuffworks.com

Mereka yang mengikuti eksperimen yang diberi nama 'man break' tersebut bukan merupakan sukarelawan. Setelah 8 minggu di kamp pelatihan, seorang petugas mendatangi kami dan menyatakan kalau dengan bersedianya mengikuti eksperimen rahasia, kami dapat mempersingkat perang, kata OBerry yang saat itu berumur 17 tahun. Baru di saat OBerry mencapai Laboratorium Percobaan Angkatan Laut, ia diberitahu kalau eksperimen tersebut menggunakan mustard gas. Beberapa menolak memasuki ruangan gas. Tapi kami diberitahu kalau tidak menyetujui mengikuti tes, kami akan berakhir di penjara tentara di Kansas, tambahnya.

Awalnya saya pikir perjalanan ke Florida, kata Schnurman. Nyatanya, Schnurman dibawa ke kamp tentara Edgewood di Maryland, dimana ia diberikan masker gas dan diberitahu kalau percobaan dimaksudkan untuk mencari tahu seberapa efektif perlengkapan angkatan laut dapat menangkal gas beracun.

Mustard gas, gas beracun yang mematikan pada Perang Dunia I

foto: science.howstuffworks.com

OBerry sebagai salah satu yang berhasil bertahan hidup dan mengalami kebutaan di sebelah matanya, menjelaskan kalau ia tidak sendirian saat itu, tapi dikurung bersama 9 orang lain di dalam ruangan gelap yang kecil dengan pintu tebal yang hanya bisa dibuka dari luar. Ia tidak pernah melihat gas disemprotkan lewat lubang kecil di atap, tapi ia merasakan sensasi terbakar di mata kanan, bokong, dan area kelaminnya. Percobaan yang terus berlanjut memunculkan lecet sebesar telur ayam di bokongnya dan ia terus menerus batuk di saat gas telah mencapai paru-parunya.

Mustard gas, gas beracun yang mematikan pada Perang Dunia I

foto: bbc.com

Setelah 5 dekade lamanya eksperimen 'man break' terkunci rapat, akhirnya di tahun 1993 Pentagon menyetujui untuk membuka ceritanya ke publik setelah terus didorong oleh para mantan pelaut yang berhasil selamat. Mereka yang mampu bertahan hidup akhirnya dapat bernapas lega karena sebelumnya mereka bahkan tidak bisa bicara jujur kepada dokter bahwa penyakit yang diderita sebetulnya merupakan dampak dari gas beracun.