Pembalut yang umumnya dipakai oleh para wanita saat ini adalah pembalut sekali pakai yang diisi dengan kapas dan dibatasi plastik di bagian bawahnya untuk mencegah "kebocoran". Tanpa kita sadari secara langsung, bumi yang menanggungnya.

Sampah pembalut sama seperti sampah popok bayi, yaitu belum memiliki cara penanganan yang baik. Sampah ini tidak mungkin didaur ulang karena alasan kehigienisan, sehingga bisa menumpuk di TPA. Padahal sampah pembalut yang terbuat dari plastik sangat sulit terurai, butuh waktu puluhan tahun sampai bisa terurai sepenuhnya. Alternatifnya adalah dengan pembakaran, yang tentu saja kembali mencemari udara.

Menstrual cup ini dipercaya jadi solusinya. Menstrual cup adalah alat kesehatan yang bentuknya seperti corong minyak, dengan ukuran lebih kecil dan terbuat dari silikon yang berbahan aman untuk tubuh. Alat ini digunakan untuk menampung darah selama menstruasi.

Biasanya, terdapat 2 ukuran menstrual cup. Yang pertama ukuran untuk yang sudah melahirkan dan yang kedua ukuran untuk yang belum pernah melahirkan. Berbeda dengan pembalut dan tampon yang harus beli baru setiap kali haid, menstrual cup atau cangkir menstruasi ini cukup beli satu kali saja. Karena satu buah menstrual cup bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama, kira-kira sekitar 10 tahun, dan penggunaannya bisa dipakai berkali-kali.

Berbeda dengan pembalut, menstrual cup tidak mengandung bahan pemutih seperti yang terdapat pada kandungan bahan pembalut. Selain itu, cangkir menstruasi ini bebas dari pewangi buatan yang terbuat dari bahan kimia. Area organ intim wanita yang sering terkontaminasi bahan-bahan kimia akan lebih rentan gatal atau bahkan iritasi pada permukaan vagina.

Selain bebas dari bahan kimia yang berbahaya bagi vagina, menstrual cup ini terbuat dari bahan silikon yang aman sehingga bisa digunakan lebih dari satu kali. Pemakaian berulang ini tentunya bisa mengurangi produksi sampah rumah tangga tiap bulannya. Selain aman dan bisa digunakan berkali-kali, penggunaan menstrual cup juga turut membantu mengurangi bumi dari hasil sampah yang menggunung akibat sampah pembalut yang susah terurai.